"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RPS. 30. Mimpi berulang..
Dara membuka matanya ketika dia mendengar suara berisik yang mengganggu, bukan suara derit atap rumah tapi lebih seperti suara seperti gamelan yang di tabuh. Dara kebingungan karena saat dia membuka mata dirinya sudah berada di sebuah ruangan yang berbeda drngan rumah eyang nya.
Dia celingukan mencari asal dari bunyi gamelan itu, bahkan dia mendengar suara seoarang laki - laki yang seolah sedang bicara di tengah alunan gamelan.
"Kok gue di sini? Ini di mana?" Gumam Dara.
Dara lalu bangun dan berdiri, dia melihat kesekeliling nya dan ternyata rumah itu kosong tanpa perabotan, hanya ada beberapa wayang yang di gantung dan beberapa jenis alat musik juga, seperti aula namun tidak begitu besar.
"Dung.. Dung.. Dung.."
Dara kembali terfokus pada suara gamelan itu, dia lalu berjalan mengikuti dari mana suara itu berasal. Sampai akhir nya Dara berhenti di sebuah pintu kayu dengan ukiran yang sangat antik, Dara bisa mendengar dengan jelas suara gamelan itu berasal dari sana.
Entah kenapa Dara merasa terdorong untuk membuka pintu antik itu, akhir nya Dara mengulurkan tangan nya dan menyentuh pintu itu dan perlahan mendorong nya.. aneh nya, ketika pintu itu di dorong suara gamelan yang semuka beralun itu hilang..
"Loh, kok suaranya hilang." Gumam Dara.
Dara perlahan membuka pintu itu dan ia melihat sebuah ruangan yang seperti kamar, ada ranjang di dalam nya dan ada sebuah kursi goyang tua yang di ketakan di sudut kamar. Dara kebingungan, karena jelas dia mendengar suara gamelan dan suara pria yang sedang berbicara itu memang benar dari ruangan itu.
"Kemana orang nya?" Gumam Dara.
Tapi satu yang menyita perhatian Dara, yaitu foto keluarga eyang nya. Foto yang sama yang terpajang di rumah eyang nya, foto itu ada di kamar asing yang sekarang Dara pijak.
"Nduk."
"Astaga!!" Dara terkejut ketika mendengar suara serang pria yang berasal dari belakang nya.
"Kaget yo.." Ujar pria yang sudah sepuh itu sambil terkekeh kecil.
"Kakek siapa?" Tanya Dara.
Karena dia tidak merasakan kehadiran kakek itu atau mendengar kakek itu berjalan dan tiba - tiba dia sudah berdiri di sana. Dan.. yang aneh lagi adalah, Dara tidak bisa melihat wajah kakek itu.. wajah nya tidak jelas walaupun mereka berdiri berhadapan tidak jauh.
"Nduk, tolong eyangmu.." Ujar kakek itu, Dara tertegun.. sosok di hadapan nya itu meminta pertolongan untuk eyang nya.
"Eyangmu sudah sangat menderita, tolong bantu eyangmu nduk." Ujar kakek tua itu lagi.
"Kakek kenal eyangku?" Tanya Dara dan sosok kakek itu terlihat mengangguk.
"Carilah bungkusan merah yang di tanam di bawah tanah, lepaskan ikatan di bungkusan itu dan bakar isinya." Ujar kakek itu..
"Bungkusan merah?" Gumam Dara.
"Cari juga sebuah keris yang di simpan oleh eyangmu, hanya dia yang tau dimana dia menyimpan nya. Bakar keris itu atau buang ke tengah lautan agar tidak ada di dalam rumah eyangmu." Ujar kakek tua itu lagi.
"Ini tugasmu nduk.. ini tugasmu." Ujar kakek tua itu..
Tiba - tiba saja ruangan itu kembali ramai dengan suara gamelan, Dara yang takut karena ada suara tanpa rupa akhir nya dia memutuskan berlari keluar. Tapi ketika dia sudah kembali berada di luar di tempat dimana dia sadar tadi, tiba - tiba Dara melihat tantenya, Melisa..
"Tante.." Panggil Dara.
Tante nya berjalan menjauh, Dara mengejar nya karena dia sudah lama todak bertemu dengan tantenya. Tapi semakin Dara mengejar, Dara semakin merasa di depan nya itu bukan tante nya.. Entah mengapa tubuh nya seolah semakin meninggi.
Tante Dara berhenti, Dara pun juga ikut berhenti.. Ia memperhatikan tante nya yang tiba - tiba melakukan gerakan aneh, tiba - tiba kepala tantenya bergerak kesana kemari dan tiba - tiba..
"HARGGHHH!!!"
Wajah tantenya berubah menjadi mengerikan, lidah nya panjang dan hitam wajah nya berdarah darah dan berlari kearah Dara..
"AAAKKKHH"
Dara terbangun.. ternyata dia bermimpi. Saat Dara bangun dara langsung melihat kesekitar nya dan itu rumah eyang nya, ia merasa lega karena Dara juga melihat Amar sedang mengaji di sofa membelakangi dirinya.
"Astagfirullah, untung cuma mimpi." Gumam Dara.
Dara mengusap wajah nya dengan kasar, ternyata itu masih jam setengah dua malam. Dara memperhatikan Amar yang sedang mengaji, tapi sejak tadi ayat yang Amar ucapkan di ulang - ulang, seolah suara Amar seperti kaset rusak yang ngadat.
"Bang.." Panggil Dara.
Dara bangun dan menghampiri Amar karena dia merasa aneh dengan Amar yang terus mengulang ayat yang sama, dan setelah sudah dekat Dara pun memperhatikan wajah Amar tapi.. Yang nampak adalah wajah Amar pucat pasi, kedua matanya hilang dan berdarah mulut nya juga mengeluarkan darah.
Tiba - tiba Amar menoleh kearah Dara dan menggenggam tangan dara sambil berkata..
"Kalian akan Matii!!!"
"AAAKKH!!!"
Dan ternyata Dara masih bermimpi..
"Hufffftt!!! Hufftttt!!"
"Astagfirullah, kenapa dek?" Tanya Amar.
Dara sungguh seperti orang linglung sekarang, dia melihat kesana kemari untuk memastikan dia sungguh di alam nyata atau tidak, Dara bahkan memperhatikan Amar dengan seksama sampai Amar berkedip - kedip bingung.
"Dek, kamu kenapa? Mimpi buruk, ya?" Tanya Amar, dia langsung menghampiri Dara sambil memberikan segelas air putih.
"Minum dulu." Ujar Amar tapi dara masih ngos - ngosan.
"Kamu abang, kan?" Tanya Dara, mendengar itu Amar keheranan.
"Iya ini abang, kenapa? Nah minum dulu.." Ujar Amar.
Dara lalu bernafas lega, sepertinya saat ini dirinya memang sudah bangun di alam nyata. Dara pun menerima air yang Amar berikan dan meminum nya dengan rakus.. keringat membasahi kening nya dan jantung nya masih berdebar kencang..
"Astagfirullah.. Astagfirullah.." Dara beristigfar.
"Kamu mimpi buruk?" Tanya Amar dan Dara mengangguk.
"Iya bang, serem banget.. Ya Allah, jantungku." Ujar Dara.
Dara lalu melihat ke arah jam, dan ternyata memang jam setengah 2 dini hari. Ia juga memperhatikan ruangan itu yang rasanya memang nyata, Dara bahkan sampai mencubit tangan nya..
"Ini nyata dek." Ujar Amar, yang menyadari kepanikan Dara.
"Aku mimpi.. serem banget bang." Ujar Dara.
"Besok aja ceritanya, mau sekalian sholat malam nggak?" Tawar Amar, Dara tersiam..
"Supaya lebih tenang.." Imbuh Amar, akhir nya Dara mengangguk.
"Ya sudah, ambil wudhu gih.. Abang tunggu di sini." Ujar Amar dan Dara mengangguk.
Dara lalu bangun dan kembali mengusap keringat di wajah nya, mimpinya terasa sangat mengerikan dan seolah nyata.. Dara masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil wudhu dan setelah nya dia masuk kedalam kamar untuk mengambil mukena nya.
"Tunggu, maksud nya gue sholat di imamin sama bang Amar?" Gumam Dara setelah menyadari sesuatu.
BERSAMBUNG.
sebelum dibawa ke masjid pasti bakalan banyak drama... "mereka-mereka" nggak bakalan diem aja kalau eyang dibawa keluar dari rumah itu...👻👻👻
Deket banget manggilnya Abang amar
lebih intimate ,
dara bermimpi eyang makan jeroan
sedang dalam nyata
dara yang hendak makan jeroan bi lastri
keris nya kemana ,kunci nya
blm terangkai akan Nemu titik terang