Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Bar - bar Vs Pria Menyebalkan
"Perempuan bar - bar dia rupanya," batin David.
"Apa kamu bilang? Kamu itu laki - laki yang kurang ajar," ucap Davina yang melotot ke arah Dafa.
"Perempuan bar - bar. Wheek!" Ejek Dafa pada Davina.
Davina sudah sangat ingin bersiap dan bergerak ingin memukul Dafa lagi. Tapi David berkata, " Lo, lebih baik pulang saja sekarang, gue takut lo bakalan mati muda karena gadis ini,"
"Sialan lo! Gue mau minta uang ganti rugi ke lo sekarang. Lihat nih, gara - gara calon Istri lo yang bar - bar gue jadi begini." ucap Dafa kesal.
"Berapa yang lo mau?" tanya David dengan gaya Bossy.
"200 juta," jawab Dafa singkat. karena ia ingin memeras David.
"Coba lo ulang, tadi lo mau minta berapa?" tanya David lagi memastikan.
"200 juta, Boss. Apa lu nggak denger apa yang udah gue bilang tadi." jawab Dafa.
"200 juta, ya? Baik? Tapi gue tonjok dulu hidung lo sekali lagi dan gue yakin hidung lo pasti bakal langsung patah dan gue bakal kasih lo 300 juta, lumayan kan buat operasi hidung, Bagaimana?" tanya David menaikkan sebelah alisnya.
"Apa?! Nggak jadi 200 juta deh, Bos. Kalau 20 juta aja, bagaimana?" Dafa mencoba menego pada Bossnya, dia mau tak ambil resiko jika hidungnya harus patah.
"Oke. Bakal gue transfer nanti." jawab David santai sambil meminum jus Alpukatnya yang sudah mau habis lagi.
"Mau minum, lo?" tawar David kali ini ke Dafa.
"Nggak usah Bos. Gue mau cabut saja sekarang. Bye.." ucap Dafa sambil menjulurkan lidahnya ke arah Davina.Dan membuat Davina sangat kesal hingga menghentakkan kakinya.
Davina masih merasa sakit hati dengan ucapan laki - laki kurang ajar itu.
"Duduk!" Seru David.
Davina menurut dan langsung menarik kursi yang ada di depannya.
"Mau pesan minum apa?" tawar David pada Davina.
"Saya tidak haus Pak Presdir. Terima kasih atas tawarannya," tolak Davina sopan.
"Baiklah. Kalau begitu saya mau menyampaikan mengenai tujuan saya memanggil kamu kesini?" ucap David.
Davina mengangguk.
"Kita sama - sama tahu, kalau kita tidak menginginkan pernikahan ini. Jadi saya ingin menawarkan sebuah kontrak pernikahan, yang akan menguntungkan kita berdua, bagaimana?"
Davina terdiam sejenak. Mencerna ucapan laki - laki yang ada di hadapannya ini, laki - laki yang akan menjadi suaminya sebentar lagi ya walaupun tanpa cinta.
"Kenapa kamu diam? Tak mau menerima?" tanya David lagi.
"Saya sedang memikirkannya, Pak Presdir," jawab Davina jujur.
"Apa lagi yang kau pikirkan? Kamu takut orang tua kita mengetahui pernikahan kontrak ini?" tebak David.
"Itu salah satunya," jawab Davina.
"Terus apa lagi? Oh, masalah hubungan intim? Itu kamu tidak perlu khawatir.Aku tidak akan menyentuhmu sama sekali. Karena pernikahan ini aku anggap hanya sebagai pernikahan sementara. Ya, walaupun sebenarnya pernikahan yang sah di hadapan hukum dan agama. Tapi aku akan mengakhirinya dalam waktu dua tahun ke depan, sesuai isi kontrak di surat ini," ucap David sambil mengeluarkan dan menunjukkan surat kontrak pernikahan.
"Kamu boleh baca dulu. Jika ada yang belum kamu mengerti. Kamu boleh bertanya denganku, oke? Tapi, dengan atau tanpa persetujuan darimu kontrak ini akan tetap aku jalankan. Dengan keadaanmu yang sekarang, mungkin kau tak akan bisa melawanku, bukan? Karena posisimu sekarang ini tidak bisa melakukan negosiasi denganku. Jika kamu mau melawan akan ku pastikan Ibumu itu tidak akan pernah bangun lagi." Ancam David pada Davina.
"Jangan bawa nama Ibuku dalam urusan ini, Pak Presdir yang terhormat!" ucap Davina penuh penekanan. Entah mengapa ia merasa lelaki yang ada di depannya ini sedang mengancamnya.
David berkata dan menyeringai, " Itu semua tergantung kamu.."
Tanpa membalas ucapan David. Davina langsung membaca isi dari surat kontrak pernikahan mereka. Cuma ada 5 poin yang tertulis di sana.
Di dalam surat kontrak itu tertulis Davina Aurellia sebagai pihak kedua dan Yohanes David Abraham sebagai pihak pertama.
Poin - poin dalam surat itu, mulai di baca dengan seksama oleh Davina. Setiap poin ia baca sampai berulang - ulang karena tak ingin di rugikan kedepannya.
Poin Pertama : Pihak kedua dan pihak pertama tidak boleh saling jatuh cinta.
'Well, kalau yang ini aku setuju, mana mungkin aku akan jatuh cinta pada pria seperti dia.' ucap Davin dalam hati
Poin Kedua : Pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan pihak pertama.
'Oke, Setuju. Siapa juga yang mau ikut campur,' batin Davina.
Poin Ketiga : Pihak kedua dan Pihak pertama harus terlihat romantis di hadapan orang tua pihak pertama.
Davina berhenti pada poin yang ketiga. Ia ingin bertanya kepada Pak Presdir sekaligus calon Suaminya yang menyebalkan ini.
"Maaf, Pak Presdir.Saya ingin bertanya pada poin yang ketiga," ucap Davina. Yang ingin tahu apa yang di maksud harus terlihat romantis itu seperti apa.
"Mulai sekarang, jangan panggil Pak Presdir, cukup panggil nama saya saja," pinta David.
"Baiklah. Tolong jelaskan poin ketiga ini," tanya Davina sekali lagi.
"Panggil nama saya, jika kamu ingin saya menjelaskannya" ucap David lagi.
Davina menarik napas lalu menghembuskannya perlahan sebelum kembali berucap. Sepertinya ia harus extra bersabar dalam menghadapi presdirnya ini. Kenapa hidupnya jadi sangat rumit sekarang? Pikir Davina.
"Baiklah, Pak David. Tolong di jelaskan." Tanya Davina yang ketiga kalinya Davina meminta David untuk menjelaskannya. Jika kali ini pria yang bernama David masih memintanya hal yang lain, ia akan akan membalas dendam padanya nanti.
"Hei! Gadis bar - bar, bukan kah sudah saya bilang panggil namaku. Jangan pakai kata 'Pak' karena saya itu masih muda," ucap David sambil mengomentari perkataan Davina tadi.
'Aaarrrgghh..., Sungguh menyebalkan sekali pria yang ada di hadapanku ini. Mau dia apa sih? Ini itu tidak boleh' pekik Davina dalam hati.
Davina mencoba menghirup udara yang sebanyak - banyaknya dan menghembuskannya secara perlahan sebelum mengulangi permintaan pria yang menyebalkan ini sekali lagi.
"David! Tolong di jelaskan!" ucap Davina penuh penekanan. Ia sungguh kesal sekali pada pria yang ada di hadapannya ini dan mulai menghentakkan kakinya.
"Poin ketiga masa kamu tidak mengerti sih! Kamu lulusan apa? Kenapa kamu bisa di terima di kantor saya? Bahasa itu saja kamu tidak paham?" keluh David pada Davina.
Mendengar ucapan David barusan.Membuat api di dalam dadanya berkobar.
'Brengsek! Menyebalkan sekali pria yang ada di hadapannya ini! Sabar Davina, jika dia bukan Presdir di kantor mu tentu saja dia sudah ku pukul mukanya!" maki Davina dalam hati.
"Baiklah, karena tidak ingin membuang waktu lagi. Maksud dari poin ketiga itu artinya kita tidak boleh saling ribut atau kelihatan tidak cocok di hadapan mereka. Nah, biar mereka tidak curiga juga, kita minimal harus berpelukkan atau berciuman saat ada mereka" ucap David to the point.
"Apaaaa?! Berciuman.....
Bersambung.
Jangan lupa untuk like, komen, vote dan juga hadiahnya ya~~
lanjutan cerita David dan Davina