NovelToon NovelToon
Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chiknuggies

Original Story by : Chiknuggies (Hak cipta dilindungi undang-undang)

Aku pernah menemukan cinta sejati, hanya saja . . . Arta, (pria yang aku kenal saat itu) memutuskan untuk menjalin kasih dengan wanita lain.

Beberapa hari yang lalu dia kembali kepadaku, datang bersama kenangan yang aku tahu bahwa, itu adalah kenangan pahit.

Sungguh lucu memang, mengetahui Arta dengan sadarnya, mempermainkan hatiku naik dan turun. Dia datang ketika aku berjuang keras untuk melupakannya.
Bak layangan yang asyik dikendalikan, membuat aku saat ini tenggelam dalam dilema.

Hati ini. . . sulit menterjemahkan Arta sebagai, kerinduan atau tanda bahaya.

°°°°°°

Airin, wanita dengan senyuman yang menyembunyikan luka. Setiap cinta yang ia beri, berakhir dengan pengkhianatan.

Dalam kesendirian, ia mencari kekuatan untuk bangkit, berharap suatu hari menemukan cinta yang setia. Namun, di setiap malam yang sunyi, kenangan pahit kembali menghantui. Hatinya yang rapuh terus berjuang melawan bayang masalalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiknuggies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Menatap lesu kepadaku menyambut kepergian Arta, Sandi mengajakku ke belakang demi menanyaiku mengenai apa yang barusan terjadi antara aku dan laki-laki itu.

Di tengah gelapnya malam dengan pencahayaan yang seadanya, mulai duduk dan menawariku sebatang rokok yang mencuat dari bungkusnya.

Aku menolak halus dengan mengatakan, "Nggak, gw masih punya kok San." Jawabku sembari membakar rokok bertembakau putih yang segan ku hisap.

Melihat rokok ini mengingatkan ku pada Arta yang baru saja singgah beberapa menit yang lalu, di kepalaku kini kembali hanya ada dia di setiap gerak-gerik yang kulakukan.

"Gimana Ruel di dalam?" Tanyaku membuka topik.

"Gw minta dia untuk menutup kios terlebih dahulu, karena sepertinya gw harus mengetahui mengenai apa yang terjadi saat ini." Jelas Sandi yang menyentil abu dari batang rokok.

"Entah lah San, gw juga gak paham kondisi jelasnya. Tiba-tiba aja Arta dateng dan lu usir. Gw cuma tau itu." Ujar ku menutupi banyak hal dari Sandi.

"Jadi namanya Arta?" Telisiknya dariku. "Gw kaget pas Ruel datang ke dapur dan bilang San-san, cepet kedepan. Tolongin Boo. Terus gw malah bingung soal siapa itu Boo? Jadi Ruel udah kasih julukan baru ke lu?" Pukas nya sedikit tertawa kepadaku.

"Ya begitulah, anak itu."

"Atau mau cerita di rumah gw aja. . . Boo?" Menawariku mampir, sambil mengikuti nada Ruel yang menjengkelkan.

Aku mendengus pelan, sampai selanjutnya mengiyakan penawaran dari Sandi, "Tapi kopi kesukaan gw mahal loh." Jawabku menanggapi canda yang ia berikan.

Lama perjalanan menuju rumah Sandi cukup singkat kurasakan, mungkin bukan karena jaraknya, melainkan pikiranku yang cukup penuh menelan dimensi ruang dan waktu.

Hingga di saat kami berdiri tepat di depan pintu dan Sandi mulai mengetuk serta memberi salam agar dibukakan pintu, ibunya keluar sambil memegang sendok sup dan melihat kami berdua penuh tanya.

"Sandi? Kamu. . . Akhirnya mamah punya menantu." Pukas ibunya yang seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Sambil memungut sendok sup yang terjatuh dari tangan ibunya, ia menggeser tubuh ibunya agar memberi celah untuk kami masuk.

"Ini Airin, temen kerja Sandi mah."

Ibunya memberikan gestur yang lembut ketika tersontak kaget, seperti sudah lihai menjahili anak bujang nya ini. "Ya ampunn, maaf-maaf. Mamah kira Sandi udah siap kasih mamah cucu." Ia terkekeh dengan kedua tangan yang terkepal.

"Apaan si mah, jangan bikin onar di depan tamu. Ayo rin masuk, kita makan dulu, mamah udah masak."

"Umm o-okey," aku menyambut tangan ibunya sebelum hendak masuk. "Permisi tante, airin ikut masuk ya." Lalu terburu-buru mengejar Sandi yang meninggalkan ku. "San! Tunggu. Ini nggak apa-apa kayak begini?"

Dia menolehkan pandangannya ke arahku tanpa berhenti berjalan. "Hmm?"

"Ih tunggu. (Aku menarik ujung bajunya lalu Sandi berhenti) Gw gak nyangka bakalan jadi heboh kayak gini. Gw pulang aja kali ya?"

"Kenapa? Santai aja, mamah emang kayak gitu, jangan terlalu di ambil pusing. Selesai makan kita ngobrol di dalam." Lengkapnya, menunjuk salah satu ruangan yang sepertinya itu adalah kamar miliknya.

Duduk di satu meja makan bersama ibunya,  membuat perasaan ku campur aduk dan tidak karuan. Pasalnya, kami tidak mengeluarkan sepatah kata apapun dan hanya membiarkan denting alat makan saling berkomunikasi satu sama lain.

Di tengah hiruk-pikuk perasaanku yang membuat hatiku tidak nyaman, akhirnya seuntai kata keluar dari ibu Sandi, "Jadi. . Airin. Kamu udah punya pacar belum?" Celetuknya seru.

Aku tersendak mendengar basa-basi yang ibunya lontarkan, bersama Sandi yang berdehem keras menegur ibunya. "Ehem!!"

Aku menoleh kearah Sandi sembari tersenyum, meski masih berusaha mengeluarkan makanan yang menyangkut di tenggorokan. Mengangkat tangan sedikit kearah Sandi bermaksud biarkan aku menjawab pertanyaan tersebut.

"Aku masih single tante." Jawabku terkekeh agar tidak ada yang tersinggung.

Ibunya mendongakkan kepala, mencoba untuk mengerti jawaban dariku, karena menurutku sepertinya tidak ada yang salah.

"Loh kenapa? Kamu kan cantik nak."

*Buk!* Suara pukulan ringan ke arah meja dari Sandi.

Sandi memukul meja, karena mungkin tidak nyaman dengan topik yang ibunya buat. "Mah, Airin itu dateng kesini, ada masalah kerjaan, jadi jangan tanya yang aneh-aneh, tolong." Sandi menegur ibunya.

Aku yang menjadi semakin merasa bersalah karena telah hadir kemari, memegang lengan Sandi, mencoba untuk melerai hatinya yang panas, menggunakan ekspresi yang memelas dari wajahku.

Berbeda dengan tanggapan dariku, ibunya seperti telah terbiasa dengan sifat dingin yang Sandi berikan lalu kembali bergurau. "Ya ampun Ndi, galak buanget sih kamu. Padahal nggak apa-apa juga, iya kan, nak Airin."

Perdebatan demi perdebatan terus berlanjut hingga acara makan akhirnya usai.

Aku akui meski ibunya kerap bercanda menggunakan kalimat tanpa tebang pilih, tetapi sebagai ibu rumah tangga, lengannya piawai dalam mengolah bahan makanan yang cukup sulit untuk di masak.

Jarang pula bagiku, untuk datang bertamu ke rumah seseorang, lalu di suguhkan Fish and chips dengan side dish asparagus oleh pemilik rumah.

1
Misssyah
semangat ya.
Misssyah: sama sama /Smile/
Chiknuggies: makasih kakak/Joyful/
total 2 replies
Van
thor.. mana fanserv nya torr😭
Chiknuggies: Hai Van, kamu tau lokasinya. /Shhh/
total 1 replies
Van
keren binggow
Chiknuggies: Terimakasih /Shy/
total 1 replies
Van
berat banget jadi ruel;(
Chiknuggies: /Cry/
total 1 replies
Van
kacau banget bikin emosi naik turun!!
Chiknuggies: Hai, pembaca setia /Applaud/
gimana rasanya satu tahun bersama saya./Smile/
total 1 replies
Van
awwww poor airin/Sob//Sob/
Chiknuggies: Turut berdukacita /Facepalm/
total 1 replies
Sara la pulga
Aduh, terharu banget!
Necesito dormir(눈‸눈)
Gemes banget deh ceritanya!
Tuxedo Mask
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!