NovelToon NovelToon
Tumbal Mata Kedua

Tumbal Mata Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Spiritual / Zombie / Tumbal
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Cerita ini berlatar 10 tahun setelah kejadian di Desa Soca (Diharapkan untuk membaca season sebelumnya agar lebih paham atas apa yang sedang terjadi. Tetapi jika ingin membaca versi ini terlebih dahulu dipersilahkan dan temukan sendiri seluruh kejanggalan yang ada disetiap cerita).

Sebuah kereta malam mengalami kerusakan hingga membuatnya harus terhenti di tengah hutan pada dini hari. Pemberangkatan pun menjadi sedikit tertunda dan membuat seluruh penumpang kesal dan menyalahkan sang masinis karena tidak mengecek seluruh mesin kereta terlebih dahulu. Hanya itu? Tidak. Sayangnya, mereka berhenti di sebuah hutan yang masih satu daerah dengan Desa Soca yang membuat seluruh "Cahaya Mata" lebih banyak tersedia hingga membuat seluruh zombie menjadi lebih brutal dari sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Rumah Sakit

Saat ini sudah 8 jam aku berada di rumah sakit pasca penyelamatan dari tragedi mengerikan itu. Lampu putih yang senantiasa menyinari ruangan ditambah cat putih bersih membuatku merasa hening dan kosong. Bau alkohol yang menguar menyelimuti seluruh ruangan. Dan suara-suara orang yang bergumam pelan membisik memecah sepi yang terasa asing.

Aku menghela napas berat dan pandanganku menyapu sekeliling. Saat ini, tubuhku tidak mengalami luka yang cukup serius. Bahkan selang infus pun tidak menancap menembus tubuhku. Aku pun hanya diberi obat-obatan dan beberapa suplemen agar tubuhku segera cepat pulih walaupun aku merasa aku tidak terlalu membutuhkannya.

Aku juga telah menjalani tes kejiwaan sebelumnya. Hasilnya buruk. Aku masih harus menjalani beberapa terapi lagi untuk menyembuhkan rasa traumaku sepenuhnya. Tragedi yang kembali terulang untuk kedua kalinya membuat kejiwaanku sedikit berguncang. Menurut psikiater, kemungkinan rasa traumaku bisa saja kambuh sewaktu-waktu. Maka dari itu, aku juga akan menjalani beberapa terapi lagi yang lumayan panjang dan bertahap.

Aku mengusap lembut rambut seseorang yang menyandarkan kepalanya di sisi tempat tidurku. Dia pun terbangun dan seketika menoleh ke arahku. Dengan pandangan yang sayu dia menatapku dan tersenyum hangat ke arahku.

"Kamu sudah bangun, Mas?" ucapnya lembut. Aku hanya mengangguk pelan dan membalas senyumannya.

"Makasih ya kamu sudah datang menemuiku," jawabku lirih.

"Sudah menjadi kewajibanku untuk selalu mendampingimu,"

"Ngomong-ngomong di mana Nadine?"

"Dia sedang tidur di kamar sebelah. Berhubung kamar sebelah masih kosong, jadi ku suruh dia untuk berbaring di sana," jawabnya lembut. Aku tersenyum lega mendengarnya.

Aku pun mencoba untuk bangkit dari tidurku dan tidak ingin berlama-lama disini. Astrid dengan sigap langsung membantuku untuk bangkit. Alisnya mengkerut dan tanpa senyuman pun di bibirnya. Aku menatapnya dalam untuk menenangkannya yang tampak mencemaskanku. Aku termenung sejenak dan duduk di tepian kasurku. Jam dinding menunjukkan pukul 10.00. Aku memegang kepalaku yang masih sedikit pening.

"Sepertinya kamu masih belum pulih sepenuhnya. Istirahatlah dulu," ucap Astrid lembut.

"Ah tidak. Aku hanya pusing sebab tidurku yang tidak cukup nyenyak. Dengan duduk sebentar, pasti kepalaku tidak pusing lagi," dia nampak mengangguk lirih dan tersenyum tipis.

Pandanganku menyapu sekitar. Aku melihat beberapa obat-obatan dan air minum dengan ukuran tanggung di atas laci kecil yang berada di samping tempat tidurku. Aku kira, sebelumnya tidak ada obat-obatan diatas sana. Aku pun meraihnya dan membaca keterangan yang ada di bungkusnya.

"Apa ini sudah waktunya aku minum obat?" ucapku kepada istri tercintaku itu.

"Ehm yaudah sekarang aja nggak apa-apa," dia langsung bergegas mengambil gelas kaca dan menuangkan air ke dalamnya. Aku pun turut menyobek obat-obatan itu dan meletakkannya di telapak tanganku.

Menurut dosis, aku harus meminum satu buah kapsul dan dua pil obat yang berukuran sedang. Aku menerima segelas air yang sudah disiapkan istriku sebelumnya dan langsung menenggaknya bersamaan dengan ketiga obat tadi. Seketika obat mengalir perlahan menuruni kerongkonganku dan perlahan masuk ke perutku. Aku bersendawa kecil setelahnya dan menghela napas lega.

"Oh iya, Mas. Tadi ada seorang gadis yang menitipkan ini kepadaku," sahut istriku sembari kembali menggeledah laci kecil itu

Aku mengamatinya dengan seksama. Setelah itu, istriku mengeluarkan sebuah toples bening berukuran kecil yang berisi kue-kue kering yang kelihatan manis dan enak. Aku lalu bertanya kepadanya,

"Siapa yang memberikan kue ini?" tanyaku sembari membuka tutup kue itu dan mengambilnya satu.

"Aini, Mas. Dia datang satu jam yang lalu. Saat dia melihatmu tidur, dia hanya mampir sejenak kemudian kembali pulang," jawab Astrid.

"Aini ya? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Kira-kira sekarang dia umurnya berapa ya? Apa dia juga sudah setinggi bahuku? Terakhir kali aku bertemu dengannya, dia masih setinggi perutku," batinku sembari memandangi toples kue itu.

Tiba-tiba terdengar derit suara tempat tidur yang bergoyang di sebalik tirai yang memisahkan antar setiap kamar pasian. Kemudian diikuti suara mungil dengan nada malas menegur percakapan kami berdua.

"Kenapa sih rame-rame?" sungutnya. Kami berdua hanya tersenyum kecil mendengar suaranya.

Gadis itu terdengar melompat turun dari ranjang yang memang cukup tinggi untuk anak seusianya yang masih berumur 5 tahun. Kemudian tirai tersibak dengan kasar dan muncullah seorang malaikat kecil dengan tatapan yang malas menatap kami berdua. Dia nampak mengucek mata kirinya sembari sesekali menguap untuk mengisi otaknya dengan oksigen dengan lebih banyak.

"Loh? Ayah? Ayah sudah bangun?" seketika senyum cerah menghiasai wajah cantiknya. Aku pun seketika menggendong tubuh kecilnya dan mencubit pipinya gemas.

"Ayah kangen banget sama kamu," ucapku dengan nada manja. Dia hanya tersenyum geli digendonganku.

"Ayah, ayah! Kita kapan bisa pulangnya?" tanya Nadine dengan mata membulat sempurna.

"Bentar ya. Kan Ayah masih sakit ini,"

"Emangnya kalau masih sakit masih belum boleh pulang ya, Yah?" sambung Nadine.

"Ya belum dong. Nanti kalau Ayah tiba-tiba pingsan di jalan gimana?" godaku. Dia tampak kebingungan mendengar pertanyaanku dan menatap ibunya. Aku pun hanya tersenyum geli melihat tingkah polosnya itu. Astrid pun turut tertawa geli.

Tiba-tiba aku teringat akan kabar teman-temanku yang berhasil selamat bersamaku. Aku pun beranjak keluar dari kamarku kemudian mataku mengembara ke sekeliling ruangan ini. Beberapa tirai ada yang tertutup dengan seseorang yang berbincang-bincang di dalamnya. Aku berjalan-jalan sejenak memperhatikan seluruh pasien yang ada di sekelilingku. Aku sesekali mengintip melalui celah tirai yang terbuka sembari terus menyusuri ruangan ini.

"Sepertinya mereka ada di ruangan lain," batinku.

Setelah aku tidak menemukan apa yang aku cari, aku memutuskan untuk kembali ke tempat tidurku. Kemudian aku bertanya kepada Astrid tentang kabar orang yang berhasil selamat bersamaku semalam.

"Oh mereka berempat ada di ruangan sebelah," jawabnya sembari masih mengemasi obat yang aku minum sebelumnya.

"Bisa kamu antarkan aku?" ajakku.

"Maaf, Mas. Tapi menurut dokter, kamu masih harus istirahat dulu," ucap Astrid. Raut wajahnya menampakan sedikit kekhawatiran padaku. Aku hanya menghela napas dan tersenyum hangat padanya.

Aku memutuskan untuk kembali merebahkan tubuhku di kasur empukku. Nadine pun tidur di sampingku sedangkan Astrid duduk di kursi bulat yang berada di samping kasur. Untuk mengisi waktu, kami kembali mencicipi kue pemberian Aini. Aku sangat menikmati momen kehangatan bersama dengan keluarga kecilku ini. Senda gurau pun turut menghiasi kebersamaan kami. Yah walaupun hatiku masih merasa gelisah akan tragedi semalam dengan kereta malam kedua yang terus saja berjalan sambari membawa penumpang zombie di dalamnya.

Tiba-tiba napasku terhenti. Aku baru ingat kereta kedua masih membawa penumpang zombie dan yang mungkin saja sudah sampai di stasiun berikutnya. Aku langsung meraih ponselku untuk mencari informasi yang memberitakan kejadian semalam. Aku terus menggulir layar ponselku dengan perasaan cemas. Aku berharap, firasat buruk yang masih menggantung di benakku tidak benar-benar terjadi.

Karena selain berbahaya, itu juga akan sangat merepotkan dan menambah beban pekerjaanku nantinya. Mulutku berdecak dan tak sadar tanganku turut meremas sprei yang membungkus kasurku.

1
novi
loh loh loh?
novi
waw, dia penggali kubur kah?
Bang Messi: kerja serabutan sih lebih tepatnya
total 1 replies
novi
beruntung?
novi
hah?
novi
hah? ko bisa? karena kecelakaan tadi? ko bisa kecelakaan? pantes masinisnya diem doang
Bang Messi: dikit² akan dijelaskan di bab berikutnya ya kk
total 1 replies
novi
ada apa itu?!
𝓡𝓲𝓿𝓮𝓵𝓵𝓮 ᯓᡣ𐭩
ngeri sekalii /Panic//Panic/
Youshin
Mangat thor🔥
Bang Messi: makasihh udh mampir
total 1 replies
Maulidiah (⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)
wah ini yang kedua,lebih seram lagi nih
Bang Messi: makasihh kk udh mampir /Heart//Heart/
total 1 replies
novi
ga kenal andra, soalnya langsung baca ini
Bang Messi: dia akan menjadi sosok penting pada bab 30 an keatas. maybe
total 1 replies
novi
kok masinisnya ga peduli? malah penumpang e yg nyari tau, kereta apa ini?! gausah di tumpangi
novi
gaboleh gitu woyy
novi
hah? pistol?
novi
hah? sesuatu yang tidak kita inginkan datang menghampiri kita?
Bang Messi: sedikit² bakalan tau ya kk
total 1 replies
novi
ngeri banget/Toasted//Puke/
novi
halo kak! aku udah mampir yaa... ceritanya bagus, tapi aku belum baca cerita yang sebelumnya, jadi masih agak bingung
novi: oalahh okee kakk/Drool//Drool//Drool/
Bang Messi: okey kak Novi. btw cerita ini dominan ke aksi kok bukan horor hehe
total 4 replies
novi
dendam?
Bang Messi: wkwk yaa begitulah
novi: emang sih, kita sebagai manusia ga pernah merasa puas dan selalu merasa iri/Scowl/
total 3 replies
novi
kecelakaan?!/Gosh/
novi: takutnyaa/Scowl//Scowl//Scowl/
Bang Messi: benar sekali
total 2 replies
novi
kok berani sih? kalo aku mending tidur aja/Scowl/
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Doubt/
Bang Messi: /Angry//Angry/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!