NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Bella

Hening, mereka terlarut dalam pikiran masing-masing.

"Sudahlah aku tidak mau berdebat lagi. Sebaiknya kamu pulang," Vanya memalingkan wajah, ia tak sanggup jika harus berlama-lama bertatap mata dengan Vano.

"Sampai kapan kamu bohongi perasaanmu sendiri Vanya?" Vano mengguncang tubuh Vanya.

"Jika aku jujur, memangnya aku bisa apa? Bisa jadi selingkuhanmu?" Vanya tertawa, seolah menertawakan dirinya sendiri.

"Vanya, aku tidak pernah menganggapmu sebagai selingkuhan."

"Tapi faktanya seperti itu, Vano." Vanya tak kuat lagi membendung air matanya, dan perlahan mulai menetes.

Vano menghapus air mata Vanya yang mulai menetes. "Tolong beri aku waktu. aku akan menyelesaikan semuanya. Setelah itu kita akan bersama kembali." Ucap Vano begitu meyakinkan.

Vanya menggeleng. "Aku tidak bisa percaya lagi perkataanmu, berulang kali aku beri kesempatan, kamu tidak ingat?"

"Aku mohon," Bahkan kini Vano berlutut di hadapan Vanya.

"Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Selama itu aku selalu memberikan kesempatan, dan lihat akhirnya?" Vanya menarik nafas dalam. "Sudahlah, aku lelah," Vanya meninggalkan Vano yang masih termangu di tempatnya.

"Mungkin lebih baik kita seperti ini." batin Vanya masuk ke dalam kamar Elana. Ternyata gadis kecil itu telah tertidur.

Vanya memandangi wajah Elana yang sedang tertidur. Melihat wajahnya begitu polos dan teduh membuat Vanya tak kuasa menahan air mata. Terbesit penyesalan dalam hatinya. Apa dia egois telah merebut kebahagiaan anaknya? Vanya meletakkan hadiah pemberian Ryuji di meja samping tempat tidur. Biarlah Elana membukanya besok saja.

"Maafkan mami sayang, ini semua salah mami." Vanya membelai lembut rambut Elana dengan airmata yang menetes.

"Mami sudah pulang?" Elana terbangun merasakan sentuhan lembut yang ia rindukan. Sedari tadi Elana menunggu Vanya pulang sampai tertidur. Bahkan sus Tari telah di minta pulang oleh Vano.

"Maaf mami pulang terlambat, Elana sudah makan?" Vanya segera menghapus air matanya.

Elana mengangguk "Sudah, tadi yang papi masak," jawab Elana dengan mata yang masih mengantuk.

"Ya sudah Elana lanjutkan tidurnya. Mami mandi dulu, nanti mami temani Elana tidur." Vanya mengecup kening Elana kemudian meninggalkan kamar gadis kecil itu.

Vanya melihat ruang tamu yang sudah kosong. Mungkin Vano benar-benar sudah pulang.

Vanya masuk ke dalam kamarnya, Badannya terasa lengket karena seharian bekerja di area produksi. Wanita itu menanggalkan semua pakaiannya, dan hanya menggunakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya. Vanya ingin berendam di air hangat merilekskan tubuhnya yang pegal.

Vanya membuka pintu kamar mandi, tanpa di duga Vano tengah berendam di dalam bathtub, dengan tubuh yang polos hanya tertutupi busa yang di taburi kelopak bunga. Pria ia sengaja mematikan lampu, sehingga hanya cahaya lilin yang menjadi penerangan di dalam kamar mandi. Wangi lilin aroma terapi memenuhi seluruh ruangan.

"Apalagi ini Vano?" Setiap tindakan Vano selalu membuat Vanya terkejut.

"Aku hanya ingin membantu memijatmu, kamu terlihat sangat lelah," tentu saja Vano tahu kebiasaan Vanya.

"Aku tidak mau," belum sempat Vanya melangkah dengan cepat Vano menarik lengan Vanya.

Hanya dalam hitungan detik bahkan tubuh Vanya telah masuk ke dalam bathtub. Vanya mencoba berontak dan berusaha keluar dari bathub.

"Tenanglah sayang," bisik Vano lembut.

Dalam samar cahaya temaram, cahaya lilin yang lembut menari-nari, menciptakan bayangan yang menawan. Vanya terdiam memandang wajah Vano yang rupawan. Bentuk wajahnya proposional, dengan sorot mata yang tajam, serta alis yang terbingkai rapi, hidungnya yang mancung serba bibir yang merah dan lembut dengan senyum yang menawan.

Perlahan Vanya menyentuh lembut hidung Vano, hingga perlahan berpindah sampai bibir. Kemudian teringat noda lipstik yang di lihatnya tadi pagi.

"Aku mandi di kamar Elana saja," ucap Vanya mendorong tubuh Vano kemudian meninggalkannya begitu saja.

-

-

Bella terlihat cemas karena beberapa kali Vano tidak menjawab panggilannya. Bella yakin pasti Vano sedang berada di tempat Vanya. Kali ini kesabaran Bella rasanya benar-benar telah habis.

Bella memutuskan untuk menyusul ke apartemen Vanya, rasanya tidak cukup hanya dengan menunggu saja. Ia yakin Vano tak akan pulang lagi malam ini.

Bella beberapa kali menekan bell unit apartemen Vanya dengan tidak sabar. "Di mana kak Vano?" taya Bella begitu Vanya membuka pintu. Emosinya semakin memuncak saat melihat pakaian yang di kenakan Vanya, gaun tidur yang cukup terbuka dan di tutupi oleh kimono yang tipis.

"Dia tidak ada di sini," jawab Vanya santai.

"Kamu pasti bohong," Bella mendorong tubuh Vanya.

"Kalau tidak percaya, silahkan cari sendiri," Dengan senang hati Vanya mempersilahkan Bella masuk ke dalam apartemennya.

Dengan emosi yang menggebu, Bella masuk ke dalam unit apartemen Vanya, dia bahkan membuka satu persatu pintu dan memeriksa seluruh ruangan yang ada di dalam apartemen Vanya. Kolong ranjang dan lemari pun tak luput dari pemeriksanya. Dan ternyata memang Vano tidak berada di sana.

Vanya terlihat duduk santai sambil meminum segelas jus jeruk, ia tak perduli dengan Bella yang sedang menggeledah seluruh isi rumahnya.

"Kamu pasti menyembunyikan Vano kan?" Kini Bella menuduh Vanya.

"Ckk kamu kira apartemen ini sebesar apa? Kamu bahkan sudah menggeledah setiap sudut yang ada di unit ini kan? Tidak ada yang terlewat," Vanya memastikan.

"Tapi kak Vano belum pulang selarut ini,"

"Mana aku tahu" Vanya mengedikan bahu.

"Aku peringatkan! Jangan pernah kamu menggoda kak Vano." Bella menunjuk wajah Vanya.

"Aku tidak pernah menggoda Vano," Vanya menepis tangan Bella dengan kasar, tak suka jika ada orang yang semena-mena terhadap dirinya.

"Atau... Aku akan mengambil Elana!!" Bella menyeringai penuh dengan ancaman.

"Cukup Bella! jangan pernah kamu bawa-bawa Elana."

Bella tersenyum licik, dia tahu kelemahan Vanya adalah Elana. "Itu tergantung dari kamu sendiri Vanya,"

"Sedikit saja kamu colek Elana, maka kamu akan tahu akibatnya,"

"Kita lihat saja nanti," Bella menyeringai, kemudian pergi meninggalkan apartemen Vanya.

Tangan Vanya mengepal, ia mulai terprovokasi dengan ucapan Bella yang mulai membawa Elana dalam urusan mereka. Beruntung Vano sudah pulang satu jam lalu, dan kini Vanya juga tak tahu keberadaan Vano.

-

-

"Kabur lagi kau bang?" tanya Askara, adik kedua dari Vano. Askara memang jarang pulang ke rumah mengingat profesinya sebagai pilot yang seringkali landing di beberapa tempat yang berbeda. Ia memilih menginap di hotel yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan bandara.

Vano masuk ke dalam dengan wajah yang kusut.

"Entah aku harus pulang ke mana," Vano merebahkan tubuhnya di sofa yang empuk sambil memijat kepalanya yang terasa berat.

"Seperti remaja labil saja," ledek Askara, umur mereka memang tidak terlalu jauh hanya terpaut tiga tahun saja. Namun nampaknya Askara terlihat lebih dewasa dan tegas di banding Vano.

"Bang, bukan kali saja aku ngomong. Jangan terlalu menuruti kemauan mama, karena mama akan selalu menuntut jika terus di turuti."

"Sudah terlambat Aska," suara Vano terdengar putus asa.

Terkadang Askara juga kasihan terhadap Kakak pertamanya itu, Ia menanggung beban dan tanggungjawab yang teramat berat. Ia satu-satunya anak yang bisa di andalkan dalam keluarganya. Tidak seperti dirinya yang sedari dulu jadi pembangkang. Askara sudah cukup kebal dengan ucapan-ucapan mama Erika yang menyakiti hatinya, berbeda dengan Vano yang berhati lembut dan mudah tersentuh.

"Biar aku yang hubungi Bella, dia pasti khawatir dan mencarimu," Askara merogoh ponsel dari saku celananya, kemudian menghubungi Bella. Mereka sudah saling mengenal meski tidak akrab.

"Bilang kalau sejak sore aku di sini,"

Askara hanya mengangguk mengiyakan apa yang di katakan Vano.

***

Jangan lupa like dan komen yaa...

1
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Firasat seorang ibu ga pernah salah. Licik memang mantan mertua dan si bella itu
dyah EkaPratiwi
jahat sekali mama vano
💜Bening🍆
bisa gaplok emaknya vano gk sih itu mulut apa comberan kotor banget🙄
lari vanya.. lari.... larilah yg jauh dr vano n org2 di sekitaran vano pd gila semua mereka
💜Bening🍆
udahlah paling bener kalian hidup masing2.. apa lg vano udah berkeluarga...
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
ceritakan saja sama mami mu kalau Oma Erika tuh mengancam mu kalau kau tidak ikut sama papi mu
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan mau elana lebih baik km ttp sama mami mu jangan pernah tinggalkan dia
Dewi Ajah
gubluugg kok bisa2 nya malah lari ke alkohol.. lemaaHh😒
dyah EkaPratiwi
kenapa Vanya tergodah😭
Author abal-abal: khilaf kak🤭
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
Vano egois bang jahat banget
𝐋aQ⃟ui𝐧🦋
Ya kan, rasa bersalah menghantui vano. Padahal kalau jujur pasti lebih baik sekalipun itu sakit. Kalau begini, makin besar kepala si bella
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
tumben banget si Vano acuh begitu biasanya kan dia kalau udh lama gak bertemu langsung maen nyosor aja
Author abal-abal: Vano sudah ternoda katanya 🙈
total 1 replies
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
papi mu bukan sibuk kerja elana tapi kmrn sedang liburan sama Bella 🤭
suzy baek
Type emak2 rempong.. masa anak baru aja cere dah di suruh nikah lagi. Vano makanya kaya gitu dia hidup di keluarga toxic
suzy baek
baru baca Bab awal tapi dah gedeg aja sama si Vano. Jadi laki kok gak tegas sih, kasihan tuh anak istrimu jadi korban.
TiraMissU
wah bercak merah jangan-jangan Bella pms itu 🤣🤣
TiraMissU
Jadi mereka melakukannya atau tidak? kok di skip sih thoorrr...
TiraMissU
Makin sebel sama Bella, di awal ku kira dia itu bakalan baik
TiraMissU
Si Bella sakit jiwa deh kayanya 🙈
TiraMissU
Mending jangan dah Vanya. suami orang tuh...
TiraMissU
uhuk lampu hijau... mending sama Ryuji aja sih bujangan anak tunggal kaya raya😂 emak bapaknya baik pula
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!