Scandal Hamil Anak Duda

Dengan panik Luke membawa Alya ke rumah sakit, sepanjang perjalanan Alya terus meringis kesakitan karena rasanya memang sakit.

"Om sakit" ucap Alya saat keduanya sudah sampai di rumah sakit.

Luke tak bisa mengatakan apa-apa, dia mendorong brankar yang di tuduri Alya dengan perasaan gelisah.

Setelah membiarkan Alya masuk ke dalam ruangan UGD Luke masih belum berekspresi apa-apa.

Dia masih tidak merasa bersalah atau apapun itu.

"Tuan" ucap suster.

"Mohon urus administrasi nya dulu, pasien harus segera di tangani" kata suster.

"Selamatkan dia, aku akan mengurus nya" balas Luke langsung pergi ke bagian resepsionis.

Setelah beres mengurus administrasi Luke kembali, dia menatap pintu ruangan UGD dengan perasaan tak menentu.

"Apa yang telah aku lakukan" Luke mengusap wajah nya dengan kasar.

Dia kembali duduk dengan perasaan gusar, Luke tak mau kondisi Alya di ketahui oleh Mom nya bisa marah besar Mom nya.

Apalagi Mom nya terlihat bahagia hanya dengan kabar kehamilan Alya, tapi Luke tidak merasa bahagia seperti Mom nya karena terakhir dia mendapatkan kabar kehamilan istrinya, wanita yang mengandung anak nya itu berkhianat.

Beberapa menit berlalu..

Dokter keluar dari ruangan UGD.

"Bagaimana kondisi istri saya dok?" tanya Luke

"Nona mengalami pendarahan kecil" jelas dokter.

"Apa janin nya tidak apa?" tanya Luke lagi.

Dokter pun menjelaskan jika janin Alya saat ini begitu lemah, Alya tidak boleh cape-capean apalagi memiliki pikiran yang berat karena hal itu bisa membuat kehamilan muda nya terganggu.

Apalagi mengingat Alya hamil muda jadi banyak sekali gangguan nya, dokter begitu mewanti-wanti pada Luke sebagai seorang suami untuk bisa memahami istri muda nya.

"Terimaksih dok" ucap Luke.

"Sama-sama, dan kalau boleh saran untuk satu atau dua bulan ini jangan dulu bermain ranjang, itu cukup berbahaya untuk kehamilan muda" balas dokter lalu pergi.

Setelah itu Alya di pindahkan ke ruangan ICU, Luke meminta ruangan VIP karena dia ingin kenyamanan Alya terjamin.

Ceklek..

Luke masuk, Alya yang baru membuka matanya setelah obat bius nya habis itu melihat Luke dengan wajah kesalnya.

"Ngapain ke sini" tanya Alya.

"Tentu saja menemani mu" balas Luke menarik kursi dan duduk.

"Cih, kau yang membuat aku seperti ini. masih tidak merasa bersalah" ketus Alya.

Luke mendengar ucapan Alya memutar bola matanya malas, mana ada salahnya. jelas ini salah Alya yang berlari dan meloncat dari ranjang ke lantai.

Tapi berdebat akan siapa yang salah jelas itu tak berguna, Luke juga tidak mau membuat Alya emosi karena dia harus menjaga mood Alya sesuai dengan perintah dokter.

"Baiklah aku yang salah, aku minta maaf" ucap Luke pada akhirnya memilih mengalah.

"Emang" balas Alya masih ketus.

Lalu Alya ingat akan anak nya, dia mengusap perutnya dan melirik Luke.

"Apa bayi ku baik-baik saja?" tanya Alya.

"Ya, dia baik-baik saja hanya sedikit lemah" jawab Luke datar.

"Hey ini anak mu! jangan panggil dia tapi panggil anak kita" kesal Alya menatap tajam Luke.

Huh..

Luke menghembuskan nafasnya kasar.

"Iya, anak kita saat ini lemah, kamu harus banyak istirahat dan tidak boleh bermain ran__" ucap Luke terhenti.

Alya menatap Luke dengan wajah bingung nya, dan Luke masih diam.

"Ran apa?" tanya Alya penasaran.

"Kamu tidak boleh banyak melompat, dan berlari itu tidak baik untuk ibu hamil" jelas Luke memilih berbohong.

Dia tidak mungkin mengatakan Alya tidak boleh bermain ranjang, ya sekalipun Alya bukan tipe nya tapi tetap saja dia butuh kehangatan ranjang.

Luke pria dewasa, dia mungkin akan menunggu sampai janin Alya sehat kembali.

Alya hanya mangur-mangut mendengar penjelasan Luke, lalu dia mengusap perutnya lagi.

"Maafkan Mommy sayang, lain kali mommy tidak akan nakal dan membuatmu celaka, tapi ini semua salah Daddy mu yang tua, dia mesum dan mau memperko*a Mommy jadi bukan salah mommy kalau menolak." celetuk Alya yang membuat Luke melotot.

"Hey kenapa aku lagi yang di salahkan!" Luke tidak terima.

"Lalu harus salah siapa? kalau bukan karena kamu mungkin aku tidak akan melompat" ketus Alya kekeh.

Luke mendengarkan ucapan Alya tentunya kesal, tapi dia tidak bisa marah berlebihan karena tak mau membuat kondisi Alya yang sedang lemah itu menjadi semakin parah.

Keduanya saling mendiamkan sebentar, hingga akhirnya..

Kriukk!

Suara alarm alam Alya terdengar..

"Aku seperti mendengar suara" kata Luke.

"Itu bukan suara perut ku" balas Alya sambil melirik ke sembarangan arah.

"Lalu suara apa?" tanya Luke sambil mengusap pipi Alya.

Alya menepis tangan Luke, dan memperlihatkan wajah kesalnya pada Luke.

Huh..

"Baiklah jadi mau makan apa?" tanya Luke.

"Siapa yang lapar?" tanya Alya dengan wajah ketus nya.

"Itu hanya inisiatif ku saja, kalau tidak mau ya tidak apa" balas Luke sambil beranjak dari tempat duduknya.

Saat Luke akan pergi dia berhenti karena suara Alya.

"Aku mau sup" kata Alya pelan.

"Ada lagi?" tanya Luke.

"Kentang goreng dan ayam goreng" balas Alya lagi.

Luke mengangguk lalu pergi meninggalkan Alya sendiri.

🌹

Jangan lupa like coment and vote ya❤🤗🙏