Ikrar Cinta Ustadz Irsyad

Ikrar Cinta Ustadz Irsyad

Duka Rahma

## Satu minggu sebelum pernikahan. ##

Malam itu... setelah mengajukan cuti, Rahma kini sudah berada di jakarta.

sebelumnya dia bekerja di Ampera, Kota Palembang. Sebagai perawat di salah satu rumah sakit besar di sana.

ya... walau di Jakarta juga ada banyak rumah sakit, namun ia memilih untuk merantau dan bekerja di pulau seberang. Di sana jugalah dia bertemu dengan seorang dokter UGD bernama Fikri dan menjalin ke kedekatan hingga empat tahun lamanya. Keyakinan untuk menikah yang tertancap di diri Fikri mulai semakin kuat, pria itupun melamar Rahma dan akan menikahinya Tahun ini.

Dering telfon di ponsel Rahma membuatnya berlari cepat ke dalam kamar, lalu meraih ponselnya itu. Sesaat bibirnya tersungging senang, ketika mendapati telfon dari pria pujaan hatinya.

"Hallo Assalamu'alaikum mas," sapa Rahma dengan perasaan senang.

"Walaikumsalam sayang ku, sedang apa? Sudah tidur ya? Kok menerima panggilan telfonnya lama?" tanya Fikri.

"tidak mas, tadi Paman dan bibi ku berkunjung jadi kami mengobrol di ruang tamu. Mas sedang apa?" tanya Rahma.

"aku sedang jaga malam, di hari sabtu ini, karena ini hari terakhir ku jaga malam. besok kan aku cuti? jadi tinggal mempersiapkan diri untuk ke Jakarta." ucapnya, mendengar itu Rahma tersenyum, rasanya tidak percaya kalau pernikahannya akan segera di langsungkan hari Jumat besok.

"Rahma, kamu tau? aku benar-benar menunggu-nunggu momen ini, dan tidak bisa di percaya sebentar lagi kamu akan sah jadi istri ku," ucap Fikri dari sebrang.

"Iya mas, Rahma juga. rasanya tidak sabar untuk segera bersanding di pelaminan," balas Rahma yang tanpa sadar, merasakan setitik air mata yang menetes di pipinya. Entah karena rasa terharu atau apa, Tiba-tiba ia ingin menangis dan ingin memeluk calon suaminya itu.

"Tunggu kedatangan ku ya, sayang." ucap Fikri.

"Aku akan menunggu, jaga diri mu baik-baik ya mas." kata Rahma pada Fikri yang sedang tersenyum di sana.

"Iya sayang, kamu juga. Eh sudah dulu ya, ada pasien. lagi pula sudah pukul sepuluh malam sebaiknya kamu tidur," titah Fikri.

"Iya mas."

"selamat malam bidadari ku, besok aku telfon lagi." Piiiiiikkkk panggilan telfonnya pun terputus.

Rahma tersenyum, ia memandangi layar ponselnya yang terpampang Foto Fikri dan dirinya. Rahma pun mengecup layar itu dengan perasaan senang. ia lantas berjalan cepat menuju ranjang, dan segera merebahkan tubuhnya lalu memejamkan mata. berharap malam cepat berganti menjadi pagi, dan hari terus berjalan hingga ia bisa bertemu dengan hari Jumat, hari dimana dia akan sah menjadi istri sang pria pujaan.

Pagi berselang, Rahma menyipitkan matanya, ada banyak panggilan telfon dari ibunya Fikri dan banyak pula pesan dari teman-temannya.

"Ada apa ini? Kenapa ponsel ku tiba-tiba ramai?" gumam Rahma, dari keningnya yang berkerut muncul tanda tanya besar, bercampur rasa takut yang entah apa. ia pun membuka salah satu pesan tersebut.

(Rahma, aku turut berdukacita, dan prihatin semoga kau bisa tabah dengan musibah ini, dan dokter Fikri bisa pergi dalam keadaan husnul khotimah)

Membaca pesan itu mata Rahma pun membulat, ia melihat semua pesan isinya ucapan belasungkawa, sehingga membuatnya bingung, baru saja ia berniat menelfon Fikri, pintu kamarnya sudah di ketuk oleh seseorang.

Dengan cepat Rahma membuka pintu kamarnya itu.

Ia melihat ibunya menangis sembari memeluknya, saat itu Rahma masih tidak mengerti dengan semua ini.

"I...ibu, ada apa?" Tanya Rahma, ibunda Rahma pun melepas pelukannya.

"Yang sabar sayang. Mas Fikri mu telah meninggal dunia tadi pagi, akibat kecelakaan mobil," tutur sang ibu dengan suara seraknya.

Saat itu juga Rahma menggeleng cepat. Ia langsung menghubungi Fikri, guna memastikan kalau apa yang ia dengar itu tidak benar. Namun semuanya sia-sia, nomor Fikri sudah tidak aktif lagi. Selang beberapa detik, ibunda Fikri kembali menelfon, dengan cepat Rahma mengangkatnya.

"Ha...hallo bu?" sapa Rahma, harap-harap cemas.

"Rahma? Kamu sudah mendengar kabar buruk ini kan, Fikri sudah menjemput Ajalnya di dekat sungai Musi sayang. Mobilnya bertabrakan dengan truk kontainer, di mana kap mobilnya sampai terjerembab masuk, hingga ringsek dengan Fikri yang terjepit di sana. Ibu tidak menyangka ini akan terjadi padanya, padahal minggu ini kalian akan menikah, Fikriiiiiii—"

Terdengar isak tangis yang teramat menyayat dari sebrang, sedangkan Rahma hanya bisa mematung. perlahan pegangan tangannya mulai renggang, ponselnya pun terjatuh dari tangan itu.

Baru semalam ia mendengar suaranya, kenapa pagi ini tiba-tiba mas Fikri berpulang?

"Mas Fikri?" Rahma terisak, ia menghempaskan tubuhnya ke lantai.

"Rahma, sabar sayang," Ibundanya berusaha menenangkan Rahma yang mulai histeris, ia tidak bisa menerima kenyataan itu.

"Aku mau mas Fikri ku!! kita akan menikah bu, kita akan menikah hari jumat besok. Hiks Maaas, mas Fikri—" Rahma semakin histeris, di dalam pelukan ibunya itu.

Pagi itu... semua bagaikan mimpi buruk yang membuatnya ingin segera terjaga dari mimpi yang tak pernah ia harapkan.

Kini semua mimpi indahnya untuk hidup bahagia bersama Fikri seolah harus terkubur dalam-dalam bersama tubuh kaku Fikri.

–––

Hari demi hari terlalui, Rahma sama sekali tidak ingin keluar kamar, ia masih saja menangis hingga saat ini, terlebih tanggal pernikahannya dengan Fikri semakin dekat. Hanya tersisa tiga hari lagi. Matanya tertuju pada sebuah kebaya putih yang sudah tergantung di dekat lemarinya, di atas ranjangnya itu Rahma menekuk lututnya memeluknya sembari menangis, meratapi semuanya yang sudah terjadi, karena mau bagaimanapun Fikri tidak akan pernah kembali.

Di hari yang sama...

Pagi itu seorang Ustad datang menemu kyai yang juga dekat dengannya, pria berkoko hitam itu memarkirkan mobilnya di pelataran rumah Kyai Khalil.

Sesaat pria berambut putih itu menyipitkan matanya saat pria itu keluar dari dalam mobilnya sembari menyunggingkan senyumnya.

"Assalamu'alaikum pak Kyai" Seru Irsyad di depan rumahnya itu.

"Walaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh, Irsyad kah ini?" Ucapnya, maklum saja pandangannya sudah mulai kabur, Irsyad pun meraih tangan kanan Kyai Khalil dan menciumi punggung tangannya berkali-kali.

"Iya Pak Kyai" Jawab Irsyad halus sembari tersenyum.

"MashaAllah, Ustadz tampan ini datang juga akhirnya ke rumah ku, saya pikir sudah sibuk mengisi dakwah dan mengajar jadi lupa jalan kemari." Ucap Kyai Khalil sembari terkekeh.

"Kyai bisa saja, mana mungkin saya lupa sama panutan saya ini." Jawab Irsyad yang juga terkekeh-kekeh.

"Iya...iya... Mari, masuk Ustadz" Ajak pak kyai di hadapannya itu.

Ustadz berusia tiga puluh tahun itu duduk dengan sopan di sebuah kursi sudutnya, dengan melihat ke sekeliling ia merasa bernostalgia, ia masih ingat saat tinggal di rumah ini selama satu bulan untuk mengajar ngaji anak-anak di majelis Kyai Khalil lima tahun lalu.

"Silahkan di minum tehnya Ustadz." ucap seorang wanita bertubuh tambun yang tak lain adalah istri Kyai Khalil.

"Terimakasih bu." ucap Irsyad sembari tersenyum.

"Nah ustadz? Bagaimana kabar Antum ini, setelah lima tahun tidak bertemu rasanya Antum semakin berseri saja, lebih tampan loh, sudah punya hareem belum?" (Istri) tanya Kyai Khalil.

"Ahhh bisa saja pak Kyai, kalau istri saya belum ada." Jawabnya ringan.

"Lho? Kok bisa ustadz seperti Antum belum menikah? Mau menunggu sampai kapan?" tanya Kyai itu.

"Hehe, jujur saja, saya belum menemukan wanita yang ingin saya nikahi" ucap Irsyad.

"Masa iya? Kau jangan terlalu memilih Irsyad, tidak baik terlalu lama melajang."

"Bukan memilih pak Kyai, hanya saja saya memang belum ada keberanian untuk meng khitbah seorang ukhti, namun untuk sekarang ini mungkin saya sudah siap maka dari itu saya mendatangi Kyai, kali saja? Kyai Khalil ada calon untuk saya" ucap Ustadz Irsyad, yang saat itu membuat Kyai itu tersenyum.

"Kalau misalnya ada, kau mau menikah dengannya hari jumat ini?" tanya Kyai itu.

"A...apa? Jumat ini?" ustadz Irsyad shock saat mendengar itu, bagaimana mungkin menikah dalam jarak waktu tiga hari.

"Iya, kau ingat pak Akmal? Ketua RW di sini? Putrinya seharusnya menikah di hari jumat ini, namun kemalangan menimpah nya, calon suaminya meninggal hari ahad kemarin akibat kecelakaan mobil di palembang." ucap Kyai Khalil.

"Inalillahi WA inalillahi Roji'un?" gumam Irsyad, sesaat hatinya tersentuh saat mendengar cerita itu.

"gadis itu sebenarnya sangat baik dan ramah, namun duka yang menyelimuti hatinya membuatnya selalu mengurung diri, kemarin bapaknya datang ke saya dia minta untuk di carikan jodoh untuk putrinya karena di samping semua persiapan sudah matang, dan Melihat kondisi Rahma yang sedikit terguncang akibat belum menerima takdir membuatnya memutuskan untuk tetap menikahkan putrinya itu di hari itu dengan pria yang bisa sabar dan mampu meluluhkan nya guna mengobati luka hatinya." ucap Kyai itu.

"Kalau boleh tau namanya siapa Kyai?" tanya Irsyad.

"Namanya Rahma Quratta Aini, bagaimana Ustadz berkenan?" tanya Pak kyai itu.

"Menikah tiga hari lagi, terlebih dengan kondisinya yang masih berkabung, apa dia akan menerima itu? Sepertinya akan sulit." gumam Irsyad.

"saya juga berfikir seperti itu, namun jika Ustadz tidak berkenan tidak apa, nanti saya?"

"Saya berkenan Pak Kyai" Jawab Irsyad lantang.

"Benarkah? Antum yakin?" tanya Kyai itu, Irsyad pun mengangguk.

"Kalau begitu jangan dulu pulang, saya akan menghubungi Pak Akmal, dan malam ini juga kita ke rumahnya." tutur Pak Kyai Khalil.

"iya Kyai, namun? Saya tidak ada persiapan apa-apa, saya harus ke toko buah dulu untuk membawa sesuatu sebagai buah tangan." ucap Irsyad,

"Njih monggo Ustadz, silahkan." jawabnya sembari tersenyum, Irsyad pun beranjak dan berjalan keluar menuju mobilnya.

Terpopuler

Comments

pipi gemoy

pipi gemoy

hadir lagi Thor
novel ke 4 setelah

2024-06-07

0

Fitriana

Fitriana

mampir thor...

2023-09-23

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2023-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Rahma
2 khitbah dari ustadz Irsyad
3 ijab qobul
4 kegiatan awal Rahma di pagi hari.
5 nasi goreng asin
6 Dalil-dalil cinta Irsyad untuk Rahma
7 menjalani kewajiban seorang istri
8 Irsyad bagi Rahma
9 perjalanan ke Magelang
10 di kampung halaman mas Irsyad
11 pertemuan Rahma dan Aida
12 sebuah Rasa yang hadir untuk Irsyad
13 tausyiah ustadz Irsyad
14 rasa Khawatir
15 kemalangan Aida.
16 harapan Aida.
17 cinta untuk mas Irsyad
18 sayur kangkung rasa Kolak
19 permintaan Abah Rury
20 kepercayaan.
21 mengunjungi orang tua Rahma
22 Jalan-jalan sore
23 ujian kecil
24 sebuah gelombang pasang.
25 ikrar yang terpatahkan
26 pembuktian cinta Irsyad.
27 Irsyad sakit
28 kaki dan hati yang telah mati
29 cinta halal ku.
30 memasak bareng Ustadz bagai ikut ujian Nasional
31 keputusan dari Aida.
32 keadaan yang mulai membaik
33 bertemu Geng maut di dekat rumah.
34 khumairah (yang kemerah-merahan)
35 Drajad Rahma di hati Irsyad.
36 jalan jalan
37 Fathul Qhulum
38 author menyapa
39 kilas balik masa lalu Ulum.
40 keputusan Ulum.
41 ikrar Ulum untuk Aida
42 kehidupan awal sang pengantin baru
43 manis, pahit, dan getir dalam sebuah pernikahan.
44 keputus asaan Rahma.
45 kebahagiaan Ulum dan Aida
46 kencan Ala ustadz (bagian 1)
47 kencan Ala Ustadz (bagian 2)
48 akibat rasa iri yang menjadi boomerang
49 teguran mas Irsyad
50 kasih sayang Ulum
51 kontraksi
52 gara-gara mas Miftah
53 gosip
54 oppa
55 kepercayaan lagi.
56 bercerita tentang Jin.
57 makan malam di luar.
58 pekerjaan Ulum
59 perjuangan
60 perjuangan bagian 2
61 perjuangan bagian 3
62 nama si kembar
63 gara-gara gigitan.
64 makan dan minum dalam satu wadah yang sama dengan pasangan.
65 gara-gara gigitan (bagian 2)
66 kontrol si kembar.
67 kontrol si kembar (bagian dua)
68 Rumi Rewel.
69 malam sabtuan bersama pacar halal
70 nonton Film
71 siapa Annisa Nur Istiqomah itu?
72 (bab bonus) Flashback Rahma dan Fikri
73 flasback Fikri dan Rahma (bagian Dua)
74 flashback Rahma dan Fikri (bagian 3)
75 flashback Rahma dan Fikri (bagian empat)
76 Final Flashback Rahma dan Fikri (bagian lima)
77 diet
78 wanita yang pernah di kagumi Ustadz
79 pertemuan dikarenakan tasbih
80 tasbih cinta
81 kegundahan hati Irsyad
82 kilas balik yang berujung pada mimpi
83 hati yang mulai tenang.
84 lanjutan kilas balik.
85 sebuah kejujuran.
86 kebenaran yang menyesakkan.
87 final episode
88 terimakasih
89 kedatangan tamu dari jauh (extra part 1)
90 arti pasangan hidup (extra part 2)
91 mencintai dalam kesederhanaan. (extra part 3)
92 ke riweuhan pagi hari (extra part 4)
93 kegaduhan (extra part 5)
94 kehangatan keluarga (extra part 6)
95 extra part Final
96 terimakasih final episode.
97 bintang jatuh (bab Rindu)
98 (prolog) Season 2 rilis...
99 Bab 1 mas Irsyad marah (Season 2)
100 Bab 2. Aib pasangan (Season 2)
101 Bab 3. keinginan pak Huda (Season 2)
102 bab 4. gara-gara Sarden. (season 2)
103 bab 5. gara-gara Sarden 2 (season 2)
104 bab 6. menjaga kehormatan istri (season 2)
105 bab 7. ketenangan (season 2)
106 bab 8. mengajarkan Rahma (season 2)
107 bab 9. ngambek. (season 2)
108 bab 10. Musibah (season 2)
109 bab 11. brain death (season 2)
110 bab 12. Ruangan ICU (season 2)
111 pengumuman Hiatus
112 bab 13. pasien baru (season 2)
113 bab 14. ibu pencari donor jantung. (season 2)
114 bab 15. cerita masa kecil (Season 2)
115 bab 16. terundung awan hitam. (season 2)
116 bab 17 Selamat jalan (season 2)
117 bab 18. pelangi harapan. (season 2)
118 bab 19. hari baru (season 2)
119 bab 20 kondisi Aida (season 2)
120 bab 21. Cinta mas Ulum (season 2)
121 bab 22. luka masa lalu (season 2)
122 bab 23. Zaujatii -duhai istri ku- (season 2)
123 bab 24. Masnya Nuha (season 2)
124 bab 25. Cinta ikhlas ku (season 2)
125 bab 26. teguran untuk Aida (season 2)
126 bab 26. malam penuh cinta (season 2)
127 bab 27. penasaran (season 2)
128 bab 28. Ending cerita (season 2)
129 terimakasih semuaaaaa
130 Bonus cerita saja
131 Bab Rindu (cinta dalam keluarga)
132 bab Rindu (kutu)
133 bab Rindu (siapa Debora?)
134 aku menyapa dikit
135 Bab Rindu (keistimewaan diam)
136 Bab Rindu (sosis yang terbenam)
137 Bab Rindu (hukuman Abi)
138 bab Rindu (sambungan hukuman Abi)
139 Bab Rindu (jalan-jalan sore)
140 Bab Rindu (hantu wanita)
141 Bab Rindu. (wanita lain pengagum Rumi)
142 Bab Rindu (Debora)
143 Bab Rindu (sambungan ceramah Rumi)
144 Bab Rindu (pria alim yang menolong ku)
145 bab Rindu (Wanita Hamil)
146 bab Rindu. (Sambungan cerita Qori)
147 bab Rindu (niat suci Faqih)
148 bab Rindu (percakapan dua orang ayah)
149 Bab Rindu (hati yang semakin was-was)
150 ending bab Rindu (harapan yang pupus)
151 info rilis Novel sekuel Ustadz Irsyad.
152 promosi novel religi terbaru
153 Bab rindu 1
154 Bab rindu 2
155 Bab rindu 3
156 Bab rindu 4
157 Bab rindu 5
158 bab rindu 6
159 Hanya promosi Novel
160 info novel baru
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Duka Rahma
2
khitbah dari ustadz Irsyad
3
ijab qobul
4
kegiatan awal Rahma di pagi hari.
5
nasi goreng asin
6
Dalil-dalil cinta Irsyad untuk Rahma
7
menjalani kewajiban seorang istri
8
Irsyad bagi Rahma
9
perjalanan ke Magelang
10
di kampung halaman mas Irsyad
11
pertemuan Rahma dan Aida
12
sebuah Rasa yang hadir untuk Irsyad
13
tausyiah ustadz Irsyad
14
rasa Khawatir
15
kemalangan Aida.
16
harapan Aida.
17
cinta untuk mas Irsyad
18
sayur kangkung rasa Kolak
19
permintaan Abah Rury
20
kepercayaan.
21
mengunjungi orang tua Rahma
22
Jalan-jalan sore
23
ujian kecil
24
sebuah gelombang pasang.
25
ikrar yang terpatahkan
26
pembuktian cinta Irsyad.
27
Irsyad sakit
28
kaki dan hati yang telah mati
29
cinta halal ku.
30
memasak bareng Ustadz bagai ikut ujian Nasional
31
keputusan dari Aida.
32
keadaan yang mulai membaik
33
bertemu Geng maut di dekat rumah.
34
khumairah (yang kemerah-merahan)
35
Drajad Rahma di hati Irsyad.
36
jalan jalan
37
Fathul Qhulum
38
author menyapa
39
kilas balik masa lalu Ulum.
40
keputusan Ulum.
41
ikrar Ulum untuk Aida
42
kehidupan awal sang pengantin baru
43
manis, pahit, dan getir dalam sebuah pernikahan.
44
keputus asaan Rahma.
45
kebahagiaan Ulum dan Aida
46
kencan Ala ustadz (bagian 1)
47
kencan Ala Ustadz (bagian 2)
48
akibat rasa iri yang menjadi boomerang
49
teguran mas Irsyad
50
kasih sayang Ulum
51
kontraksi
52
gara-gara mas Miftah
53
gosip
54
oppa
55
kepercayaan lagi.
56
bercerita tentang Jin.
57
makan malam di luar.
58
pekerjaan Ulum
59
perjuangan
60
perjuangan bagian 2
61
perjuangan bagian 3
62
nama si kembar
63
gara-gara gigitan.
64
makan dan minum dalam satu wadah yang sama dengan pasangan.
65
gara-gara gigitan (bagian 2)
66
kontrol si kembar.
67
kontrol si kembar (bagian dua)
68
Rumi Rewel.
69
malam sabtuan bersama pacar halal
70
nonton Film
71
siapa Annisa Nur Istiqomah itu?
72
(bab bonus) Flashback Rahma dan Fikri
73
flasback Fikri dan Rahma (bagian Dua)
74
flashback Rahma dan Fikri (bagian 3)
75
flashback Rahma dan Fikri (bagian empat)
76
Final Flashback Rahma dan Fikri (bagian lima)
77
diet
78
wanita yang pernah di kagumi Ustadz
79
pertemuan dikarenakan tasbih
80
tasbih cinta
81
kegundahan hati Irsyad
82
kilas balik yang berujung pada mimpi
83
hati yang mulai tenang.
84
lanjutan kilas balik.
85
sebuah kejujuran.
86
kebenaran yang menyesakkan.
87
final episode
88
terimakasih
89
kedatangan tamu dari jauh (extra part 1)
90
arti pasangan hidup (extra part 2)
91
mencintai dalam kesederhanaan. (extra part 3)
92
ke riweuhan pagi hari (extra part 4)
93
kegaduhan (extra part 5)
94
kehangatan keluarga (extra part 6)
95
extra part Final
96
terimakasih final episode.
97
bintang jatuh (bab Rindu)
98
(prolog) Season 2 rilis...
99
Bab 1 mas Irsyad marah (Season 2)
100
Bab 2. Aib pasangan (Season 2)
101
Bab 3. keinginan pak Huda (Season 2)
102
bab 4. gara-gara Sarden. (season 2)
103
bab 5. gara-gara Sarden 2 (season 2)
104
bab 6. menjaga kehormatan istri (season 2)
105
bab 7. ketenangan (season 2)
106
bab 8. mengajarkan Rahma (season 2)
107
bab 9. ngambek. (season 2)
108
bab 10. Musibah (season 2)
109
bab 11. brain death (season 2)
110
bab 12. Ruangan ICU (season 2)
111
pengumuman Hiatus
112
bab 13. pasien baru (season 2)
113
bab 14. ibu pencari donor jantung. (season 2)
114
bab 15. cerita masa kecil (Season 2)
115
bab 16. terundung awan hitam. (season 2)
116
bab 17 Selamat jalan (season 2)
117
bab 18. pelangi harapan. (season 2)
118
bab 19. hari baru (season 2)
119
bab 20 kondisi Aida (season 2)
120
bab 21. Cinta mas Ulum (season 2)
121
bab 22. luka masa lalu (season 2)
122
bab 23. Zaujatii -duhai istri ku- (season 2)
123
bab 24. Masnya Nuha (season 2)
124
bab 25. Cinta ikhlas ku (season 2)
125
bab 26. teguran untuk Aida (season 2)
126
bab 26. malam penuh cinta (season 2)
127
bab 27. penasaran (season 2)
128
bab 28. Ending cerita (season 2)
129
terimakasih semuaaaaa
130
Bonus cerita saja
131
Bab Rindu (cinta dalam keluarga)
132
bab Rindu (kutu)
133
bab Rindu (siapa Debora?)
134
aku menyapa dikit
135
Bab Rindu (keistimewaan diam)
136
Bab Rindu (sosis yang terbenam)
137
Bab Rindu (hukuman Abi)
138
bab Rindu (sambungan hukuman Abi)
139
Bab Rindu (jalan-jalan sore)
140
Bab Rindu (hantu wanita)
141
Bab Rindu. (wanita lain pengagum Rumi)
142
Bab Rindu (Debora)
143
Bab Rindu (sambungan ceramah Rumi)
144
Bab Rindu (pria alim yang menolong ku)
145
bab Rindu (Wanita Hamil)
146
bab Rindu. (Sambungan cerita Qori)
147
bab Rindu (niat suci Faqih)
148
bab Rindu (percakapan dua orang ayah)
149
Bab Rindu (hati yang semakin was-was)
150
ending bab Rindu (harapan yang pupus)
151
info rilis Novel sekuel Ustadz Irsyad.
152
promosi novel religi terbaru
153
Bab rindu 1
154
Bab rindu 2
155
Bab rindu 3
156
Bab rindu 4
157
Bab rindu 5
158
bab rindu 6
159
Hanya promosi Novel
160
info novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!