Dahulu sangat angkuh, dahulu sangat bermulut pedas, dahulu senangnya menghina, karena merasa dirinya cantik dan kaya hingga bisa dengan mudah mendapatkan segalanya.
Namun sebuah tragedi menimpanya, disaat dirinya mengalami kecelakaan tunggal hingga membuat dirinya tak bisa berjalan lagi.
Dirinya yang frustasi membuat nya menjadi gadis pendiam, hingga tiga tahun berlalu dirinya di pertemukan lagi oleh seseorang karena dijodohkan oleh orang tuanya.
Orang yang selalu di hinanya dan orang yang selalu di caci oleh dirinya, kini berstatus calon suaminya.
Melihat kebisuan Anika Putri membuat seorang mafia dingin seperti Bara bertanya.
"Dimana mulut mu yang dulu sepedas balsem extra hot hem? " tanya Bara Pratama yang saat ini menjadi seorang mafia berhati dingin.
Ikuti kisah Bara dengan Nika yuk bagaimana rumah tangga mereka setelah mereka menikah, berbagai perdebatan dan pertengkaran menghiasi rumah tangga mereka. akankah rumah tangga mereka berjalan langgeng?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Mengharapkan
Luna pun mencari tahu tentang siapa yang di maksud Bara tadi, hingga dia banyak bertanya pada semua orang yang ada di mansion tersebut hingga akhirnya dia bertemu dengan Matheo asisten Bara.
"Nah orang ini pasti paling banyak tahu tentang apa yang terjadi pada kak Bara" gumamnya saat melihat Matheo berjalan menuju lift karena dia ingin bertemu Bara di kamar nya.
"Math... Math tunggu" panggil Luna yang mengejar langkah Matheo.
Matheo menghentikan langkah nya di depan lift.
"Ada apa nona Luna? " tanya Matheo sopan.
"Aku hanya ingin tanya pada mu siapa itu tusuk sate?" tanya Luna polos.
Matheo memiringkan kepala nya heran.
"Math kenapa kamu malah bengong? aku bertanya pada mu siapa yang di maksud kak Bara tusuk sate? " tanya Luna kembali.
Matheo tersenyum saat mendengar ucapan Luna.
"Ooo itu calon istri tuan muda, nona" jelas Matheo setelah tersenyum karena dia mengingat perkataan tuan mudanya itu yang menjuluki istrinya itu dengan sebutan tusuk sate.
"Calon istri? " Luna nampak terkejut.
"Iya sebentar lagi tuan muda akan menikah dengan gadis pilihan tuan besar" jelas Matheo.
Luna hanya terbengong saat mendengar penjelasan Matheo.
"Apa nona sudah selesai saya bisa permisi karena tuan muda pasti menunggu saya sejak tadi, permisi nona" pamit Matheo sopan dia pun segera masuk kedalam lift dan menuju lantai tiga tempat dimana kamar Bara berada.
"Menikah... kak Bara menikah? tidak mungkin ini semua pasti salah paman tidak mungkin menjodohkan kak Bara dengan wanita lain selain aku" gumam Luna.
Luna sebenarnya sepupu jauh Bara, dia mempunyai perasaan pada Bara sejak lama bahkan sejak kecil namun Bara tak pernah membalas perasaan Luna karena Bara memang berprinsip tidak ingin mempunyai hubungan dengan wanita manapun karena itu merepotkan.
"Aku harus cari tahu seperti apa wanita itu" Luna lalu berjalan kesana kemari mencari seseorang yang bisa dia percaya untuk menjadi informan nya.
Dan tiba-tiba dia melihat seorang pelayanan di mansion tersebut pelayan yang dia kenal sebagai orang yang bisa memberikan informasi tentang apa yang dia perlukan sekarang ini.
Dengan senyuman licik Luna mendekati pelayan tersebut.
"Hai...Geva lama tidak bertemu? "sapanya basa-basi.
"Hai nona Luna apa kabar" jawab Geva sang pelayan.
"Apa anda membutuhkan sesuatu? " tanya Geva.
"Kau pintar sekali Geva aku memang membutuhkan sesuatu dari mu" ucap Luna dengan senyuman licik sambil mengibaskan beberapa uang di depan wajah Geva.
Geva yang memang matrelistis pun memelototkan matanya menatap uang tersebut.
"Informasi apa yang ingin anda dapatkan nona? " tanya Geva yang langsung mengerti apa maksud dari Luna setelah gadis itu memainkan uang di depan matanya.
"Cari tahu tentang calon istri kak Bara, seperti apa orang nya dan pekerjaan apa yang di gelutinya, aku ingin informasi yang lengkap selengkap lengkapnya nanti bonusnya menyusul bila semuanya selesai" ucap Luna.
"Itu hal yang mudah nona, serahkan saja kepada ku" ucap Geva dengan senyuman licik.
Apa aku tidak salah dengar tuan muda akan menikah? benarkah itu ck aku harus segera mencari tahu tentang ini semua.
Batin Geva yang juga sedikit penasaran dengan berita terbaru ini, karena memang belum semua orang mengetahui tentang pernikahan ini.
Sementara itu Matheo yang berada di ruang kerja Bara pun sedang memberikan informasi kepada Bara, informasi tentang Nika tentunya, karena selama tiga tahun ini yang dia tahu Nika hanya mengurung diri dirumah nya dan lebih sering menghabiskan waktu di kamarnya.
"Nona Nika meski hanya di dalam kamar dia ternyata menjadi desainer tuan muda beberapa butik terkenal suka dengan desain beliau dan suka membeli desainnya dengan harga fantastis, namun nona Nika tak pernah mau terikat kontrak dengan perusahaan desain manapun karena dia tak mau menunjukkan siapa dirinya sebenarnya karena kondisinya yang lumpuh" jelas Matheo.
"Hueh aku fikir dia itu pengangguran ternyata ada kerjanya juga hehehe" gumam Bara yang melihat kearah luar jendela.
"Ini beberapa desain nona Nika tuan yang saya dapatkan dari beberapa butik tersebut" Matheo menunjukkan beberapa desain pakaian kepada Bara.
Bara pun melihat beberapa gambar dari tab yang di tunjukkan oleh Matheo, beberapa desain pakaian wanita yang sungguh unik bagi Bara.
"Dia pandai mendesain pakaian kenapa tidak dia saja yang mendisain gaun pengantin nya sendiri" gumam Bara.
"Math beri tahu Nika desain saja baju pengantin nya sendiri untuk biayanya nanti katakan saja nanti tinggal kau transfer ke rekeningnya" perintah Bara.
"Baik tuan apa anda juga mempercayai nona untuk mendesain taxido anda?"tanya Matheo.
" Ide bagus katakan sekalian dia mendesain taxido untuk ku, aku ingin tahu bagaimana hasil karyanya untuk ku seperti apa nanti nya"ucapan Bara dengan tatapan dingin kedepan.
"Oiya tuan berapa hari anda akan memberi waktu nona untuk mendesain pakaian ini? " tanya Matheo sebelum menghubungi keluarga Nika.
"Tiga hari karena papah minta kami menikah secepatnya berarti pernikahan akan dilaksanakan minggu ini juga" ucap Bara serius.
"Baik tuan muda" Matheo pun menuruti perintah tuannya. Matheo langsung memberitahu pihak keluarga Nika untuk mendesain pakaian pengantin mereka nantinya.
"Aku lupa dulu dia memang mengambil jurusan desain tata busana mangkanya dia selalu berpakaian laun dari pada yang lain saat sekolah dulu" gumam Bara yang mengingat masa lalunya saat duduk di bangku SMK dulu.
Disisi lain di sebuah rumah mewah di pinggiran kota ada yang terkejut karena di minta mendisain gaun pengantin nya sendiri dalam waktu tiga hari.
"Apa?! apa dia gila?? " jerit Nika saat mamahnya memberitahu berita dari Matheo kalau Bara menginginkan Nika lah yang mendesain pakaian pengantin mereka dalam tiga hari.
Ya yang membuat Nika menjerit adalah waktu yang diberikan Bara sesingkat itu.
"Nika bukanlah kamu sudah biasa membuat pakaian mu sendiri? pasti kau juga bisa mendesain dan membuat pakaian pengantin mu dalam kurun waktu sesingkat itu" ucap mamah dengan lembut nya.
"Mamah ini bukan dress atau pakaian santai yang bisa langsung jadi dalam semalam tapi ini gaun pengantin mah, butuh detail yang banyak, apa lagi orang itu menyebalkan aku takut kreatifitas ku tak fi hargai olehnya" keluh Nika.
"Tapi mamah yakin kamu bisa dan karya mu pun akan di sukai oleh tuan muda nantinya" mamah antusias.
"Hem... baiklah akan aku coba" Nika pun pasrah.
"Baik mamah keluar kamar dulu ya masih banyak keperluan yang harus mamah siapkan juga untuk pernikahan mu nanti" mamah pamit keluar dari kamar Nika.
Setelah mamah menghilang dari balik pintu kamarnya Nika lalu berjalan ke arah meja kerjanya dan di bukanya laptopnya di buka file yang bertuliskan impian ku.
Disana terdapat desain gambar baju pengantin berwarna biru langit, saat mendesain gambar tersebut dia memang membayangkan bahwa suatu hari dirinya dan Bara memakai pakaian itu di atas pelaminan, dan entah kenapa sepertinya keinginan itu terwujud sekarang ini disaat dirinya sudah tak mengharapkan Bara.
Bersambung.