NovelToon NovelToon
Gadis Bar Bar Untuk Dokter Arogan

Gadis Bar Bar Untuk Dokter Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini kelanjutan dari( Cinta tuan Dokter yang posesif).

Reihan Darendra Atmaja, dokter muda yang terkenal begitu sangat ramah pada pasien namun tidak pada para bawahannya. Bawahannya mengenal ia sebagai Dokter yang arogan kecuali pada dua wanita yang begitu ia cintai yaitu Mimi dan Kakak perempuannya.

Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan gadis barbar. Sifatnya yang arogan seakan tidak pernah ditakuti.

Yuk simak seperti apa kisah mereka!. Untuk kalian yang nunggu kelanjutannya kisah ini yuk merapat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Sikap Arogan Reihan

Reihan benar benar dipusingkan oleh permintaan Maminya. Bagaimana caranya membicarakan ini dengan Jessi karena mereka sudah sepakat untuk tidak lagi melanjutkan kerjasama mereka. Kenapa juga Maminya harus memperkenalkan Jessi ke teman-temannya.

Tok tok tok

"Masuk!," seru Reihan. Ia kembali memang wajah datarnya saat pintu ruangannya perlahan terbuka. Tampak Papinya memasuki ruangannya dengan tatapan hampir sama dengannya. Ia memang menuruni sifat Papinya bahkan lebih parah dari Papinya.

"Silahkan duduk Pi!," ucap Reihan pada Papinya. Sepertinya ada sesuatu yang sangat serius sehingga Papinya mendatangi ruangannya biasanya Papinya akan memintanya untuk datang ke ruangannya.

Kalen mengangguk pelan lalu menarik kursi yang ada didepan meja kerja anaknya dan kemudian duduk menghadap Reihan.

"Ada apa Pi?," tanya Reihan.

Kalen tampak menghembus nafasnya dengan pelan sebelum membuka suara."Rei... Papi berencana untuk memberikan pimpinan rumah sakit ini padamu. Papi rencananya akan fokus pada perusahaan," ucap Kalen. Sudah waktunya putra sulungnya ini menggantikan dirinya untuk memimpin rumah sakit ini.

Reihan tampak terkejut mendengar ucapan Papinya. Tiba-tiba saja Papinya memintanya untuk memimpin rumah sakit sebesar ini, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah ia mampu?.

"Pi... apakah ini tidak terlalu cepat. Aku baru dua tahun bekerja disini," jawab Reihan. Ia merasa belum siap memimpin rumah sakit ini, ia masih perlu belajar lagi dari Papinya.

"Kamu bisa belajar Rei, Papi akan membimbing kamu," ucap Kalen. Tidak hanya rumah sakit tapi perusahaan nantinya akan ia serahkan kepemimpinannya pada Reihan. Tapi untuk saat ini ia akan memberikan rumah sakit ini dulu pada Reihan. Anaknya ini sudah saatnya diberikan tanggungjawab karena nantinya semuanya akan diwariskan pada Reihan juga nantinya.

"Tapi Pi...

"Kamu bisa memikirkannya Rei, tapi Papi tidak menerima penolakan," ucap Kalen.

"Sama saja Pi," jawab Reihan. Papinya memintanya untuk memikirkan permintaannya tapi malah tidak menerima penolakan. Itu sama saja Papinya memaksanya untuk menerima jabatan yang Papinya berikan padanya.

"Papi yakin kamu bisa Rei," ucap Kalen. Ia tahu kemampuan anaknya itu hanya saja selama ini Reihan terlalu nyaman dengan posisinya saat ini sehingga ia sedikit merasa tidak pantas.

"Jika kamu setuju, kita akan adakan rapat untuk memberitahu para jajaran rumah sakit. Tidak akan ada yang melarang kamu untuk menjadi pimpinan rumah sakit karena rumah sakit ini murni milik Papi," sambung Kalen.

"Baiklah Pi, akan Rei pikirkan," angguk Reihan.

"Baiklah.... kalau begitu Papi pergi dulu," ucap Kalen berdiri dari duduknya lalu melangkah meninggalkan ruangan putranya. Ia tidak lagi bisa menghandle dua pekerjaan sekaligus, tubuhnya tidak lagi sekuat dulu. Sudah saatnya juga Reihan menggantikannya di rumah sakit ini.

Reihan menatap kepergian Papinya dengan tatapan tidak terbaca. Ia lalu menghela nafas beratnya, ia tahu cepat atau lambat Papinya akan memberikan kepemimpinannya padanya tapi ia tidak menyangka jika akan secepat ini.

Reihan menarik laci meja kerjanya untuk mengambil stetoskopnya. Ia akan memeriksa pasiennya yang kemarin sore dioperasi dan sudah di pindahkan pagi tadi ke ruang perawatan. Dan ia tidak sengaja menemukan sebuah foto usang yang ia sendiri lupa kapan meletakkannya disini, mungkin saja dua tahun lalu saat awal ia bekerja disini. Ia lupa dan sudah berusaha mengingatnya namun tetap saja ia lupa.

Foto itu adalah foto dirinya bersama seorang gadis saat masih menempuh pendidikan menengah atasnya. Foto itu diambil saat kelulusan sekolah karena seragam yang ia dan gadis itu kenakan penuh coretan dan ia tidak perlu mengingat kapan foto itu diambil.

Ia sudah berusaha melupakan gadis itu yang kini sudah tertanam di bawah tanah pemakaman. Namun sepertinya gadis itu memiliki tempat di hatinya hingga saat ini. Gadis yang menjadi cinta pertamanya namun tidak cinta itu tidak sempat ia katakan karena ia terlambat menyadari perasaannya.

"Aluna...," gumam Reihan.

Lamunan Reihan buyar saat pintu ruangannya diketuk dari luar. Pria itu segara meletakkan kembali foto itu di laci dan menutup laci itu dengan cepat setelah mengambil stetoskopnya.

"Masuk!," seru Reihan.

Pintu ruangannya terbuka dan tampak asistennya berjalan memasuki ruangannya dengan membawakan beberapa map ditangannya.

"Dokter, ini rekap data pasien yang anda minta," ucap Jessi meletakkan map yang ia bawa diatas meja kerja Reihan.

"Hmm," angguk Reihan.

"Kalau begitu--

"Ikut saya memeriksa pasien!," sela Reihan dengan tatapan dinginnya.

Jessi mengangguk pelan. Sikap dingin Reihan sudah biasa baginya. Hampir satu bulan bekerja pada Reihan ia mulai memahami sifat atasannya itu.

Reihan berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Jessi dari belakang. Keduanya memasuki lift menuju lantai dua dimana ruang perawatan berada. Ia melirik Jessi yang berdiri di sampingnya dengan ekor matanya.

"Bagaimana penyelidikan di kantor polisi tadi pagi?," tanya Reihan pada Jessi.

" Lancar Dokter. Dan terimakasih sudah memberikan pendampingan untuk saya selama pemeriksaan. Dan lusa tim penyelidikan akan melakukan rekonstruksi

ulang kejadian pembunuhan itu," jawab Jessi dengan suara terdengar serak menahan tangisan teringat akan sang ibu yang dibunuh dengan begitu kejamnya.

"Ya, Pengacara Ferdinand akan menjadi pengacara kami nantinya hingga kasus ini selesai," ucap Reihan.

"Iya, tadi Pengacara Ferdinand sudah mengatakannya pada saya," jawab Jessi. Ia benar-benar beruntung bisa bertemu dengan Reihan. Meski ia seringkali mendengar Reihan itu arogan dan juga kejam pada bawahannya tapi ia merasa Reihan masih memiliki sisi baiknya. Buktinya pria ini sudah banyak membantunya.

***

Reihan dan Jessi melewati koridor belakang rumah sakit karena koridor satu-satunya jalan yang membuat mereka lebih cepat sampai ke lobi. Dan saat keduanya sampai di lobi langkah mereka di hentikan oleh seruan seseorang.

"Kak Rei...," seorang gadis berlari menghampiri Reihan dengan senyuman lebarnya menenteng sebuah paper bag.

"Kak...ini aku bawakan makanan kesukaan Kakak," ucap gadis itu menyerahkan paper bag yang ia bawa pada Reihan.

"Tidak perlu," jawab Reihan dengan suara dinginnya. Ia tidak begitu dekat sebelumnya dengan adik almarhumah Alana ini dan ia bukanlah pria bodoh yang tidak tahu maksud dengan perhatian gadis ini. Ia tidak akan memberikan harapan karena hatinya tidak akan bisa memulai.

Jessi mengerutkan keningnya, ia merasa familiar dengan gadis ini tapi entah dimana ia pernah bertemu. Dan ia makin menukikkan kedua alisnya saat mendengar kata kata tajam dari atasannya ini pada gadis itu. Sepertinya atasannya ini tidak ingin di dekati oleh gadis ini. Ia ikut terenyuh melihat raut wajah sendu gadis itu atas penolakan dari atasannya.

"Pergilah dari sini dan jangan pernah datang lagi," ucap Reihan dengan pedasnya membuat Jessi tersadar dari lamunannya. Ternyata Reihan benar-benar arogan.

"Kak... aku--

Reihan pergi begitu saja sebelum gadis itu menyelesaikan kalimatnya. Ia tidak ingin gadis itu semakin besar kepala nantinya.

...****************...

1
Kampili Sariayu
lanjut thor ...tanggung bacanya 1 bab hehee😃
Sri Siyamsih
pasti canggung kl ktmu Rei he he
Sri Siyamsih
setujuuu 😁
Tinny Kecil
udh gak sabar nunggu kelanjutannya kk
Novi Zoviza: sudah di up kak.tunggu review dulu dari editor
total 1 replies
Laila Amalia
lanjut Thor jgn lama² up nya
Novi Zoviza: sudah di up kak, tunggu saja lagi di review
total 1 replies
Sri Siyamsih
lanjut k upnya
Novi Zoviza: sudah Kak, tunggu saja lagi di review
total 1 replies
Tinny Kecil
next kk
Sri Siyamsih
nah gitu dong jgn lemah hempaskan calon" pelakor
Sri Siyamsih
siapa lg tu , yap ttp semangat k up trs y 😁💪
Novi Zoviza: terimakasih kk atas dukungannya 🙏🫰
total 1 replies
Tinny Kecil
keren kk, lebih keren lagi kalo up setiap hari
Novi Zoviza: diusahakan ya kak
total 1 replies
Tinny Kecil
next kk
Sri Siyamsih
he he kenalin aj Rei bikin alasan yg masuk akal biar Jessi mau 👍
Sri Siyamsih
emg bnr jess Rei perhatian sm kamu
Tinny Kecil
upnya yg bnyak KK😊😊
Jamaliah
sehat selalu Thor
Novi Zoviza: iya kak.terimakasih doanya
total 1 replies
AZTI
ditunggu selalu up nya kakak😍😍😍
Novi Zoviza: iya kak. terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Sri Siyamsih
jgn membantah jessi ukuti kt Reihan
Sri Siyamsih
sebnarnya apa yg terjd d pernikahaan pk farid, apa bnr ppnya jessi selingkuh atw gimn
Laila Amalia
tanda² ada yg cemburu..
Kampili Sariayu
iya thorr cepat sehat lagi ya..ditunggu up mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!