Claire terjebak dalam pernikahan yang tak diinginkannya, hingga sebuah kecelakaan misterius membuatnya melarikan diri di tengah hujan dengan gaun pengantin yang compang-camping. Cedric, seorang pria asing dengan batu langit peninggalan kuno, menyelamatkan hidupnya. Cedric seorang pria dengan masa lalu penuh rahasia.
Siapakah Cedric di dalam kehidupan Claire, dan mengapa pria asing itu memilih menyelamatkannya?
Ini adalah sebuah cerita fantasi tentang kekuatan magis, dendam keluarga, dan cinta tak terduga. Akankah cinta itu akan bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOLA ENERGI
Cedric menatap langit dengan tajam. Hujan ini bukan sekadar fenomena alam, ini adalah tanda bahwa kekuatan gelap mulai menyelimuti kampus. Dia menggenggam Claire erat, melindunginya dari tetesan hujan yang membawa hawa dingin menusuk.
“Permainan ini sudah dimulai terlalu cepat,” gumam Cedric dengan nada geram.
Di tempat lain, pria berpakaian hitam itu berdiri di atas salah satu gedung kampus, mengawasi Cedric yang membawa Claire menjauh. Tatapannya penuh rasa puas. "Ternyata kau melindunginya dengan begitu gigih, Cedric. Kita lihat berapa lama kau bisa bertahan sebelum semuanya runtuh?"
Sebuah suara lain tiba-tiba terdengar di belakang pria itu. Suara berat dan penuh wibawa."Dia lebih kuat dari yang kau kira," ujar sosok yang baru muncul itu. Pria berpakaian hitam itu menoleh dan melihat seorang lelaki paruh baya dengan jubah perak menjuntai ke lantai berdiri tenang di belakangnya. Wajahnya memancarkan kebijaksanaan dan aura yang tak kalah menyeramkan.
“Kau datang juga, akhirnya,” ujar pria berbaju hitam, tersenyum kecil. “Kau pikir Cedric akan menang kali ini?”
“Dia bukan hanya sekadar menang,” jawab pria berjubah perak dengan nada percaya diri. “Dia akan menghancurkan semua yang mencoba mengusik kekuasaannya.”
Sementara itu, Cedric membawa Claire ke sebuah ruangan tersembunyi di dalam kampus. Cedric, menempelkan telapak tangannya ke dahi Claire. Energi hangat mengalir dari tangannya, mengusir efek serangan energinya tadi yang membuat Claire pingsan.
Cedric menatap liontin yang tengah Claire pakai, sedikit ada getaran di hatinya. Merasa seperti terhubung dengan rahasia yang tersimpan di liontin itu. Dia mencium kening gadis itu.
Cedric keluar dari ruangan itu, menutup pintu perlindungan dengan kekuatan sihirnya. Setelah menutup area sekitar dengan kekuatan sihirnya agar tidak ada yang mendekati tempat yang akan menjadi arena pertempurannya.
Cedric melangkah keluar ke tengah hujan es, tubuhnya bersinar dengan aura yang memancar semakin kuat. Di tengah lapangan kampus, pria berpakaian hitam itu sudah menunggu, dengan dua sosok lain berdiri di sampingnya, dua makhluk yang tampak bukan manusia.
“Aku tidak suka main-main,” Cedric berkata dengan nada dingin, menatap mereka dengan intens. “Jika kau ingin bertarung, aku pastikan kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup.”
Pria berpakaian hitam itu menyeringai. “Aku tidak datang untuk bertarung saja, Cedric. Aku datang untuk menyampaikan pesan... bahwa waktumu sudah habis.”
Cedric tak menjawab. Dia mengangkat tangannya, dan energi merah menyala mulai mengalir dari tubuhnya, menciptakan lingkaran pelindung di sekelilingnya.
“Kalau begitu, kita lihat siapa yang benar-benar kehabisan waktu,” ujar Cedric sambil melangkah maju, siap menghadapi musuh-musuhnya. Hujan es yang deras kini berhenti, tergantikan oleh dentuman energi yang menggema di udara. Pertarungan yang sebenarnya baru saja dimulai.
Cedric melangkah ke tengah lapangan, setiap gerakannya penuh keyakinan. Aura merah yang mengelilinginya berdenyut seperti detak jantung, memberikan kesan bahwa energi itu hidup dan menyatu dengannya. Ketiga lawannya memandangnya dengan sorot mata yang berbeda. Pria berpakaian hitam tampak puas, sementara dua makhluk di sampingnya menunjukkan kebencian dan haus darah.
“Cedric,” panggil pria berpakaian hitam, dia adalah kakak Cedric. Sergei memanggil dengan suara yang menggema, “aku akan memberimu kesempatan terakhir untuk menyerah. Letakan kekuasanmu dan aku mungkin akan membiarkanmu pergi dengan nyawamu utuh.”
Cedric hanya tersenyum tipis. “Aku sudah bosan dengan ancaman kosongmu. Jika kau ingin kekuasaan mutlak-ku. Aku persilakan kau untuk mengambilnya. Itu pun jika kau mampu!”
Sergei pun tertawa keras. “Begitu sombong. Baiklah, kalau begitu, mari kita mulai!”
Dengan satu gerakan tangannya, kedua makhluk yang mendampinginya melesat maju. Salah satunya adalah sosok besar dengan tubuh berlapis besi hitam, sementara yang lainnya adalah wanita berambut ular yang setiap helaian rambutnya melingkar ganas seperti cambuk. Mahluk besar itu melompat ke arah Cedric dengan cakarnya yang menyala, sementara wanita itu mengayunkan rambutnya, menciptakan gelombang energi beracun.
Cedric tidak mundur. Dia mengangkat tangannya, menciptakan perisai energi merah yang memblokir serangan mereka. Dentuman keras menggema saat cakar serigala dan rambut beracun itu bertemu dengan perisainya, menciptakan kilatan cahaya yang menyilaukan.
“Kalian berdua bukan tandinganku,” kata Cedric dengan suara tenang namun penuh wibawa. Dia mengayunkan tangannya, melepaskan gelombang energi yang menghantam kedua makhluk itu dengan kekuatan besar. Mahluk besar itu terpental ke belakang, menghancurkan salah satu patung kampus, sementara wanita itu melesat mundur, terhuyung-huyung sambil memegang kepalanya.
Sergei menyipitkan matanya. “Kau memang kuat, Cedric. Tapi ini baru pemanasan.” Dia menjentikkan jarinya, dan bayangan hitam mulai berkumpul di sekelilingnya. Dari kegelapan itu muncul sosok-sosok baru, makhluk-makhluk mengerikan dengan sayap sobek dan tubuh bersisik yang memancarkan aura kegelapan.
Cedric mendesah pelan. “Kau benar-benar membawa pasukan. Sayangnya, pasukan kacangan mu ini bukanlah tandinganku!”
Seberkas cahaya perak muncul dari arah belakang Cedric. Pria berjubah perak yang tadi berdiri di atap kini melayang turun, wajahnya penuh ketenangan. Pria berjubah perak melangkah maju, mengangkat tongkat sihirnya yang memancarkan cahaya terang. Dengan satu gerakan, dia menciptakan lingkaran sihir besar yang memenjarakan makhluk-makhluk bersayap itu. Sementara itu, Cedric langsung menerjang Sergei, kedua tangan mereka bertemu dalam benturan energi yang dahsyat.
Ledakan energi dari benturan itu membuat tanah di sekitar mereka retak. Cedric menyerang tanpa ragu, setiap pukulan dan tendangan dihiasi dengan energi merah yang membakar. Sergei tidak kalah gesit, menghindari serangan Cedric dengan gerakan luwes sambil melancarkan serangan balik yang mematikan.
Cedric menggertakkan giginya, kembali memusatkan perhatiannya pada lawannya. “Kau tidak akan lolos kali ini,” katanya, sebelum memanggil tombak energi merah dari udara. Dengan satu lemparan, tombak itu melesat dengan kecepatan luar biasa, menembus bayangan ilusi yang diciptakan Sergei, menghancurkannya sepenuhnya beberapa ilusi Sergei yang tengah menglilinginya.
Sergei tersenyum dingin. “Kita lihat siapa yang akan tertawa terakhir.” Dia menciptakan pedang hitam dari kegelapan, bersiap menghadapi Cedric dalam pertarungan satu lawan satu yang menentukan.
Langit kembali dipenuhi kilatan petir. Namun sebelum suara dentingan pedang serta ledakan energi menggema di seluruh kampus. Pria berjubah perak itu langsung menghentikan pertikaian antara kakak beradik itu. Kedua tangannya mengeluarkan bola energi berwarna perak, lalu melemparkannya kepada Cedric dan Sergei. Membuat keduanya terpental saling berjauhan.
Bola energi itu adalah energi kedua orang tua mereka yang dititipkan kepada pria berjubah perak itu, dia adalah salah satu penyihir kuat dari kaum penyihir, Filip Teman baik Lord Sevastyan, Ayah Cedric dan Sergei.
Kedua pria itu berdiri sambil melemparkan tatapan marah kepada Filip. Selama ini, hanya ini satu-satunya cara untuk memisahkan Cedric dan Sergei ketika sedang bertempur dengan sengit. Hanya energi orang tua mereka yang bisa memisahkan peseteruan dua bersaudara itu.
Lanjut thor
sangat mengagumkan aku membayangkan nya..
bagaimana bisaa imajinasimu melampaui batas seperti ini thoorr..😱🤩😘😍😍
semakin penasaran aja ni
" Aku tidak akan gagal "... benar Archie harus yakin kamu. bisa 👍👍
" Hutan Jiwa "..seperti makhluk yang tak bisa kasar mata....aq gk mau melihatnya jauh"in..
Apalagi Cedric bertemu dengan Ahli sejarah...pendapat" mereka yang berbeda" dan mengerikan seperti " Kafhar " yang haus darah..dua ahli d jadikan satu menjadi " Darah Tengah " seperti mediasi Darah Vampir dan Darah Manusia.
Cedric selalu care and attention k Claire..
Anastasia yang selalu menjaga dan memberi info k Cedric..👍👍💖💖
aku juga penasaran sama liontinnya...kayaknya claire liontin cahaya😆😆😆😆