Asyh, gadis belia yang pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya. Baru saja sampai ke Negara Paman Sam itu. Asyh sudah menyaksikan kejadian yang membuat hatinya begitu terluka yakni dang kekasih berselingkuh dengan wanita lain.
Lari dari pria 'jahat' itu adalah pilihan Asyh satu-satunya. Dengan segala kekecewaannya, Asyh berlari hingga ke basement apartemen sang kekasih dan malah tidak sengaja menyaksikan sebuah adegan pembunuhan keji.
Asyh dilepaskan oleh dua orang pria yang melakukan pembunuhan itu. Sayangnya, tanpa ia sadari semua itu adalah awal 'kehidupan barunya'.
WARNING!!!
Terdapat Unsur Dewasa dan Adegan Kekerasan di Beberapa Bab!
Harap Bijak Memilih Bacaan dan Bacalah Sesuai Dengan Usia Anda!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZmLing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau ingin mencobanya?
...NOTE : ADEGAN DEWASA!!!...
...BACALAH SESUAI DENGAN UMURMU!! JANGAN NGEYEL!!!...
.
.
.
.
.
"Kau yakin kita akan pergi ke sana?" Arlen bertanya memastikan.
Asyh mengangguk yakin.
"Baiklah, silahkan ganti pakaian mu dulu." Arlen masih menatap bingung mendengar permintaan Asyh.
Asyh ingin ke klub malam, untuk apa?
Apa gadis lugu itu berpikir bahwa Arlen menyukai gadis liar?
Ah, jika begitu pikirannya, maka ia salah besar. Arlen sangat membenci perempuan liar.
Wanita masa lalunya bisa dikatakan sangat liar hingga berakhir dengan menyakiti dan menghancurkan hidupnya.
Apa Asyh juga akan seperti itu?
"Bagaimana?" Asyh keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan dress yang cukup terbuka sedang berputar di depan Arlen.
Gluk..
Arlen menelan kasar air liurnya melihat kemolekan tubuh mungil itu dalam balutan dress sexy.
Arlen jadi ingin mengungkung gadis mungil itu dan mencicipi setiap inci kulit halusnya.
"Cih..kau membuatku menegang?" Arlen membuang wajahnya yang sudah terasa panas, bahkan tubuhnya juga.
"Menegang? Kenapa harus tegang? Aku yang tegang babe. Ini pertama kalinya aku akan ke tempat seperti itu." Asyh malah dengan polosnya berjalan mendekati Arlen dan duduk di atas pangkuannya.
"Damn it!" Arlen mengutuk di dalam hati.
Bagian intinya mulai terasa sesak karena tingkah gadis polosnya ini.
"Bolehkah aku merusaknya sekarang?" Arlen bertanya di dalam hati.
"Akh..apa itu?" Asyh menjerit kaget dan langsung kembali berdiri saat bokongnya tidak sengaja bergesekan dengan Arlen.
"Aku akan ganti pakaian." Arlen bangkit dari duduknya dan memilih pakaian yang cocok untuknya.
"Ayo." Arlen mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Asyh.
"Sebentar!" Arlen berbalik dan mengambil jaket kulitnya dari lemari.
"Pakai ini! Aku tidak ingin ada pria hidung belang yang berfantasi dengan tubuhmu!" Arlen menutupi tubuh Asyh dengan jaket kulitnya.
Asyh tersenyum manis, sungguh ia merasa aman dan nyaman sekarang jika bersama Arlen.
Arlen menuntun Asyh keluar dari kamar. Asyh memilih berlindung di belakang Arlen, takut jika bertemu Xello.
Arlen menuntun Asyh masuk ke dalam mobil dan setelah itu dirinya juga.
Arlen pun segera meluncur meninggalkan pelataran kastilnya.
Asyh senang sekaligus gugup. Tidak ada niatan lain, hanya saja ia sangat penasaran dengan tempat yang disebut sebagai klub malam itu.
Dua setengah jam kemudian mereka sampai di sebuah klub malam.
Klub malam itu masih milik Arlen dan Xello.
"Wah..bangunannya indah sekali." Asyh bergumam kagum setelah mereka turun dari mobil.
Arlen sungguh semakin terpikat dan jatuh ke dalam pesona lugu Asyh.
Arlen memberi kode kepada para anak buahnya yang berjaga, agar tidak perlu menyapanya.
"Ayo." Arlen meraih tangan mungil itu ke dalam genggamannya.
Mereka pun berjalan masuk ke dalam klub malam itu.
"Ternyata berisik sekali." Asyh bergumam sendiri lagi.
Asyh yakin, Arlen sudah tidak asing dengan tempat seperti ini.
"Iuww..." Asyh bergidik merasa jijik saat melihat banyak pasangan bahkan ada yang sejenis sedang bercumbu panas bahkan ada yang melakukan lebih.
Arlen dan Xello memang tidak membuat peraturan apapun untuk pengunjung klub, salah satunya untuk memuaskan hasrat membunuh Arlen dan memudahkannya untuk mencari mangsa.
Arlen menuntun Asyh duduk di sebuah meja VVIP yang masih kosong.
"Ternyata tempat ini tidak indah sedikitpun." Asyh dengan polos duduk sangat dekat dengan Arlen.
Seorang pelayan menghampiri mereka.
"Berikan saja segelas jus segar kepadanya." Arlen memberi perintah dan langsung menghardik pelayan pria itu.
Arlen merasa sangat gerah disuguhkan dengan belahan dada Asyh yang begitu menggoda imannya.
"Darling, jangan menggodaku!" Arlen berbisik dengan nada sensual dan menggigit kecil telinga Asyh.
Asyh merasakan bulu kuduk nya meremang begitu saja.
"Apa klub malam harus jadi salah satu referensi tempat untuk bercinta?" Asyh menerawang setiap sudut tempat itu dan hampir setiap sudut ada pasangan yang sedang mesum.
"Kau ingin mencobanya?" Arlen kembali berbisik dengan nada sensualnya.
Asyh menatap Arlen dan merasa bingung karena wajah Arlen sepertinya sangat merah.
"Kau demam?" Asyh bertanya khawatir dan memegang serta meraba-raba kening Arlen.
Arlen seakan tidak sanggup mengontrol diri lagi.
Ia langsung saja menarik Asyh keluar dari tempat itu berjalan ke sebuah lorong dan masuk ke dalam salah satu kamar.
Arlen mengunci kamar itu dari dalam.
Arlen kini memojokkan Asyh hingga punggungnya membentur dinding.
Arlen melepaskan jaket kulitnya yang melindungi Asyh dan melemparnya sembarangan, dan tanpa aba-aba Arlen langsung membungkam bibir mungil itu.
Rakus namun tidak kasar tapi juga menuntut.
Kedua tangan besarnya memegangi pinggang Asyh setelah membawa tangan Asyh memeluk lehernya.
Mereka berciuman dengan sangat panas bahkan Asyh juga terbawa suasana dan mulai fasih membalas perlakuan Arlen serta mengimbangi permainannya.
"Ehm.." Ciuman Arlen kini turun ke leher Asyh membuat Asyh menggigit bibir bawahnya menahan suara aneh yang ingin sekali ia keluarkan.
Tangan Arlen bergerak membuka resleting dress Asyh yang berada di punggungnya.
Asyh sangat terbuai dengan setiap sentuhan Arlen hingga tidak ada niatan untuk menolaknya sedikitpun.
Arlen membalikkan Asyh, menyingkap rambut Asyh kesamping dan bibirnya bergerak bebas menciumi punggung indah Asyh.
"Babe..uhm.." Asyh rasanya tidak tahan lagi menekan mulutnya untuk tidak mengeluarkan suara aneh.
"Sh**!" Arlen mengutuk dirinya sendiri dan m memilih mengakhiri kegilaannya sebelum ia terbawa semakin jauh.
Arlen segera menarik resleting dress Asyh kembali ke atas.
"Kenapa tidak menolak?" Arlen setelah membalikkan Asyh berhadapan dengannya.
"Um..itu tadi rasanya aneh tapi juga nikmat." Asyh menjawab dengan polosnya.
"Bagaimana jika aku sampai melakukan hal yang lebih dan tidak bisa mengontrol diri?" Arlen menyatukan keningnya dengan Asyh.
"Em..aku hanya percaya kau tidak akan menyakitiku dan kau adalah pria yang bertanggung jawab." Asyh mengalungkan tangannya pada pinggang Arlen.
"Maafkan aku sudah menyentuhmu melewati batas wajar." Arlen memeluk erat tubuh mungil itu dan mengecup puncak kepalanya berkali-kali.
"Apa kau sudah sangat menginginkannya?" Asyh bertanya polos.
Meski polos, tapi Asyh sedikit banyak tahu tentang hal apa yang dimaksud Arlen.
"Tidak! Kita bisa melakukannya setelah kita menikah, dan aku akan menahan diri dan menunggumu asal kau tidak nakal." Arlen tulus mengatakan itu.
Asyh mengangguk paham.
"Sebaiknya kita pulang sekarang." Arlen melepaskan pelukannya begitupun Asyh.
Arlen menuntun Asyh keluar dari kamar itu dan memilih membawa Asyh keluar lewat pintu samping klub itu.
"Sir Arlen?" Suara seorang wanita memanggil Arlen dari belakang.
Arlen tahu itu adalah suara wanita sialan yang sudah membuatnya hampir menyakiti Asyh kemarin.
Arlen segera menarik Asyh ke dalam pelukannya dan melindungi wajah Asyh pada dada bidangnya.
"Sir, kau bersenang-senang di sini? Tanpa mengajakku? Tidak seru sekali!" Vasya tanpa ragu berusaha meraih tangan Arlen.
Vasya memegang sebatang rokok yang menyala di sela jarinya.
"Persetan dengan apa yang kau katakan! Wanita sialan, aku peringatkan sekali lagi! Jika kau masih sayang dengan nyawamu dan reputasimu, sebaiknya kau tidak menggangguku lagi! Jika kau masih nekat, kau tidak akan sanggup menanggung akibatnya!" Arlen langsung membawa Asyh pergi dari hadapan Vasya dengan posisi yang pasti masih melindungi wajah Asyh dari Vasya.
"AKU TIDAK AKAN MENYERAH UNTUK MENDAPATKAN DIRIMU MESKI HANYA SATU MALAM!" Suara teriakan Vasya terdengar sangat murahan.
Arlen menuntun Asyh masuk ke dalam mobil kemudian dirinya juga.
Arlen langsung menjalankan mobilnya meninggalkan klub malam itu.
"Sudah, jangan marah lagi!" Asyh mengusap lembut lengan kekar Arlen.
Arlen tidak menjawab dan wajahnya masih merah padam, kali ini benar-benar karena amarah.
Sungguh, Arlen sangat membenci wanita liar murahan yang selalu mencoba menggodanya.
Setelah lima tahun membentengi diri, Arlen kini hanya luluh pada seorang Asyh.
Gadis remaja yang terpaut usia dua belas tahun dengannya.
Segala perasaan bisa ia rasakan saat bersama dengan Asyh.
Hidupnya yang kosong dan hambar kini seolah berwarna dan mempunyai rasa kembali, sejak Asyh masuk ke dalam hidupnya.
Mereka kini sampai di kastil karena Arlen memilih jalan pintas.
Arlen segera membawa Asyh turun dari mobilnya dan menarik Asyh masuk ke dalam kastil menuju ke kamar mereka.
"Aku menginginkanmu!"
...~ TO BE CONTINUE ~...
pelakor dilaknat dan dibinasakan
sedangkan
pebinor bebas berbuat semuanya dan diperlakukan lembut, kesalahan beres begitu saja, bahkan pebinor diperlakukan sangat lembut melebih sang suami
ini pemikiran menjijikan dari wanita jablay dan munafik yang dibawa kedalam novel