(follow Instagram aku: @Picisan_Imut94)
Rahma Quratta Aini gadis berusia 23 tahun ini terus menyesali keputusan orang tuannya saat menerima pinangan dari pria pesantren yang belum pernah ia temui sebelumnya sedangkan dirinya belum bisa menerima kematian calon suaminya yang meninggal akibat kecelakaan satu minggu sebelum momen pernikahan mereka berlangsung.
selama menjalani pernikahan itu Irsyad benar-benar harus berjuang Extra untuk mendapatkan hati Rahma sepenuhnya, dan di saat Rahma mulai mencintai Irsyad, cinta keduanya kembali di uji, dengan permintaan seorang kakek yang meminta Irsyad untuk menikahi cucunya yang cacat itu sebelum ajal menjemput kakek tersebut, akankah Irsyad benar-benar akan menikahi Aidha dan mem poligami Rahma?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sayur kangkung rasa Kolak
Pagi itu setelah mengawali harinya dengan drama singkat percintaan halal mereka, dan di susul dengan rutinitas ibadah pagi. mereka pun mulai melanjutkan aktivitas bebenah rumah sebelum berangkat mengajar Irsyad terlebih dulu mencuci mobilnya.
Sedangkan Rahma mulai berusaha lagi menguasai dapur guna mengolah kangkung yang sudah di petikinya lebih dulu. Ya sebenarnya Rahma bukan dari keluarga kaya raya yang memiliki banyak pelayan sehingga Rahma tidak bisa masak sama sekali.
Namun karena sedari remaja Rahma itu tipe anak gadis yang gemar belajar, kesibukan hari-harinya di habiskan dengan belajar, dan ayahnya pun tidak melarang itu justru ia malah senang memiliki Rahma yang cerdas dan mau belajar ketimbang menghabiskan waktu bermain tidak jelas di luar, begitupun juga ibunya. Karena bagi ibunya tidak perlu terus-terusan menyuruh anak untuk melakukan pekerjaan rumah selagi semua itu masih bisa ia tangani sendiri terlebih dalam hal memasak, di samping itu Rahma juga adalah anak tunggal mereka, dan riwayat ibu Rahma yang sudah tiga kali keguguran sebelumnya, itulah yang membuat kedua orang tua Rahma sangat memanjakannya sedari kecil.
Dan sekarang hasil dari didikan orangtuanya lah yang menjadi penyesalan bagi Rahma karena hingga saat ini dirinya masih belum bisa memasak, bahkan mengerjakan pekerjaan rumah saja tidak bisa serapi suaminya, berbeda dengan Irsyad yang sedari kecil sudah di latih untuk disiplin dan harus mau mengerjakan apapun tanpa di suruh.
Dengan ponsel di tangannya, Rahma mencoba membuka tutorial memasak. Bola matanya bergerak-gerak membaca artikel tentang bagaimana caranya memasak. setelah yakin bisa, Rahma pun mengeluarkan bumbu-bumbu yang di butuhkan. lalu mulai mempraktikkannya mengikuti setiap detail catatan tersebut. Sesaat Rahma mengingat takaran garamnya.
"Okay, cukup satu sendok teh garam. Mana ya sendok teh?" Rahma meraih sendok teh itu lalu membubuhkan garam itu di atas wajan berisi kangkung yang hampir masak, matanya pun kembali tertuju pada artikel di layar ponsel tersebut.
"Setelahnya gula pasir secukupnya." Rahma berfikir sejenak.
"Mas Irsyad bilang dia suka manis kan? Baiklah segini saja." sekitar tiga sendok makan gula pasir Rahma masukan ke dalam wajan berisi satu ikat kangkung itu.
"Kok sayur ku pucat ya? Tidak seperti ibu jika masak sedikit berwarna coklat?" Rahma bertanya-tanya.
"Oh, mungkin kecap manis." tuturnya Rahma pun meraih kecap manis dan mencampurinya, kini sayur kangkung buatannya telah masak, lebih tepatnya daun itu terlalu kematangan tapi sudahlah biarkan saja. Rahma pun meletakan sayur itu di atas meja dengan lauk yang lainya juga. Rahma menggoreng ayam dengan bumbu kemasan yang sudah jadi agar lebih praktis saja dan dengan rasa yang sudah menjamin.
"Haaahh akhirnya selesai juga. Saatnya memanggil mas Irsyad." gumamnya sembari tersenyum. Ia mulai mengayunkan kakinya menghampiri Irsyad yang ternyata sudah selesai mencuci mobilnya.
Terlihat Irsyad tengah menggulung selang airnya dan meletakkannya ketempat semula.
"Mas kita makan dulu." ucap Rahma.
"Makan? Ade sudah masak?" tanya Irsyad.
"Iya" Jawab Rahma. Agak sedikit ragu saat Irsyad tahu masakan itu sudah di masak Rahma padahal tadinya Irsyad meminta Rahma untuk memetiki daun kangkung itu dan menunggunya.
"Kok mas diam? ragu ya sama masakan Rahma?" tanya Rahma, Irsyad pun menggeleng cepat.
"Tidak kok sayang, mas malah senang." Irsyad tersenyum sembari garuk-garuk kepala.
'Sepertinya makanan hari ini akan mubazir lagi.' gumam Irsyad dalam hati.
"Kalau begitu ayo masuk mas." ajak Rahma senang. Mereka berdua pun masuk secara bersamaan.
Di depan meja itu Irsyad melihat semua penampilan masakannya itu tidak ada yang aneh, seperti masakan pada umumnya, Rahma pun mengambilkan nasi untuk Irsyad, lalu menyerahkan sendok nya.
"Terimakasih dek." Irsyad tersenyum, sembari meraih beberapa kangkungnya dan meletakkannya di atas nasi.
"Bismillah." Irsyad menyendokkan nasi itu dan memasukannya ke dalam mulut. Ia pun mematung 'benarkan?' batin Irsyad yang merasa ingin tertawa.
"Bagaimana mas?" tanya Rahma. Irsyad pun menoleh.
"Enak dek, tapi."
"Tapi kenapa?"
"Tidak apa-apa sayang, mungkin ade menciptakan rasa baru dalam sayur ini, soalnya makan sayur kangkung ini jadi ingat ramadhan." Irsyad terkekeh.
"Rasa baru? ramadhan?" Rahma tidak mengerti ia pun meraih kangkung itu dan mencicipinya.
"Kaya kolak ya dek, terlalu manis." Irsyad menutup mulutnya menahan tawa. Rahma pun mendengus kesal karena lagi-lagi ia gagal.
"Ini sudah ke tiga kalinya Rahma mencoba masak, tetap saja belum sempurna."
"Tidak ada yang sempurna sayang, ini sudah jauh lebih baik kok, jika dek Rahma kurangi lagi gulanya ya." ucap Irsyad sembari mengusap kepala Rahma.
"Sudah ya jangan kecewa, mas tetap bisa makan, ini enak kok sayang. Serius ini benar-benar enak." ucap Irsyad yang langsung memakannya dengan lahap.
Rahma pun tersenyum terlihat sekali Irsyad berusaha menyenangkan Rahma, dengan tetap memakan makanan yang menurut Rahma sendiri itu tidak enak, bahkan makanan di piringnya itu pun sudah habis di lahapnya tanpa sisa.
"Alhamdulillah. Terimakasih untuk masakannya ya sayang, nanti belajar lagi. Mas mau mandi dulu sudah siang." Irsyad beranjak lalu mencium kening Rahma dan beranjak menuju tangga.
Sedangkan Rahma bergegas membereskan meja makan dan dapur itu, sebelum berangkat lagi menuju rumah sakit tempat Aida di rawat dan menemaninya di sana.
_____________________________________________
assalamu'alaikum... hai sobat, aku mau menyapa dan curhat sedikit boleh?
iya Author agak kurang semangat nih, mungkinkah Novel ku membosankan?? kenapa Like dan komentarnya sedikit ya... huhuhuuhu... tapi aku ttp berusaha lanjut sampai tamat, semoga saja ya... hehehe habis kaya sudah tidak bergairah lagi lanjutinnya.
dan maaf sekali karena saat ini, Author nulis 3 novel sekaligus, jadi novel ini cuma dapat jatah 2 bab perhari maaf ya... blm bisa crazy up... nanti jika yang satu sudah tamat aku usahakan lebih deh... buat kalian.
tapi sebelum itu aku berterimakasih juga kok pada kalian yang sudah vote, like dan komentarnya ya... aku cinta kalian... 🥰🥰🥰🥰
novel ke 4 setelah
nnti jg insting seorang ibu akan terbentuk scr alami