Tidak pernah terbayangkan untuk Nesya dihari bahagianya,Ia harus menerima kenyataan bahwa suami yang baru menikahinya mengatakan tak mencintainya.
Demi semua warisan yang Ibunya janjikan,Raka tega menyakiti Nesya dengan mengatakan bahwa Ia masih mencintai mantannya yang datang pada hari pernikahan mereka.
Mantan yang Raka Cintai dan banggakan,justru mempunyai rahasia besar yang tidak diketahui,namun seiring perjalanan waktu,Raka mengetahui semuanya saat Nesya telah memilih pergi dan Ibunya meninggal dunia.
Bagaimana akhirnya Raka dan Nesya menjalani kehidupannya?
Akankah Raka dan Nesya bahagia dengan pasangannya masing-masing?
Selamat membaca!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
"Selamat Pagi Santi.....",sapa Nesya lesu.
Santi yang sedang menyalakan komputer langsung menoleh dan berjalan mendekati Nesya.
"Kenapa lesu begitu Nesya....?Katanya Ibu mertuamu meninggal,apa itu benar?",tanya Santi turut bersedih melihat Nesya yang terduduk tanpa semangat.
"Iya benar,tapi bukan itu masalahnya sekarang,tapi ini soal Raka,kayaknya Raka bener-bener benci sama aku deh,karena aku tak ingin kembali bersamanya,apa keputusanku salah?kasih tau dimana salahku?bukannya aku yang harusnya marah sama dia karena telah mempermainkan pernikahan?",ucap Nesya sedih.
Santi menyeret kursinya dan duduk disamping Nesya dan meminta Nesya untuk menatapnya.
"Nesya.....,keputusanmu sudah benar,Raka memang nggak pantas buat kamu,kalau sekarang dia marah ya udah biarin aja,karena dia egois,dia nggak sadar kalau masalah ini ada karena ulahnya,jadi biarkanlah dia mau membencimu atau bahkan nggak mau mengenalmu lagi,biar dia menyesali hasil dari perbuatannya",kesal Santi mengingat kelakuan Raka yang tega menyakiti temannya.
Nesya memeluk Santi dengan erat,Ia merasa lega karena ada orang yang mendukung keputusannya.
"Nah gitu dong,Nesya yang aku kenal itu ceria dan percaya diri,jadi buang jauh-jauh orang yang membuatmu bersedih",ucap Santi memberi semangat.
Akhirnya Nesya kembali bersemangat,Ia memilih fokus bekerja dan melupakan masalahnya dengan Raka.
Saat Nesya tengah melihat laporan dari para rekan kerjanya,Ia dipanggil oleh Bos nya untuk masuk kedalam ruangannya.
"Tok Tok Tok ",Nesya langsung masuk keruangan, saat Bos nya menyuruhnya.
"Ada apa Bapak memanggil saya?Maaf ya Pak,kemarin saya harus ijin dadakan karena Ibu mertuanya saya meninggal".
Bagas mengabaikan apa yang Nesya katakan,Ia justru meminta Nesya untuk segera duduk karena ada masalah penting pada Perusahaannnya.
"Akhirnya masuk juga kamu Sya,kondisinya lagi gawat Nesya...,Saya baru saja mendapat laporan dari Kantor cabang disurabaya yang berfokus pada distributor Produk-produk Perusahaan kita,banyak jumlah yang selisih saat mereka menerima produk yang kita kirimkan,sedangkan menurut Bagian gudang,mereka telah mengirimkan sesuai surat jalan yang diterbitkan,jadi Saya minta tolong sama kamu,tolong kamu nanti sore kesana dan cari tau apa penyebabnya,apa memang kesalahan dari bagian gudang pusat?atau ada permainan dicabang distributor kita,karena kalau diliat selisihnya,kerugian kita sampai puluhan juta,Nanti disana ada Pak Budi yang akan membantu kamu mengatasi masalah ini,Saya juga minta,kamu harus bisa mencari sumber masalahnya,baru kembali kesini,kamu denger kan Sya....",tanya Bagas yang melihat Nesya tampak tak bersemangat,namun tanpa bantahan,Nesya justru menyanggupinya.
"Baiklah Pak,segera saya memesan tiket pesawat untuk kesurabaya",jawab Nesya yakin tanpa sanggahan.
Bagas segera memberikan dokumen laporan masalah yang harus Nesya selesaikan,namun sebelum Nesya meninggalkan ruangannya,Bagas mengatakan sesuatu yang membuat Nesya kaget.
"Mudah-mudahan tugas keluar kotamu kali ini,dapat meyakinkanmu bahwa keputusan yang kamu ambil sudah benar".
Nesya keluar dari ruangan Bos nya,Ia nggak menyangka bahwa Bos nya kembali mengetahui masalahnya pribadinya,terutama masalah pernikahannya yang sedang diujung tanduk,padahal selain masalah pekerjaan,mereka tak pernah berkomunikasi diluar jam kerja.
Nesya merasa heran,namun Ia abaikan,mungkin suatu saat nanti dia akan bertanya darimana Bos nya mengetahui masalah pribadinya.
Santi langsung mendekati Nesya yang sedang berkutat lewat komputernya.
"Ada apa Bos memanggilmu?",tanya Santi ingin tau.
"Aku harus keluar kota nanti sore,karena ada masalah disana,jadi pekerjaanku tolong handle dulu ya santi ,mudah-mudahan aku nggak lama disana,karena Pak Bagas menyuruhku harus bisa mendapatkan kebenaran tentang selisih pengiriman dari gudang pusat",jawab Nesya sambil memesan tiket pesawat.
Tiket pesawat sudah ditangan,jam makan siang Nesya gunakan untuk mengambil pakaian yang akan ia bawa keluar kota dirumah Ibunya,sekalian untuk berpamitan.
Padahal koper yang biasa Nesya gunakan untuk perjalanan dinas ada dirumah mendiang ibu mertuanya,namun Nesya enggan untuk mengambilnya karena males jika harus berhadapan dengan Raka.
"Mama...,Nesya mau ada perjalanan dinas keluar kota nggak tau sampai kapan,jika ada surat atau orang yang mencari Nesya,Mama langsung hubungi Nesya aja ya,siapa itu surat dari pengadilan atau apapun deh,pokoknya Mama harus hubungi Nesya segera!!",pesan Nesya kepada mamanya yang terlihat sedih melihat anaknya harus terus sibuk saat masalah pribadinya sedang bergulir.
"Hati-hati ya sayang....,jaga diri baik-baik,kabari mama juga kalau udah sampai sana,kalau perlu tiap hari kamu harus telpon Mama".
Akhirnya Nesya kembali kekantor,karena Ia akan kebandara dengan diantar sopir Perusahaan.
Sore harinya,Nesya benar-benar bersiap untuk berangkat keluar kota,merasa sudah berpisah secara lisan dan tertulis,Nesya enggan untuk memberitahukan kepergiaannya kepada Raka.
"Ayo Nesya,Saya yang akan mengantarkan kamu kebandara,karena supir Perusahaan sedang mengantar asisten Saya yang sedang meeting dan belum kembali,sekalian didalam mobil,Saya mau membicarakan tentang masalah ini",Ajak Bagas yang tiba-tiba ada dilobby Perusahaan.
Nesya menuruti apa yang Bos nya katakan dan ikut masuk kedalam mobil mewah yang Bagas gunakan.
"Pak Bagas beneran nggak apa-apa nganterin saya kebandara?saya bisa pesen taxi online loh Pak",tanya Nesya yang merasa sungkan karena berduaan dengan Bos nya yang sudah berusia mendekati 40 tahun namun masih betah sendiri.
Bagas langsung membawa mobilnya membelah jalanan ibukota yang terlihat padat dan mengabaikan pertanyaan Nesya.
Ditengah perjalanan,Bagas kembali bersuara membicarakan Pekerjaan.
"Nesya...,nanti disana kamu jangan percaya ke siapapun dengan apa yang mereka bicarakan,kamu harus bisa mencari tau sendiri,kamu bisa mencari tau kepastiannya dengan langsung turut membuka Mobil pengiriman dari kantor pusat,pastikan kardus-kardus itu masih tersegel dengan rapi,kamu tau kan keasliannya seperti apa?karena jujur Saya curiga bahwa ada permainan disitu,bisa saja mereka telah mengganti kardus-kardus yang dikirimkan dari pusat,karena aneh aja selisihnya sangat banyak,sedangkan gudang melakukan Packingan produk langsung dari mesin,dan setelah dicek,tidak ada kerusakan pada program mesin yang kita gunakan,pokoknya ini sangat aneh,saya benar-benar ingin mencari tau siapa yang berniat jahat dengan Perusahaan,karena yang Saya takutkan,nanti ada masalah-masalah lain lagi yang berdatangan,dan Saya nggak mau itu terjadi ".
Nesya mendengarkan dengan seksama apa yang Bagas bicarakan,Bahkan Nesya sampai menulis dicatatan ponselnya.
Namun saat mereka kembali terdiam,Nesya mendapati ponselnya berbunyi,dan ternyata Radit yang menghubungi.
"Halo Radit,ada apa?",tanya Nesya saat panggilan terhubung.
"Kamu dimana Sya?aku diperintahkan Raka untuk menjemputmu,Raka akan membicarakan kembali tentang pernikahannya denganmu dan soal warisan yang Ibu Lastri janjikan,kamu masih didalem kantor?",tanya Radit antusias.
Nesya mengambil nafas panjang dan menghembuskannya.
"Maaf Radit,tolong sampaikan sama Raka,aku tidak ingin kembali bersamanya,dan tentang warisan,aku tak menginginkan apapun,kalaupun ada bagian yang diwariskan untukku,silahkan berikan kepada Panti Asuhan yang membutuhkan,karena aku benar-benar tak berhak menerimanya,sekaligus sampaikan juga sama Raka,kalau mulai hari ini,aku pindah keluar kota",jawab Nesya penuh keyakinan dan langsung mematikan sambungan telponnya.
Tak terasa air mata Nesya berjatuhan mengingat kembali pernikahannya yang benar-benar berakhir.
"Nesya.....,menangislah jika membuatmu lega,tapi jangan pernah menyesalinya dikemudian hari jika kamu merasa ini memang keputusan yang paling tepat yang kamu ambil",ucap Bagas mencoba menenangkan.