Alika Khumairoh gadis berjilbab nan tangguh yang berubah menjadi gadis diam seribu bahasa karena kecelakaan yang menimpa adiknya. Kesedihan yang mendalam ia rasakan ketika adik satu-satunya terbaring koma karena kecelakaan tersebut.
Dan ketika dia harus bertemu dengan Farel Adiputra Wijaya, manusia menyebalkan menurut Alika.
Farel sendiri adalah putra dari pemilik perusahaan Wijaya Group.
Kehidupan mereka yang berubah drastis karena sifat di antara keduanya yang bertolak belakang.
Sampai akhirnya mereka memulai untuk melakukan kerjasama di perusahaan ayah Farel agar mengetahui siapa dalang di balik runtuhnya perusahaan Wijaya Group.
Akankah mereka dapat memahami satu sama lain?
Dan bisakah keduanya mengungkap siapa yang berkhianat pada perusahaan Wijaya Group?
IG : miena_checil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bakat yang terpendam
Beberapa hari ini Alika sibuk membuat sketsa baju yang di minta oleh Farel. Dengan penuh kehati-hatian Alika berusaha untuk membuat desain sebaik mungkin.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini baru pertama kali ini Alika membuat desain yang benar-benar menjadi impiannya.
Saat ini Alika berada di rumahnya. Rumah yang sudah lama dia tinggalkan karena sepulang bekerja dia selalu ke rumah sakit menemani Abizar. Rumah yang hanya di singgahi setiap habis sholat subuh ketika Alika hanya perlu mengganti pakaiannya untuk berangkat bekerja.
Kenangan saat bersama orangtuanya muncul kembali ketika dia baru memasuki ruang tamu. Lalu Alika berjalan memasuki gudang penyimpanan di rumahnya. Meneliti setiap sudut gudang tersebut.
Berjalan ke arah benda dengan penutup kain berwarna putih yang selama ini ia tinggalkan. Perlahan dia membuka penutup benda tersebut yang sudah lama berdebu.
Benda kesayangannya, benda yang menemaninya saat dulu ia kuliah di jurusan tata busana atau *f*ashion design.
Menghilangkan beberapa debu yang menempel pada benda tersebut. Ya, benar salah satu benda kesayangannya yaitu mesin jahit miliknya.
Alika membawa keluar mesin jahit itu perlahan. Mencari tempat senyaman mungkin agar dirinya bisa menjahit dengan baik dan benar.
Sesekali dia menarik dan mengeluarkan nafas dalam. Setelah hampir sepuluh tahun dirinya tidak menyentuh benda ini dan tidak pernah sekalipun ada kemauan untuk menyalurkan bakatnya. Karena memang tempatnya bekerja saat ini bukan jurusan saat dia kuliah dulu.
Bukannya tidak ingin mencari pekerjaan pada bidangnya namun dulu dia hanya berpikir tidak terlalu penting diterima disini atau disana, yang terpenting hanyalah dia harus bekerja.
'Yang penting bekerja, meskipun sangat bertolak belakang dengan mata kuliahku tapi aku sangat menyukai pekerjaan ini'. Alika
Alika, Andre dan Riko bahkan sudah berbelanja beberapa kain untuk rancangan mereka.
Saat di toko kain pun mereka masih sempat-sempatnya beradu argumen. Padahal sebelum berangkat ke toko kain mereka bertiga sudah sepakat untuk membeli beberapa kain yang sudah mereka sepakati bersama.
Dan pada akhirnya Alika memenangkan perbedaan argumen tersebut. Bukannya Andre dan Riko mengalah pada Alika karena Alika perempuan. Namun sikap dingin Alika yang menurut Andre dan Riko harus di waspadai.
'Lu pasti tau gimana marahnya Alika saat kita tidak sependapat dengannya'. Andre
'Benar, bisa-bisa jantungku copot kalau setiap hari harus bertentangan dengannya'. Riko
'Lu masih ingat kan, waktu kita pertama kali bekerja. Saat kita berada di ruangan Farel, dan saat itu pula Alika marah karena kita bercanda pada saat jam kerja'. Andre
'Benar-benar, aku masih ingat pada saat dia menaruh beberapa berkas dalam keadaan marah. Gebrakan dahsyatnya, wah kau tau saat itu jantungku benar-benar berdetak dengan cepat'. Riko
Kata batin mereka yang sepertinya sudah pintar berkomunikasi lewat telepati. Tanpa bersuara pun keduanya selalu mengiyakan apa yang sudah menjadi keputusan Alika.
Sebenarnya mereka sangat marah pada Farel, kenapa harus menyusun ide rancangan bersama Alika. Tapi mau bagaimana lagi, Farel adalah rajanya dan titah sang Raja tidak boleh di ganggu gugat.
Alika kembali fokus dengan mesin jahit di depannya, dia harus segera memulai semuanya dengan cepat namun dengan hasil yang memuaskan. Karena waktu deadline selalu mengejarnya.
Dari beberapa sketsa yang dia buat, sebagian diantaranya sudah siap untuk di kerjakan. Dan pada akhirnya Alika benar-benar melakukan sesuatu yang sudah lama ia pendam.
***
Di suatu tempat yang jauh dari perkotaan tepatnya di sebuah gudang yang tidak di pakai. Di sana ada beberapa segerombolan orang sedang memukuli seorang laki-laki.
Laki-laki yang di ketahui sedang memiliki banyak hutang pada rentenir. Dan saat ini seorang bos rentenir itu sedang marah lantaran orang yang di pukuli itu tidak membayar bunga dari hutangnya.
Terlihat seorang anak buah dari bos rentenir itu sedang mendekati bosnya yang bernama Alex.
"Bos, kami sudah menemukan dimana sekarang Dimas berada," ucap anak buah Alex.
Seketika itu Alex berhenti memukuli orang yang mempunyai hutang padanya. Lalu dia berbalik ke hadapan anak buahnya.
"Dimana sekarang Dimas berada?" tanya Alex sambil menahan geram.
"Saat ini dia bekerja di Perusahaan milik ayah Farel bos," sambung si anak buah.
"Farel..." kata Alex sambil menahan geram mendengar nama Farel di sebut. "Gue cuma butuh Dimas, bawa Dimas segera di hadapan gue!" lanjut Alex. "Tapi ingat jangan sampai Farel tau tentang masalah ini, karena jika sampai dia tau semuanya tidak akan berjalan sesuai rencana," akhir kata Alex.
"Baik bos, kami akan segera membawa Dimas kesini," kata anak buah Alex sambil menundukkan kepalanya lalu dia pun pergi.
Sudah tiga bulan Dimas tidak membayar bunganya, dan sekarang dia enak-enak bekerja di perusahaan ayah Farel tanpa mengingat hutangnya. Tapi gue gak mau Farel sampai tau tentang pekerjaan ini, bisa-bisa gue habis di pukuli dia. Batin Alex
Namun sesaat Alex kembali melampiaskan kemarahannya dengan memukuli orang yang tadi sempat dia abaikan.
***
Terdengar adzan subuh yang membangunkan Alika, perlahan dia membuka matanya. Ketika dirinya tersadar bahwa semalam dia ketiduran di atas mesin jahit kesayangannya.
Ya Allah aku sampai ketiduran disini. Batin Alika.
Lalu dia bergegas ke kamar mandi, membersihkan diri, ambil wudhu lalu siap melaksanakan sholat subuh.
Kebiasaan yang tidak bisa ia tinggalkan sejak kecil, ajaran orang tuanya untuk selalu mentaati syari'at agama Islam.
Melepaskan segala gundah dengan membaca Al Qur'an yang entah mengapa cara itu sangat manjur di lakukan.
Saat Alika tengah membaca Al Qur'an tiba-tiba saja dia menangis, mengingat kembali kecelakaan dulu yang merenggut nyawa orang tuanya dan kejadian serupa terjadi kembali saat ini.
Komanya Abizar saat ini benar-benar tamparan keras bagi Alika. Perjuangan Alika untuk membuat Abizar kembali sadar membawanya ke pekerjaan yang dulu sempat ia tinggalkan.
Kemantapan hati Alika untuk kembali menggeluti dunia fashion saat ini membangun kembali semangatnya.
Semangatnya yang dulu pernah hilang kini kembali lagi, entah ini keputusan benar atau salah. Tetapi Alika akan berjuang dengan keras melakukan pekerjaan ini.
Bersambung
secara ga langsung, ia mengungkapkan cinta buat Alika🤭
.