NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Putri Ku.

Istri Pilihan Putri Ku.

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Tidak terpikirkan oleh Sabrina lulus kuliah kemudian menikah. Pertemuanya dengan Afina anak kecil yang membuat keduanya saling menyayangi. Lambat laun Afina ingin Sabrina menjadi ibu nya. Tentu Sabrina senang sekali bisa mempunyai anak lucu dan pintar seperti Afina. Namun tidak Sabrina sadari menjadi ibu Afina berarti harus menjadi istri Adnan papa Afina. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Sabrina berperan menjadi istri Adnan dan menjadi ibu sambung Afina???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran.

Sabrina berkutat di depan lap top, menggantikan pekerjaan Adnan hingga hampir jam 12 siang. Namun, Adnan maupun Afina, masih pulas. Ia tersenyum tidak terasa pekerjaan telah selesai.

Sabrina pun duduk bersandar di sofa, chatting dengan Prily sambil senyum-senyum. Hingga akhirnya ia tertidur juga di bawah kaki Adnan yang sedang selonjor. Handphone yang ia pegang terlepas dari tangan jatuh ke lantai tanpa Sabrina sadari.

*******

Setelah adzan dzuhur dan shalat di masjid, Bobby naik lift menuju lantai atas dimana Afina dirawat. Perjaka yang sudah usia matang itu berniat menjenguk putri sahabatnya.

Sampai di depan pintu ruang rawat seperti petunjuk mama Fatimah. Bobby membuka pintu perlahan. Mata Bobby seketika melebar kala menatap pemandangan di sofa. Yakni kaki Adnan menumpang di pangkuan Sabrina yang sedang pulas bersandar di kursi panjang nan empuk.

Bobby membiarkan mereka terbuai dalam mimpi. Ia mendekati Afina memegang dahi gadis kecil itu, rupanya panasnya sudah turun tidak seperti yang diceritakan Fatimah.

Bobby lantas mendekati sofa tersenyum jail memotret Adnan dan juga Sabrina. Selesai memotret ia pun duduk santai bermain game online menunggu mereka bangun.

Hampir satu jam Sabrina tidur ia hendak bangun mamun matanya seolah lengket tidak mau terbuka. Sabrina meraba benda berat yang menindih kedua pahanya yang tertutup gamis muslim.

"Kok seperti kaki? Sabrina membatin. Perlahan ia membuka mata.

"Kiaaaa..."

Bluk"

Sabrina memekik karena terkejut mendorong kaki Adnan, hingga Adnan jatuh ke lantai.

"Sabrina... kamu kasar amat sih!" Adnan memegangi bokongnya yang sakit karena terjungkal ke bawah.

"Lagian Bapak ngapain... kaki nya di tumpangi ke paha saya? Bapak sengaja kan?!" Sabrina kesal.

"Bohong! Kamu, siapa lagian yang sengaja, namanya juga orang tidur" entah sedang ngingau atau sadar Adnan ngomel-ngomel. Membuat Sabrina kesal tidak menyahut, kemudian segera ke toilet meninggalkan Adnan.

Sabrina tidak menyadari jika ada pria yang duduk di dekat Afina senyum-senyum memperhatikan mereka.

"Hahaha..." Bobby menghampiri Adnan yang masih duduk di lantai.

"Ngapa loe?! Tertawa nggak jelas!" sungut Adnan melempar tatapan datar ke arah Bobby.

"Yang ada loe yang salah Nan, tapi loe nyalahin calon bini loe," Bobby mencebik.

"Calon bini?" Adnan segera bangun lalu duduk di kursi.

"Hais loe! Pura-pura nggak tahu, hari sabtu besok, loe akan melamar Sabrina kan?" tanya Bobby. Ketika di rumah mama Fatimah, sebelum berangkat ke rumah sakit, Fatimah sudah cerita pada Bobby.

"Ngaco," Adnan tidak yakin. Sebab ia memang belum tahu, tapi di dalam hati nya mengamini.

"Halaaah... Tante Fatimah barusan cerita sama gw, makanya jaga sikap loe, nanti Dia ngambek, terus batalin niat loe," Bobby berkata panjang lebar.

"Memang sikap gw yang mana, yang harus gw jaga," Dahi Adnan mengkerut.

"Barusan juga loe ngomel-ngomel, padahal loe yang salah," Bobby kemudian membuka hp.

"Lihat nih! Hahaha..." Bobby menunjukkan foto yang barusan ia ambil.

"Cek! loe!" Adnan pun beranjak.

"Mau kemana loe?" seru Bobby, ketika Adan melangkah keluar. Namun Adnan sudah tidak menyahut.

Ia ternyata ke restoran membeli makan siang untuk bertiga setelah shalat dzuhur tentunya.

Dengan membawa kantong plastik berwarna merah, ia kembali ke ruang rawat. Sampai di tempat, netranya menangkap keseruan Sabrina sedang bercanda bersama Afina.

"Anak Papa sudah makan?" Adnan mendekati putrinya. Melirik Sabrina yang enggan untuk menatap nya, kejadian tadi membuat Sabrina malu dan kesal.

"Sudah... barusan, sayurnya Fina habiskan," celoteh Afina.

"Waah... pintar," puji Adnan.

"Sekarang Afina istirahat dulu, biar Bunda makan sama Papa," kata Adnan membuat Sabrina merasa tergelitik tiap kali Adnan memanggilnya Bunda.

"Tapi... jangan makan di luar?" Afina cemberut.

"Nggak kok, makan disini," Adnan menunjukkan kantong plastik.

Afina akhirnya mengangguk.

"Kita makan dulu In" ajak Adnan.

"Bapak saja yang makan," tolak Sabrina. Padahal perutnya memang sudah lapar.

"Pasti kamu masih kesal dengan kejadian tadi ya? Maaf, aku nggak sengaja," Adnan menyembunyikan rasa malu, karena sudah menumpangkan kaki di pangkuan Sabrina tanpa ia sadar.

"Iya" Sabrina pun mengangguk, mengikuti Adnan menghampiri Bobby yang masih sibuk dengan hp.

"Ciee ciee..." Bobby nyengir kuda meledek Sabrina dan Adnan.

"Jangan banyak ngomong! Sudah makan belum?" Adnan memberikan satu kotak makan siang.

"Sudah sih, tapi kalau gratis, siapa yang mau menolak," Bobby justeru membuka kotak lebih dulu.

"Pantas, perut Pak Bobby gendut," celetuk Sabrina tersenyum, begitu juga dengan Adnan.

"Jangan di kira, perut seperti ini, banyak dikagumi kaum hawa, soalnya kalau tidur, jadi tidak perlu pakai bantal. Hahaha," Bobby jika bicara suka ceplas-ceplos.

Mereka makan siang dalam diam.

*********

Hari berganti, sudah tiga hari Afina di rawat. Adnan dan juga Sabrina memberikan perhatian khusus, dan akhirnya di ijinkan pulang, karena sudah pulih kembali.

"Papa... aku boleh ikut ke rumah Bunda kan?" tanya Afina saat semua sudah berkumpul di dekat mobil. Seperti yang sudah disepakati kedua belah pihak, tepatnya hari sabtu, papa Rachmad dan Fatimah hendak melamar Sabrina.

"Tentu dong sayang..." Adnan segara menggendong Afina masuk ke dalam mobil.

******

Sementara di kamar Sabrina, ia sudah selesai didandani oleh perias, dan hasilnya tampil cantik. Namun ketegangan meliputi wajahnya.

"Loe jangan tegang gitu napa, In," Prily terkikik.

"Loe nggak ngerasain sih, perasaan gw tuh campur aduk! Tahu!" Sabrina memang dag dig dug. Wajar, hal seperti ini sering dialami oleh setiap wanita yang akan dilamar maupun menikah.

"Oh iya In, gw salut deh sama loe, selama ini kan loe selalu menolak cowok, tapi ternyata malah memilih Pak Adnan," Prily menatap lekat wajah Sabrina.

"Jangan dibahas," Sabrina menjawab singkat.

"Oh iya In, sekarang jujur deh sama gw, apa loe mencintai Pak Adnan?" cecar Prily.

Sabrina hanya menggeleng. Andai punya pilihan, ia saat ini memilih kuliah, karena sama sekali belum ada keinginan untuk menikah. Apa lagi, Sabrina belum memahami siapa itu Adnan, Sabrina tahu, Adnan pria sholeh tentu tidak meragukan untuk ia jadikan imam. Namun masalahnya Adnan itu seorang duda cerai. Sabrina hanya bisa berdoa semoga pernikahanya nanti, akan langgeng hingga sampai ajal memisahkan.

Ia tidak tahu apa itu cinta, yang Sabrina tahu, hanya merelakan masa mudanya demi anak kecil yang masih membutuhkan perhatian seorang ibu.

Kedua sahabat itu mempunyai pemikiran yang berbeda.

Prily tidak berani lagi bertanya. Prily tahu sahabatnya bersedia menjadi istri Adnan, hanya demi Afina. Namun lain bagi Prliy, siapa yang akan menolak pria seperti Adnan. Kaya, tampan, dan juga baik menurut Prily.

Tok tok tok.

Pintu kamar Sabrina di ketuk, Prily segera membuka pintu.

"Sabrina sudah siap belum? Keluarga Adnan sudah menunggu," Kamila memanggil Sabrina.

********

Bersambung.

1
Andi Bahraeni
Luar biasa
Runik Runma
huh dasar
Soraya
mampir thor
Arin
/Heart/
Vicki Andrian
pengen tk pites adnan
fajar Rokman.
mampir thor
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Ria Bionde
Luar biasa
Nining Moo
gengsi,,,genhsi aja Jangan afina yg jadi alasan padal mau🤣
Nining Moo
jangan jangan si alfin bukan anaknya adnan🤔🤔🤔
Samaniah
anak sambung q pun kl manggil q mama,sdgkan manggil ayahnya bapak..
lbh gk nyambung lg 🤣🤣🤣🤣
Samaniah
istri dr jalan,,🤣🤣
Sri Wulan Hazariah
Luar biasa
Sitipatimah
Lumayan
himawatidewi satyawira
waduuh nenek pnh modus
himawatidewi satyawira
111-222 ma anknya..
himawatidewi satyawira
beli asahan linggis di tk bangunan nan..
himawatidewi satyawira
ayoo nan.
hajar bello
himawatidewi satyawira
kl fina sdh ditemukan bakalan ngajak jln" pake mobil baru itu..gitu lho mbak
himawatidewi satyawira
hajar man..suruh berdiri di pojokan, angkat kaki dua"nya jg tngn diikat, mulut dilakban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!