Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran Tentang Alice
"Alice... Ayo bangun jangan pura-pura tidur." Ucap Abian masih mendorong keras batang pisang miliknya.
Jleb plok plok plok
"Ahhh... " Abian mengeram. " Kenapa bau anyir, apa yang terjadi." Ucap Abian.
"Astaga Alice, kamu memang lemah tidak sekuat Alicia. Sangat merepotkan."
Abian pun terpaksa membawa kekasih gelapnya ke Rumah Sakit terdekat.
Begitu sampai ke Rumah Sakit hanya mengantar hingga pintu UGD, setelah itu dia pergi karena tidak ingin kehadirannya diketahui orang lain. Bisa hancur semua rencananya.
Beberapa jam usai dokter memberikan pertolongan, kemudian dokter ingin menyampaikan pada pihak keluarga tapi tidak ada satu orang pun yang menunggui pasien yang bernama Alice.
"Dokter, pria yang tadi membawa pasien ke UGD sudah pergi. Mungkin dia hanya orang luar yang sekedar menolong." Ucap perawat.
"Kalau begitu kamu cari di ponselnya nomer hape yang sekiranya nama suaminya." Perintah sang dokter.
"Baik dokter, akan saya lakukan."
Perawat itu pun membuka ponsel yang ada di tas kecil milik pasien, beruntung hanya menggunakan sidik jari untuk membuka kuncinya. Karena itu perawat langsung menempelkan ibu jari Alice pada layar ponselnya. Tidak lama kemudian perawat menemukan kontak dengan nama suamiku.
Tut
Tut
Tut
"Selamat malam, maaf mengganggu. Kami dari Rumah Sakit Budi Husada ingin memberitahukan bahwa Nyonya Alice sedang dirawat."
"....."
"Lokasi kami ada di sebelah timur perbatasan kota." Jawab perawat.
"....."
Tut
Selesai menghubungi suami, perawat itu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Alvin tiba di Rumah Sakit sekitar pukul 1 malam, jarak rumah dengan tempat Alice dirawat memang cukup jauh. Entah apa yang telah dilakukan Alice hingga pergi sejauh ini. Pikir Alvin.
"Dokter apa telah yang terjadi dengan istri saya?" Tanya Alvin.
"Pasien mengalami pendarahan hebat, bersyukur bayi dalam kandungannya masih bisa bertahan meskipun dalam keadaan lemah. Mohon maaf, pasien sepertinya terlalu lelah berhubungan intim yang menyebabkan adanya robekan di mulut rahimnya. Beruntung tadi ada yang segera membawanya ke Rumah Sakit ini."
"Pendarahan? Berhubungan intim? Maaf dokter, istri saya pamit pergi dari rumah ingin bertemu temannya. Rumah saya saja jauh dari sini. Apa mungkin istri saya telah mengalami pelecehan seksual?" Tanya Alvin, pria bodoh itu masih berfikir positif terhadap sepak terjang istrinya.
"Kemungkinan tidak, tapi kita bisa melakukan visum untuk mengetahui kebenarannya."
"Maka, lakukannya secepatnya Dokter. Supaya saya bisa melaporkannya pada polisi."
Tapi, hal yang tak terduga menghantam dada Alvin ketika hasil visum keluar. Dokter mengatakan jika tidak ada tanda kekerasan atau pelecehan terhadap pasien. Hanya mereka melakukan hubungan terlalu bersemangat sehingga membuat Alice kelelahan berakhir pendarahan.
"Apakah Alice selingkuh." Pikir Alvin.
Alvin melihat Alice yang tergeletak dengan jarum infus yang menancap di tangan kirinya. Perut besar itu, bayi siapa di sana. Sepintas Alvin meragukannya, tapi hasil visum tidak mungkin salah bukan?
Dengan gontai, Alvin kembali ke ruangan dokter. Dia akan melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya. Tapi sekarang berbeda.
"Permisi Dokter, bolehkah saya minta untuk dilakukan tes DNA terhadap bayi yang dikandung istri saya?"
"Boleh, karena usia kandungan sudah cukup kuat untuk dilakukan tes."
"Berapa lama hasilnya keluar, dokter?"
"Biasanya satu minggu, tapi untuk kasus ini saya akan minta pada pihak terkait untuk mendahulukan."
"Terima kasih atas bantuannya Dokter."
Saat ini Alvin sedang duduk termenung di taman Rumah Sakit. Hatinya bimbang, dia teringat semua perkataan mantan istrinya terhadap Alice.
"Clara selalu bilang jika Alice murahan, yang suka tidur dengan banyak pria selain aku. Mungkin dulu aku marah mendengar wanita yang aku cintai dihina seperti itu. Tapi sekarang aku percaya."
"Aku yakin dulu selalu menjaga diri, tidak mungkin aku meniduri perempuan sebelum adanya ikatan pernikahan. Bahkan Clara yang notabennya seorang istri belum pernah aku sentuh."
"Mama juga sempat ragu dengan usia kehamilan Alice. Dia mengaku hamil 3 bulan, tapi mama lihat seperti 5 bulan. Sungguh aku jadi ragu dan penasaran."
"Ah... Aku jadi lupa hubungi mama, sejak aku tinggal di kontrakan. Aku belum bertemu lagi dengan mama, apa hidup baik bersama Clara di rumah itu."
Tut
Tut
Tut
"Tidak diangkat, pasti mama sedang tidur." Gumamnya.
Karena lelah, Alvin merebahkan tubuhnya di bangku panjang yang ada di taman kemudian dia tertidur.
Waktu terus berputar, Alice terbangun dengan badan yang terasa sakit.
"Dimana aku sekarang?" Gumam Alice.
"Jarum infus, itu artinya aku sedang di rumah sakit. Lalu di mana Abian, kenapa aku hanya sendirian di sini." Lanjutnya.
Kriet...
"Kamu sudah bangun Alice?" Tanya Alvin dengan suara dingin.
"Alvin..." Alice tergagap, dia terkejut.
"Ya ini aku, kenapa wajah kamu seperti itu? Kamu terkejut karena aku yang menemani kamu?"
"Bukan seperti itu, tapi memang seharusnya suami aku yang menemani ketika aku sakit. Dan kamulah suamiku, Alvin." Alice mencari pembenaran.
"Untuk apa kamu datang ke tempat yang jauh dari rumah, sedangkan pamit ke rumah temanmu."
"Sudah berapa lama Alice?" Tanya Alvin ambigu, membuat Alice pucat.
"Apanya Alvin, aku tidak paham."
"Hmm... Baiklah, tunggu dokter saja supaya kamu paham kesalahan kamu."
Pagi ini, dokter melakukan visit. Alvin sengaja bertanya langsung dengan Dokter tentang usia kandungan Alice.
"Dokter, apa kemarin Dokter memeriksa usia kandungan istri saya ini."
"Tentu saja, saya telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Usia kandungan istri Anda sudah bulan kesembilan. Sudah menunggu hari kelahiran, untuk itu berhubungan intim dengan cara kasar tidak dibenarkan. Beruntung kemarin tidak menimbulkan kontraksi yang memicu kelahiran. Meskipun ada pendarahan, tapi tidak menimbulkan keguguran. Tapi untuk sementara harus bedrest." Ucap Dokter.
"Terima kasih dokter." Ucap Alvin.
"Alvin... Tolong jangan salah paham, aku... Aku..." Suara Alice terpotong.
"Kenapa kamu membohongi aku, Alice. Usia kehamilanmu 2 bulan lebih lama daripada pengakuanmu. Bukankah itu artinya bayi itu bukan milikku? Kamu sengaja menjebakku?" Bentak Alvin.
"Tidak... Alvin... bayi ini tentu milikmu. Darah dagingmu." Teriak Alice.
"DASAR PEMBOHONG, JALANG SIALAN. Karenamu aku kehilangan segalanya, istri penurut, harta warisan semua sirna karenamu."
"Apa sekarang kamu menyesal telah menceraikan wanita miskin itu? Apa hebatnya dia, hanya perempuan rendahan."
"Kamu yang rendahan Alice, kamu wanita murahan." Tanpa sadar, Alvin menarik tubuh Alice hingga wanita itu terjatuh di lantai.
"Ahhhhh...."
Alice terjerembab dengan posisi perut yang membentur lantai lebih dulu. Darah segar kembali mengalir, Alice sendiri mengerang merasakan nyeri hebat.
"Alvin... Tolong selamatkan anakku, panggilkan dokter. Aku akan melahirkan sekarang."
Alvin diam, dia bergeming tidak beranjak selangkah pun. Hingga seorang perawat yang mendengar teriakan Alice masuk ruangan ingin memastikan pendengarannya.
"Astaga, apa yang terjadi? Kenapa bisa terjatuh hingga pendarahan begini." Dengan sigap perawat itu memanggil rekan kerjanya dan juga Dokter. Karena kondisi sudah membahayakan, Dokter pun segera mengambil tindakan untuk mengoperasi kandungan Alice. Sebenarnya sudah cukup bulan, tapi seharusnya bisa menunggu waktu kelahiran secara alami. Tapi kini, Alice terpaksa dioperasi.
Tidak butuh waktu lama, Alice telah melahirkan seorang bayi perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan tinggi 50 cm. Sedangkan kondisi Alice sudah membaik, tidak ada komplikasi apa pun.
"Ini pak Alvin, bayinya sudah lahir cantik dan gemoy sekali."
Deg
Alvin terpaku menatap bayi yang dia yakini bukan anaknya.
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.