"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membeli tespack
Setelah 2 hari di rumah saja karena weekend dan libur kuliah, hari ini Aleera harus berangkat ke kampus seperti biasa. Tidak apa-apa, hari ini hanya ada 2 kelas, setelah itu Aleera bisa langsung pulang dan kembali melanjutkan tidurnya.
Tapi sebelum berangkat ke kampus terlebih dahulu Laras mampir ke apotek untuk membeli sebuah barang yang akan menentukan masa depannya kelak. Aleera memang sengaja berangkat lebih awal.
Aleera dengan percaya diri masuk ke apotek. Padahal sebenarnya hatinya berdebar karena takut. Tapi Aleera tidak boleh menunjukkannya, dia tidak mau membuat orang-orang curiga. Bahkan saat ini Aleera berdandan agar dia sedikit terlihat seperti orang dewasa.
“Mbak tespack yang kualitasnya paling baik dan hasilnya akurat yang merek apa ya?” Tanya Aleera kepada pegawai apotek.
“Oo yang ini Kak…” Ujar wanita itu seraya menunjukkan tespack kepada Aleera.
“Kalau gitu saya ambil 3.” Ujar Aleera.
“Baik Kak…”
Tiba-tiba seorang ibu-ibu bertanya kepada Aleera.
“Kehamilan yang ke berapa Mbak?” Tanya Ibu-ibu itu.
Aleera tersenyum untuk menutupi rasa gugupnya.
“Pertama Bu, tapi saya belum tau ini beneran hamil apa enggak.” Jawab Aleera.
Ibu itu membalas senyuman Aleera.
“Waahh, anak pertama ya. Semoga beneran hamil ya Mbak. Anak itu anugrah dalam kehidpuan rumah tangga. Bisa mempererat hubungan antara suami dan istri. Dan karena ini kehamilan Mbak yang pertama, dijaga baik-baik ya Mbak soalnya biasanya rawan apalagi kalau usia janinnya masih muda.” Ujar ibu itu memberikan nasehat kepada Aleera.
“Aamiin, terima kasih atas doanya Bu.” Jawab Aleera seraya tersenyum kecut. Jujur di dalam hatinya Aleera berharap dia tidak benar-benar hamil.
“Ngomong-ngomong sudah nikah berapa lama?” Ujar Ibu itu masih bertanya.
“Hampir 6 bulan Bu.” Jawab Aleera. Lagi-lagi dia harus berbohong, biar bagaimana pun tidak mungkin Aleera mengatakan kalau dia belum menikah tapi justru membeli tespact untuk mengetahui kehamilan pertamanya.
“Ini Kak tepacknya, di belakang ada petunjuk cara pemakaiannya. Tapi hasil akan lebih akurat kalau di lakukan saat Ibu baru bangun tidur di pagi hari.” Ujar pegawai itu memberikan penjelasan kepada Aleera.
Aleera menganggukan kepalanya.
“Baik Mbak.”
Setelah mendapatkan apa yang di belinya dan menyelesaikan pembayaran Aleera langsung memasukan tespack itu ke dalam tas bagian terdalam.
“Kalau gitu saya duluan ya Bu.” Ujar Aleera berpamitan kepada ibu itu.
“Iya Mbak, hati-hati di jalan.” Jawab Ibu itu dengan ramah.
Aleera menjalankan motornya untuk ke kampus. Perasaannya saat ini benar-benar campur aduk. Sedih? Sudah pasti, masa depannya saat ini benar-benar sedang terancam. Tapi meski begitu Aleera juga merasa senang kalau dia benar-benar hamil. Itu berarti sebentar lagi dia akan memiliki anak dan tidak lagi sendirian di dunia ini. Akan ada anaknya yang selalu menemani.
Bagitu Aleera sampai di kampus dan memarkirkan sepeda motornya, Aleera melihat mobil Kendra datang. Buru-buru Aleera pergi dari sana, dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Kendra saat ini.
Namun karena parkiran cukup luas, belum sampai Aleera benar-benar pergi dari sana terdengar suara sahabatnya itu memanggil.
“Aleera… Tungguin.” Ya, seperti biasa jika Kendra ada jadwal mengajar pasti Sandra akan berangkat bersama abangnya itu.
Mendengar suara Sandra mau tidak mau Aleera menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.
Terlihat Sandra berlari kecil mengejar Aleera dan Kendra berjalan santai di belakangnya.
“Jangan lari-lari dek.” Terdengar suara lembut Kendra yang mengingatkan adiknya itu.
Mau tidak mau Sandra menghentikan kakinya berlari dan kembali berjalan.
“Kamu kok buru-buru banget sih sampai jalannya cepet gitu? Kenapa? Apa kita ada tugas hari ini? Tapi setau aku kelas pertama nggak ada deh Ly, lagian kan ini kelasnya Bang Kendra.” Sandra memberondong Aleera dengan berbagai pertanyaan.
Aleera tergagap.
“Enggak kok, aku nggak buru-buru. Cuma jalannya agak cepet aja soalnya mulai panas.” Jawab Aleera beralasan. Tidak sepenuhnya bohong karena jam 9 seperti ini panas matahari memang sudah terasa menyengat.
“Ooo, btw udah sarapan belum? Ini aku bawain kamu sarapan.” Ujar Sandra kepada Aleera.
“Udah kok, tadi aku beli bubur ayam keliling yang berenti di depan rumah.” Jawab Aleera. Kali ini dia tidak berbohong, memang benar dia sudah sarapan.
“Ya udah ini buat siang aja, toh cuma sandwich. Kalau dimakan siang masih enak.” Ujar Sandra seraya memberikan kotak bekalnya kepada Aleera.
Aleera menerimanya, tanpa sengajak matanya bertemu dengan mata Kendra yang ternyata sedari tadi sedang menatapnya dalam. Entahlah, Aleera tidak tau apa yang ada di pikiran Kendra saat ini. Toh Aleera juga tidak peduli.
“Kalau gitu abang langsung ke ruangan Abang ya dek, inget jangan telat masuk kelasnya.” Ujar Kendra kepada Sandra. Setelah mencium puncak kepala adiknya itu dia benar-benar pergi dari sana. Mengabaikan Aleera, meskipun sebenarnya ada sesuatu yang ingin Kendra tanyakan kepada gadis itu.
Aleera dan Sandra bersisian berjalan ke kelas mereka, seperti kata Kendra mereka tidak boleh telat masuk.
Jujur saja Sandra merasa ada yang aneh antara Aleera dan Kendra. Jika biasanya Aleera akan menyapa Kendra dengan ramah saat bertemu kakaknya itu, maka sudah beberapa minggu ini Aleera tidak pernah melakukannya. Jangankan menyapa, menatap Kendra saja Aleera seperti menghindarinya.
Dan Kendra, meskipun tetap diam seperti biasanya tapi beberapa hari ini Sandra merasa ada yang berubah dari sikap Kendra kepada Aleera. Beberapa kali Sandra melihat Kendra memasukan sekotak susu kedalam kotak bekal yang biasanya akan dia bawakan untuk Aleera. Dan saat Aleera kemarin sakit pun Kendra beberapa kali menelfon dirinya untuk menanyakan keadaan gadis itu. Aneh bukan? Karena selama ini Kendra tidak pernah melakukan itu.
Jangan lupakan kalau Sandra memliki tingkat kepekaan yang tinggi sama seperti Bunda Sya.
Tapi meski begitu Sandra memilih untuk diam. Dia tau kalau tidak semua hal harus Aleera ataupun Kendra ceritakan kepadanya. Mereka pasti memiliki privasi sendiri di hidupnya.
Aleera dan Sandra duduk bersebelahan di kelas. Sudah banyak mahasiswa yang datang, mereka tentu tidak ingin mendapat hukuman dari Kendra kalau sampai telat masuk. Tidak hanya dilarang mengikuti kelas, terkadang Kendra akan memberikan hukuman dengan menambahkan tugas bagi mahasiswa yang telat masuk ke kelasnya. Sandra pernah mendapatkan hukuman itu? Tentu saja pernah.
Karena itulah meskipun Kendra mengajar kelas adiknya sendiri tidak ada yang pernah meragukan sikap profesionalnya. Sikap Kendra kepada Sandra dan mahasiswa lainnya sama.
Tidak beberapa lama kemudian laki-laki bertubuh tegas dan berwajah tampan itu masuk dengan membawa laptop, buku dan sebuah kacamata yang bertengger manis di matanya.
“Selamat pagi.” Ujar Kendra membuka pembelajaran.
“Selamat pagi Pak.” Jawab para mahasiswa serentak.
Aleera mencuri-curi pandang kepada Kendra yang terlihat sangat berwibawa itu.
“Baik kita absen dulu.” Ujar Kendra seraya mengambil buku absensi.
kadang² dia muncul...
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)