Sebuah Kenyataan Pahit
"Saya terima nikah dan kawinnya Nesya Malika Ambarwati binti Alm.Hadiono dengan mas kawin uang 10 juta dan emas 10 gram dibayar tunai !!!!".
"Sah....sah....SAH!!!!".
Para Saksi dan Keluarga yang hadir turut serta memberikan ucapan selamat kepada Nesya dan Raka Aditama Saputra yang kini sah menjadi suaminya.
Nesya tersenyum bahagia karena keinginannya untuk menikah diusia 25 terwujud,sedangkan Raka tampak memasang wajah datar,membuat Nesya merasa ada yang suaminya pikirkan.
"Selamat ya sayang.....,sekarang kamu sudah sah menjadi seorang istri,jadilah istri yang menghargai suami dan penurut,jika ada masalah bicarakan baik-baik ya nak,Ibu sama Adik kamu tidak bisa memberikan hadiah apapun,hanya do'a yang bisa Ibu berikan".
Nesya memeluk Ibu dan Adiknya dengan rasa haru,karena kini mereka akan tinggal terpisah,Nesya akan mengikuti Raka kemanapun Ia pergi setelah sah menjadi istrinya.
Kini giliran Ibu mertuanya yang memeluk Nesya dengan erat dan memberikan banyak nasehat untuk menghadapi Raka yang anak tunggal.
"Nesya....terimakasih ya sayang sudah menerima Raka,Ibu sangat berharap Raka bisa berubah lebih baik setelah menikah denganmu,karena Ibu merasa sudah lelah menasehati anak itu".
Nesya kaget dengan apa yang Ibu mertuanya sampaikan,"bukankah seharusnya sebelum menikah diberitahunya?kenapa justru setelah menikah?",gumam Nesya dengan lirih.
2 jam berlalu,Acara resepsi dilanjutkan saat itu juga disebuah Hotel,sebagai pasangan suami istri yang baru sah menikah,Raka dan Nesya memperlihatkan kebahagiaan mereka didepan keluarga dan tamu yang hadir,walaupun Nesya tau bahwa suaminya tak bahagia.
Para teman-teman Nesya banyak yang hadir begitu juga teman dari Raka yang kebanyakan laki-laki.
Saat para tamu naik kepanggung untuk memberikan selamat,ada satu perempuan yang menjadi obyek pandangan Raka.
Dia adalah seorang wanita yang cantik serta manis.
Nesya mengikuti arah pandang suaminya yang terus melihatnya,bahkan beberapa tamu sampai melewati Raka yang melamun.
"Mas.....itu loh ada yang mau bersalaman", ucap Nesya dengan membisikkan kepada suaminya.
Namun Raka nampak acuh dan tetap pada pandangannya.
"Siapa dia?kenapa Mas Raka sampai segitunya melihatnya?sepertinya itu bukan temen Mas Raka deh,karena aku belum pernah melihatnya",gumam Nesya didalam hatinya.
Sisa acara resepsi,Raka terkesan tegas dan menahan amarah,membuat Nesya takut berbuat sesuatu.
Jam 7 Malam, Nesya telah selesai dengan apa yang dikenakannya,ia tinggal membersihkan diri.
Kini dikamar pengantin,Baik Nesya maupun Raka saling terdiam,Nesya takut membicarakan apapun,karena wajah Raka seperti menahan amarah,akhirnya Nesya memilih untuk mandi.
Didalam kamar mandi,Nesya masih terus memikirkan suaminya yang berubah semenjak datangnya sosok perempuan diacara resepsi pernikahannya,bahkan perempuan itu tidak memberikan selamat keatas panggung,hanya berdiri dan terus memandang Raka dengan tersenyum.
Malam pertama yang seharusnya membuat bahagia 2 manusia yang telah Sah menikah secara Agama dan Negara,justru masing-masing dari mereka memikirkan sesosok perempuan yang hadir dalam resepsi pernikahannya.
Nesya memilih keluar dari kamar mandi setelah tubuhnya terasa segar,Ia mengenakan pakaian tidur lengkap karena sepertinya tidak ada malam pertama untuk mereka.
Raka terlihat duduk dibalkon hotel dengan menghisap rokoknya dan segelas kopi yang entah kapan bikinnya.
Nesya mendekati suaminya.
"Mas....apa nggak sebaiknya mandi dulu?",tanya Nesya hati-hati.
Raka hanya diam dan terus merokok membuat Nesya sedikit kesal, namun Ia juga capek dengan resepsi pernikahan yang mengharuskan dia berdiri cukup lama.
Nesya lebih memilih merebahkan tubuhnya dikasur dan mengabaikan suaminya yang juga mengabaikannya.
Saat Nesya ingin memejamkan matanya,Raka membangunkannya dengan gerakan yang sangat kasar.
"Bangun!!!Aku mau bicara sama kamu",tegas Raka dalam ucapannya.
"Ada apa Mas...",jawab Nesya lembut.
"Aku sebenarnya terpaksa menikah sama kamu,karena Ibuku yang selalu menyuruhku menikah,dan saat itu kita kenal,jadi aku memanfaatkan kedekatan kita untuk membahagiakan Ibuku,Aku sudah mencoba mencintaimu selama 6 bulan kita kenal,tapi nyatanya aku nggak cinta sama kamu,aku hanya tidak ingin Ibuku brisik setiap harinya karena aku belum menikah,dan juga kamu punya pekerjaan yang mapan,jadi semakin membuat orang tuaku menerimamu dan ingin aku menikahimu,cinta aku masih dengan mantanku yang saat itu dia pergi jauh untuk mengejar impiannya,dan saat ini mantanku telah datang kembali kesini,aku akan berjuang untuk mendapatkan dia lagi bagaimanapun caranya,jadi jangan berharap Rumah Tangga kita akan berjalan lancar seperti orang-orang,karena aku melakukan pernikahan ini terpaksa ".
"Jederrrrrrrrrrr",Nesya merasakan tubuhnya lemas saat mendapati suami yang menikahinya beberapa jam lalu mengungkapkan sebuah kebenaran.
Nesya meneteskan air matanya."Mas....kenapa kamu tega memperlakukan ini padaku Mas!!Apa salahku Mas!!kenapa kamu tega berbuat seperti ini padaku Mas,kalau hanya ingin menyenangkan Ibumu,tidak harus seperti ini,kamu jahat Mas!!!jahat!!!".
Tangis Nesya semakin deras saat Ia menyembunyikan dirinya dikamar mandi,sedangkan Raka suaminya pergi entah kemana.
"Ya Tuhan....cobaan apa ini?kenapa hidupku serumit ini,hiks...hiks...hiks..".
Nesya terus menangis membayangkan Ibu dan Adiknya jika sampai tau hal ini.
Setelah mereda,Nesya memilih keluar dari kamar hotel untuk menyegarkan pikirannya,Nesya memilih duduk didekat kolam renang yang sangat tenang.
Nesya menangis kembali sambil memukul dadanya dengan keras membuat seseorang yang sedang bersantai menatap iba.
"Bukannya itu perempuan yang pagi tadi menikah ?mengapa malam-malam begini dia menangis?apa yang terjadi sebenarnya",ucap Laki-laki Manager Hotel yang bernama Ferdinand.
Nesya terus menangis sesenggukan membuat Ferdinand menatap kasian tapi Ia tak bisa berbuat banyak.
Nesya yang akan kembali kekamarnya,merasa kepalanya sangat pusing,Ia berdiri dan hampir terjatuh dikolam renang jika tidak ada tangan yang menggapainya.
"Aduh Maaf ya Mas....",ucap Nesya sambil berdiri terus memegangi kepalanya.
"Iya nggak apa-apa Mbak,maaf tadi saya lancang memegang pinggang Mbak,saya pikir Mbak tadi mau menceburkan diri dikolam renang ini,makanya saya berlari dan membantunya ".
"Iya Mas terimakasih ya Mas,saya mau kembali kekamar saya",ucap Nesya berlalu pergi meninggalkan Ferdinand dengan banyak pertanyaan.
Baru beberapa langkah berjalan,Nesya kembali merasakan tubuhnya sangat lemah,Ia berpegangan dengan apa aja yang bisa diraihnya.
Sebagai Manager Hotel,Ferdinand merasa kasian dengan tamu yang menginap dihotel tempatnya bekerja,walaupun sudah bukan jam kerjanya,Ferdinand mencoba menawarkan bantuan kepada Nesya.
"Maaf Mbak...sepertinya Mbak butuh pertolongan?ada yang bisa dibantu?kebetulan saya Manager dihotel ini".ucap Ferdinand ramah.
"Oh iya Mas,maaf jika tidak merepotkan,apakah dihotel ini tersedia obat sakit kepala?karena saya merasa kepala saya sangat pusing".
Ferdinand membantu Nesya untuk duduk dikursi dan Ia segera berlari untuk mengambilkan obat yang Nesya inginkan.
Setelah mendapatkan apa yang Ia cari,Ferdinand bergegas datang menemui Nesya yang terus memegangi kepalanya.
"Ini Mbak Obatnya",ucap Ferdinand yang langsung membuat Nesya berdiri dan berlalu pergi,tapi sebelum itu,Nesya mengucapkan terimakasih.
Note :Hai Hai Hai...
Selamat datang untuk novel ketigaku,mudan-mudahan banyak yang suka ya.
Tolong bantu komen dan like nya,makacihhhhh 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments