"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Penyakit Mama Kirana
Di rumah, Queen sedang di jenguk oleh orang tua nya. Mereka berkaca-kaca melihat keadaan putri mereka yang semakin lama terlihat semakin kurus. Lingkaran hitam di bawah mata nya pun turut menghiasi wajah yang selalu sendu itu, membuat orang tua nya tau kalau putri mereka jarang tidur.
"Nak, apa kamu tidak tidur dengan baik?" Tanya Ibu nya dengan mengusap lembut wajah sang putri.
"Bagaimana aku bisa tidur dengan baik, Ma? Membayangkan hidupku saja, selalu membuatku tak tenang." Jawab Queen, dia menatap kedua orang tua nya dengan sendu.
"Kita pulang saja ya? Kita berobat ke luar negeri."
"Tidak usah Ma, Mas Jeff sudah menyewa dokter terbaik untuk mengobati ku. Mama tak perlu khawatir. Mas Jeff mengurus ku dengan baik." Jawab Queen, perempuan itu mengulas senyum manis nya. Mendengar itu membuat air mata kedua orang tua nya luruh, betapa sabar nya Jeffran mengurus putri mereka yang sakit selama 1 tahun belakangan ini.
"Nak, bagaimana jika Jeffran berpaling?" Tanya ibu Queen, membuat wanita itu menatap ibu nya dengan sendu. Meski tak rela, tapi dia harus bisa merelakan nya jika suatu saat nanti hal itu memang terjadi.
"Dia pria yang setia Ma, tak mungkin melakukan hal semacam itu." Jawab Queen, berusaha mengobati kegundahan hati nya sendiri, meski dalam hati dia merasakan ketakutan juga.
"Tak menutup kemungkinan Queen, Jeff pria yang sempurna, dia juga normal dan mempunyai nafsuu." Ibu nya menatap pelan rambut Queen yang semakin tipis, karena rontok akibat kemoterapi yang dia jalani.
"Kalau hal itu sampai terjadi, aku cukup tau diri. Apa yang harus aku lakukan selain merelakan?" Tanya Queen lirih, perempuan itu terlihat tegar, meskipun tatapan nya terlihat sendu.
"Kamu harus kuat Nak, semoga ada keajaiban kamu bisa sembuh seperti sedia kala."
"Iya Ma, semoga saja." Jawab Queen, dia tersenyum manis, berusaha menunjukkan pada kedua orang tua nya, kalau dia baik-baik saja. Padahal dalam hati nya dia sedang menangis.
Dia tak menunjukan kelemahan nya di depan kedua orang tua nya, dia tak mau membuat orang tua nya khawatir dengan kondisi dan keadaan rumah tangga nya yang mulai goyah.
Salahkah kalau dia sudah mencurigai suami nya sendiri? Firasat seorang istri tau benar perubahan sikap suaminya. Beberapa hari ini juga Danish terlihat lebih datar dari biasanya, ingin sekali dia mengajak Jeff untuk bicara empat mata, mengatakan semua keluh kesahnya pada sang suami.
Namun, pria itu terlihat seperti menghindari nya, lebih tepatnya setelah pagi itu, saat dia meminta hal yang seharusnya menjadi kewajiban nya, tapi Jeff langsung pergi saat dia mendapat telepon dari sekretaris nya.
Suami nya memang pernah beberapa kali menyebut nama Kirana, dia membicarakan kalau perempuan itu bekerja sangat keras hingga menghandle dua pekerjaan sekaligus, assisten dan sekretaris juga. Tapi dia belum pernah bertemu dengan sosok bernama Kirana ini.
Di kantor, Kirana masih menemani Jeff makan. Jadi, yang makan siang itu bukan Kirana tapi Jeff. Pria itu begitu lahap memakan masakan nya, membuat Kirana heran karena setau nya bos nya itu selalu menjunjung tinggi kesehatan dengan gaya makan sehat. Hanya sayur atau buah, jika pagi hanya dua buah roti yang di olesi selai coklat dan segelas susu kedelai, kalau pun makan nasi pria itu memilih nasi merah, karena karbo nya lebih rendah dari nasi putih. Sangat berbeda dengan Kirana yang merasa belum makan kalau belum makan nasi.
Hingga suara dering telepon membuat Kirana terlonjak, padahal yang berbunyi ponsel nya sendiri.
"Angkat Kiran, berisik!" Perintah Jeffran, membuat Kirana segera mengangkat panggilan itu. Ternyata dari tetangga nya, entah ada apa dia menelpon siang-siang begini.
"Hallo Bi, kenapa?"
"Kiran, ibu mu pingsan. Kayaknya penyakit nya kambuh, jadi ibu bawa dia ke rumah sakit. Kamu kesini ya?" Ucap nya, bahkan suasana di seberang telepon terdengar riuh.
"Rumah sakit mana, bi? Kirana kesana sekarang!" Orang yang di panggil Bibi oleh Kirana itu pun menyebutkan alamat rumah sakit dan Kirana segera bersiap untuk pergi.
"Ada apa Kiran? Kau terlihat panik." Tanya Jeffran, saat melihat sekretaris nya panik.
"Ibu saya pingsan tuan, saya harus ke rumah sakit sekarang." Ucap Kirana, membuat Jeff yang sedang makan ikut terkejut.
"Aku antar."
"Tak perlu tuan, saya bisa naik taksi. Saya permisi dulu, bekas makan nya simpan saja di meja." Ucap Kirana lalu pergi dari depan Jeff dengan berjalan terseok-seok, karena terburu-buru.
"Semoga Mama baik-baik saja, ya tuhan.." Gumam Kirana, dia berdiri di pinggir jalan sambil menyetop kendaraan umum, tapi sialnya semua penuh.
"Bagaimana ini, ahh menyebalkan! Pas di butuhin gini, tiba-tiba aja susah." Kirana mengumpat kesal, karena sudah hampir 15 menit dia disini, tapi belum juga mendapatkan kendaraan umum untuk mengantar nya ke rumah sakit.
Hingga tak lama sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan nya, seseorang melongokan kepala nya.
"Masih disini? Kan saya sudah bilang akan mengantar mu, ayoo masuk." Ucap Jeffran, membuat Kirana mau tak mau harus menerima tumpangan dari bos nya.
"Baik tuan, terimakasih." Jawab Kirana lalu masuk ke dalam mobil. Mobil itu melaju membelah jalanan yang mulai padat karena jam makan siang sudah selesai.
"Rumah sakit mana?" Tanya Jeff sambil fokus mengemudi.
"Rumah sakit xxx tuan." Jeff mengangguk mengerti, dia melajukan kendaraan roda empat miliknya dengan kecepatan yang cukup tinggi.
.....
🌷🌷🌷🌷
noted : relate novel one night stand with secretary, ada beberapa adegan serupa dengan alur yang sama🙏