Rasya cewek yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang bekerja sebagai pekerja malam termasuk sang ibu,namun dia masih bisa mempertahankan mahkotanya. di pertemukan dengan Rangga yang cuek dan dingin terhadap perempuan karena masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bag 8
"kamu mau langsung ke cafe sya?"tanya Sisil sambil membereskan buku-bukunya karena bel pulang sekolah sudah berbunyi
"Iya lah,kalo nggak dari mana aku bisa dapet uang?"Rasya juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Sisil
"Sok merendah kamu sya, biarpun kamu nggak kerja di cafe juga uangmu bejibun di ATM"sindir Sisil
"Ya tapikan kalau aku gak ke cafe gak ada bukti nyata kalau aku kerja,takut mama curiga"jawab Rasya
"Iya juga sih,yang kayak begituan kan kerjanya bisa di rumah atau di mana aja ya sya?tapi kan gak keliatan nyata kerjanya"ujar Sisil sambil manggut-manggut
"Nah tuh kamu tahu,aku juga mau kumpulin duit buat buka usaha sendiri sil,biar ada pemasukan pasti tiap bulannya,kalau kerja begituan kan kalau ada job aja kerjanya,ya,,,meskipun uangnya gak kaleng-kaleng sih sekali kerja"mereka berjalan di lorong menuju parkiran tempat Rasya memarkirkan sepedanya
"Betah banget sih kamu sya pakek sepeda gayung?"heran Sisil
"Itung-itung olah raga sil,biar sehat"jawab Rasya santai
"Apa kamu akan pindah dari sana sya suatu saat?"Sisil sebenarnya ingin membantu Rasya dan mamanya agar bisa lepas dari maminya itu
"Ya jelaslah aku akan pindah kalau uangku sudah ke kumpul sama udah bisa bikinin usaha sendiri buat mama,kamu tau sendiri kan,kalau mama itu orangnya gak bisa diem aja di rumah"
"Baguslah,setidaknya kamu bisa hidup di lingkungan yang sehat,dari pada di sana,dari anak sampai orang tua kerjanya begitu semua,untung kamu nggak mengikuti jejak mereka"
Sesampainya di parkiran Rasya mengambil sepedanya dan mereka berjalan menuju gerbang,untuk menunggu jemputan Sisil.
"Aku harap secepatnya kamu pindah dari sana sya,aku cuma khawatir mami,mami itu berbuat curang sama mamamu dengan menyeretmu"Sisil sangat khawatir jika sahabatnya tersebut keseret arus di lingkungannya dengan paksa
"Kamu tenang aja,kalau dia macam-macam sama aku dan mama,maka aku akan mematikan penghasilannya,dan akan menghancurkan dia sampai ke akar-akarnya"ujar Rasya
"Seandainya aku bisa cari uang sendiri dari sebelum mama berkecimpung di sana,mungkin mama tidak akan seperti sekarang,aku hanya kasihan sama mama"Rasya merasa sangat kasihan dwngan mamanya,semenjak kematian sang ayah yang meninggalkan banyak hutang,sang mama sampai harus bekerja dengan sangat keras
"Sabar,mungkin itu memang sudah jalanmu dan mamamu"Sisil berusaha membesarkan hati sahabatnya
"Ya kamu benar,makasih ya sil masih mau berteman sama aku,aku tau sebenarnya kamu itu anak konglomerat,tapi kamu masih mau aja temenan sama aku"Rasya melihat Sisil dengan mata yang berkaca-kaca
"Justru aku yang terimakasih sama kamu sya,kamu mau temenan sama aku apa adanya,bukan ada apanya,meskipun akhirnya kamu tahu siapa aku,kamu tidak pernah sekalipun memanfaatkan aku meskipun kamu lagi kepepet"Sisil memeluk Rasya dengan erat
"Jemputan kamu udah datang tuh,pulang gih"usir Rasya
"Ya udah,aku pulang duluan ya sya? hati-hati di jalan"pesan Sisil
"Siip tenang saja,gih sana"
Akhirnya Sisil menaiki mobil yang sudah menjemput dirinya. Saat Rasya mau menaiki sepedanya ada sebuah tangan yang menarik pundaknya sehingga Rasya hampir saja jatuh dari sepedanya.
"Oh,,,jadi ini cewek cupu,miskin,jelek lagi yang udah nolak pangeran sekolah kita?"tanya orang tersebut
Apalagi ini ya Allah,perasaan gak ada habis-habisnya masalah akhir-akhir ini,batin Rasya
"Bukannya bagus kalau gue nolak pangeran sekolah?jadi kalian bisa dapetin dia kan?"tanya Rasya bingung dengan maunya mereka kalau di tetima dia sudah pasti si bully,ini sudah gak si terima masih saja ada yang cari perkara.
"Sih,sok kecakepan kamu berani nolak pangeran sekolah"cibirnya
"Lah,yang bilang gue cakep siapa?udah tau gue bulukan,buruk rupa begini"Rasya memang selalu menggunakan bahasa Lo-gue kalau sama orang yang sekiranya dia tidak kenal
"Terus apa alasan Lo nolak pangeran sekolah hah?!"
"Menurut Lo,gue pantes gak sama pangeran sekolah kalian itu?"
"Ya nggak lah!!"ujar mereka bertiga serempak
"Nah,makanya gue nolak dia,mending buat Lo,Lo pada yang cakep-cakep,udah ya,gue takut telat kerjanya"Rasya segera pergi dari sana dengan menaiki sepedanya
"Herman aku,apasih yang ada di otak mereka sebenarnya?aku tolak jadi masaah,aku tetima apa lagi?hih,,mending kerja aja lah dari pada mikirin hal gak penting kayak gitu,lagi pula apa cobak cakepnya si Riko itu?mending kak Rangga kemana-mana,eh kenapa jadi kak Rangga lagi sih?udah eror nih otak"gerutu Rasya
Dia tidak tau kalau di belakangnya ada yang ngikutin sambil naik sepeda gunung,dia senyum-senyum sendiri melihat kelakuan Rasya yang menggerutu sendiri,sangat lucu dan menggemaskan menurutnya
Wah,,,calon bucin ini mah,
"Assalamualaikum wahai calon penghuni surga"salam Rasya saat melewati bagian dapur saat mau ke lokernya
"Waalaikumsalam wahai calon penghuni kubur"jawab mereka
"Ish,jawabnya bener sih,tapi kok nyesek ya?"mereka yang ada di sana hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala
"Udah sana cepet ganti baju,terus bantu yang lainnya,pengunjung lagi rame itu di depan"suruh mbak Siska
"Ay,ay, captain"Rasya berlalu dari sana sambil bersenandung
Setelah berganti baju dan memakai celemek di bagian roknya,Rasya segera menuju ke depan untuk mencatat pesanan pengunjung yang baru datang.
"Selamat datang kak,mau pesan apa?"tanya Rasya tanpa melihat orang tetsebut karena masih sibuk dengan buku notesnya
"Saya mau jus jeruk dingin dua sama ayam geprek level duanya satu"pesannya
"Widih,,lagi haus nih kak sampai pesen minum dua gelas?"tanya Rasya sambil mencatat pesanan pengunjung
"Iya,habis sepedaan barusan"jawabnya
"Eh,tunggu dulu,kok aku merasa familiar ya sama suaranya?"gumam Rasya kemudian mengangkat kepalanya
"Sudah kenal?"tanya Rangga sambil tersenyum sangat manis
"Astaghfirullah,,ini mah baru yang namanya pangeran"ujar Rasya tanpa sadar
"Eh,maksudnya,kak Rangga ngapain kemari?oh nggak maksudnya si tunggu ya kak pesanannya"Rasya berlalu dari sana setelah sadar dengan ucapannya tadi.
Rasya tertawa melihat tingkah Rasya yang malu,walau hanya terlihat sebagian saja mukanya karena tertutup masker. Namun Rangga masih bisa melihat rona merah di pipi Rasya.
"Begok banget sih aku,Sampek keceplosan begitu"gerutu Rasya
Sedangkan di tempat Rangga dia sudah mendengar bisikan-bisikan gaib si sekitarnya
'ya tuhan,,senyumnya bikin hati adek meleleh bang'
'cakep banget kalo lagi senyum ya Allah,aku mau satu yang kayak gitu'
'sumpah,kalo dia mau sama aku,aku akan Adain acara tiga hari tiga malem buat syukuran
'emang dia mau sama kalian semua?yang realistis aja say,,,dia yang spek pangeran mana mau sama kalian yang spek rakyat jelata'
Itulah gunjingan yang Rangga dengar, sehingga melunturkan senyum Rangga yang tadi terpatri untuk Rasya.
"Kamu kenapa dek?kok mukanya merah begitu?"tanya Bagas
"Nggak,gak ada apa-apa kok mas"elak Rasya
"Kalok sakit mending istirahat atau pulang aja sya"sahut Bimo
"Aku nggak papa kok mas Bimo,jadi tanang aja ya?"jawab Rasya
"Beneran kamu nggak papa kan sya?"tanya Siska
"Aman kakak-kakakku yang baik hati"jawab Rasya,harus bagaimana lagi dia menjelaskan kepada mereka,masak iya harus jujur kalau dia malu sama Rangga.
Akhirnya Rasya meminta tolong kepada yang lainnya untuk mengantarkan pesanan Rangga,sedangkan dia melayani pelanggan yang baru saja datang.
"Kemana pelayan yang tadi?"tanya Rangga dengan nada dingin saat yang mengantar makanan bukan Rasya
"Oh maaf kak,dia sedang melayani pelanggan yang lain"jawab teman Rasya
"Hemm, terimakasih"Rangga sedikit kecewa karena bukan Rasya yang mengantar pesanannya
Setelah mengantar pesanan Rangga,teman Rasya yang bernama Bisma langsung kembali ke belakang.
__________________
Selamat membaca
Mohon dukungannya dengan like dan komentarnya 🙏🙏🙏