NovelToon NovelToon
Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Duda
Popularitas:10.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Cimai

Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍

Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍

"Menikah Dengan Adik Sahabatku"

------

Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.

Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.

Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.

Awal pertemuan yang tidak sengaja anta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8 : Anda Mau Apakan Saya Tuan?

Sudah satu bulan lebih perusahaan di pimpin oleh Edgar Raymond. Perkembangan perusahaan sangat menunjukkan peningkatan yang cukup bagus.

''Sudah selesai kan Jim meeting hari ini?'' tanya Edgar.

''Untuk hari ini sudah selesai Tuan.'' jawab Jimmy.

''Baiklah, setelah makan siang aku akan ke cabang, rasanya sudah cukup lama aku tidak kesana, kau disini saja.'' ujar Edgar.

''Tapi, Tuan..'' sergah Jimmy.

''Tidak apa-apa Jim, mungkin aku hanya sebentar saja.'' ujar Edgar.

''Baik Tuan.''

Akhir-akhir ini ia sudah merasa nyaman dengan kehidupannya, meskipun bayang-bayang masa lalu serta tekanan dari mami yang kadang mengganggu karena saling bersahutan didalam otaknya. Belum lagi bayangan Dira yang tengah memaki-makinya karena biaya ganti rugi terbesit di benak Edgar.

Edgar mengendarai mobilnya seorang diri ke cabang, supir pribadinya pun tengah ia istirahatkan karena Edgar ingin mengendarai mobilnya sendiri.

''Mychelle..'' gumam Edgar.

''Iya, tidak salah, itu Mychelle.''

Edgar melihat seseorang yang pernah menjadi bagian dari kehidupannya tengah berada di halaman sebuah gedung mewah bertingkat. Ia berjalan bersama seorang pria dan bergelayut manja di lengan pria itu.

''Dasar perempuan nggak tau malu!'' umpat Edgar.

Edgar menepikan mobilnya dan memandangi mobil yang ditumpangi oleh mantan istrinya itu. Setelah mobil itu melewatinya, Edgar hanya bisa tersenyum tipis.

''Kau dulu wanitaku, wanita yang sangat amat aku cintai Chelle, bahkan sampai sekarang pun rasa itu juga belum hilang seutuhnya, masih tersisa disini..'' gumam Edgar seraya memegangi dadanya.

''Sekarang kau benar-benar sudah bebas, bahkan kau sudah melupakanku, Chelle..''

Edgar memandangi mobil-mobil dan kendaraan lainnya yang berlalu-lalang.

Huufftttt

Edgar membuang nafasnya kasar.

''Tidak ada gunanya meratapi nasib!''

Edgar kemudian melanjutkan perjalanannya menuju cabang, dimana tempat Dira bekerja.

Setibanya di kantor cabang, semua karyawan menyambut dengan hormat dan beberapa gelagapan karena kedatangan Edgar tidak ada informasi sebelumnya, ia datang seorang diri tanpa asisten yang biasanya selalu setia mendampingi.

Meskipun langkah Edgar terlihat lurus, ia sangat bisa memahami mana yang sedang pura-pura bekerja dan mana yang memang serius.

''Ke ruanganku..'' ujar Edgar pada sang manager.

''Baik Tuan.''

Manager yang baru beberapa bulan yang lalu ditugaskan untuk dikantor cabang pun langsung mengikuti langkah Edgar.

''Jika kantor ini kelebihan karyawan, jangan ragu untuk memecat mereka daripada hanya main-main.'' ujar Edgar dengan suara tegas.

''Baik Tuan..'' jawab manager bernama Alfian itu.

''Aku tidak mau memperkerjakan orang yang hanya ingin main-main dan tidak menerapkan sikap yang baik. Perlu kau ingat, aku tidak melarang mereka mengobrol atau bermain ponsel saat pekerjaan sudah selesai. Tapi, apakah dengan duduk diatas meja cekikikan tidak jelas itu suatu sikap yang baik?'' tegas Edgar lagi.

''Baik Tuan, maafkan atas kelalaian saya.'' ucap Fian.

''Baiklah, kali ini ku maafkan, Fian. Jika terjadi sekali lagi saja, aku tidak segan-segan turun langsung mengatasi mereka-mereka dan memecat kau karena tidak becus.''

''Baik Tuan.'' Fian hanya bisa menunduk.

Kedua atasan dan bawahan yang sebetulnya juga sudah lama berteman ini langsung saling terdiam.

Edgar menghembuskan nafas untuk menetralisir perasaannya yang terpancing emosi.

''Bagaimana dengan laporan peminjaman dana atas nama Ghadira?'' tanya Edgar.

''Ohya kebetulan saya sudah membawanya, Tuan. Pemotongan gajinya sudah dilakukan seperti sebelum-sebelumnya. Namun, sudah tiga hari ini dia izin sakit.'' jawab Fian.

''SAKIT? TIGA HARI?'' pekik Edgar dengan suara yang memenuhi ruangannya.

''Iya, betul Tuan.'' jawab Fian.

Kabar itu sangat membuat perasaan dan pikiran Edgar tidak tenang.

''Lanjutkan pekerjaanmu, aku ada kegiatan lain.'' ujar Edgar.

''Baik Tuan.'' jawab Fian.

Edgar langsung melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia harus kembali ke rumah terlebih dahulu untuk berganti kendaraan roda dua agar bisa masuk ke kediaman Dira. Sekhawatir itu perasaan Edgar dengan Dira.

''Sudah dipanaskan?'' tanya Edgar pada salah satu pekerja pria dirumahnya.

''Sudah Tuan, bisa langsung dipakai, dan ini helm serta maskernya.'' jawab pekerja tersebut.

''Terimakasih.'' ucap Edgar.

Dengan stelan jas dan kacamata hitamnya, tak lupa juga memaki helm. Edgar langsung meluncur.

Di bayangannya hadir sosok Dira yang sendirian tanpa pendamping, tidak ada yang menolongnya dikala membutuhkan bantuan.

Edgar berhenti di dua tempat untuk memesankan paket buah-buahan dan juga makanan agar segera dikirimkan ke rumah Dira, meskipun dipastikan ia yang akan tiba lebih dulu jika tidak ada halangan lain. Karena jika membawanya sendiri, ia tak akan bisa.

Dira masih mengenakan pakaian berbahan rajut tebal tersebut untuk mengurangi rasa dingin ditubuhnya. Meskipun sudah berangsur membaik, tapi, rasa pusing dikepalanya belum hilang begitu saja.

Meskipun sedang sakit, bukan berarti Dira harus bermalas-malasan, sudah dari kemarin ia belum mencuci pakaiannya karena benar-benar terasa berat bagian kepala. Dan hari ini rasa itu sudah lumayan berkurang membuat Dira nekat agar tidak semakin menumpuk.

Tok tok tok

Dira yang masih menunggu cuciannya yang masih didalam mesin pengering langsung memfokuskan pendengarannya.

''Pintuku kah itu?'' gumamnya.

Tok tok tok

Dira langsung berjalan kedepan untuk memastikan. Sebelum membuka pintu, Dira memilih untuk mengintip terlebih dahulu. Biar bagaimanapun ini sudah menjadi kebiasaannya untuk berhati-hati, apalagi ia seorang diri dengan status yang kerap menjadi bahan pergunjingan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

''Sepertinya itu Tuan Edgar, hah?'' Dira masih terdiam dibelakang pintu. Meskipun Edgar mengenakan masker, Dira masih mengingat postur tubuh pria itu.

Ceklek

''Tuan? ada apa?''

''Kau ini kebiasaan!'' Edgar memberikan sentilan dikening Dira.

''Aww! kalau Tuan kesini hanya untuk menyiksa saya, lebih baik Tuan pulang saja!'' usir Dira sembari mengusap keningnya.

Edgar masih berdiri di depan pintu rumah Dira.

''Kenapa kau dirumah?''

''Sa-saya sakit Tuan, saya sudah izin dan menyertakan surat keterangan dari dokter, jadi saya sedang tidak membolos.'' jawab Dira ciut setelah ngegas.

Tidak lama kemudian muncul motor-motor yang saling menyusul tiba didepan rumah Dira.

''Siapa itu? Anda mau apakan saya Tuan?'' tegas Dira.

''Kau diam saja dan buka pintumu dengan lebar.'' sahut Edgar.

Dira menggerutu tidak jelas, bagaimana ia tidak takut jika yang hadir dirumahnya adalah para laki-laki, sedangkan ia seorang diri. Tentu saja pikirannya sudah membayangkan yang tidak-tidak dan ia tidak mampu melawan.

Namun, bayangan itu segera hilang ketika para laki-laki itu membawakan sesuatu dan meletakkan dimeja ruang tamu sesuai perintah Edgar. Dira hanya diam melongo dan bertanya-tanya.

''Terimakasih, ini bonus untuk kalian.'' Edgar menyerahkan lembaran merah ke masing-masing driver tersebut. Setelah mengucapkan terimakasih, para driver itu pergi meninggalkan kediaman Dira.

''Apa-apaan ini Tuan?''

''Kau punya tangan ya dibuka, bukannya malah melotot. Seram tau sampai mau copot tuh bola mata! hiiiiii serem..'' seloroh Edgar membuat Dira semakin melotot kesal karena Edgar mengangkat kedua bahunya berulang kali dan sesaat kemudian langsung masuk ke dalam. Edgar pun juga ikut masuk tanpa disuruh dan duduk di sofa.

1
Tyaz Wahyu
Edgar2 kyk lirik lagu ja curi curi curi pindang ups mksdq pandang hehehehehe
Tyaz Wahyu
jandes n dudes cucok nih
Tyaz Wahyu
kesan pertama begitu menggoda selanjutnya pst si CEO tu akan bucin akut ke dira wuakkkkkkkk
Ejan Din
apa Salahnya jujur.. siapa jua akan rasa seperti mentari dipergunakn Tanpa syarat.. dimanfaat Tanpa syarat.. yg klu aku juga lebih balik pergi daripada menunggu seperti boneka.. tiada luahan isi hati masing2 CEOnya yg egois, selfish,
Danty Wirodonomo
ayang edgar,... aku padamu👈@👉
Wulan Catur
mungkin Jimmy kali ya 🤔
Mimi Sanah
hahahaha koplak 😁
kyxhgle
author plis buat lanjutan Erin sm Jimmy 🙁
kyxhgle
suka gantung² cerita deh author
kyxhgle
author plisplis
kyxhgle
author buat lanjutan Erin dan Jimmy dongg plis
Budiman Wahid
😋😋😋
Budy Firmansyah
hahaaaahasa😄😄😄
Mimik Pribadi
Art nya ada yng ingin jdi ulat bulu nich,,,,lgi kerja mlh ingin bertingkah,itu namanya gali lobang utk sendiri,,,,
Mimik Pribadi
Aku ko merasa agak lebay aja liat Mentari,pdhl udh sah msh aja ketakutan,sering menghindar gitu,,,,
Gak berusaha ikhlas toh Edgar jga memperlakukan dia lembut ko, gak grasak-grusuk mementingkan napsunya sendiri,,,
Mimik Pribadi
Jngn smpe Ardi berbuat macam2 thor,saking gak relanya gebetan nikah sm sepupunya,,,pleace!!!! 😃😃
Mimik Pribadi
Erin saking smangatnya nangkap bunga,smpe dibela2in lompat,,,,skrng pertanyaannya apakah selama ini Erin udh punya pacar belum????
Mimik Pribadi
Oohh apakah itu sepupunya Edgar yng suka sm Mentari??? Adhi klo gak salah namanya sih
Mimik Pribadi
Ini baru yng namanya Horang kaya,,,,bkn cuma kaya harta,tapi kaya akan budi pekerti,karna tidak membeda2kan kasta,dngn tetap menjaga wibawa sebagai atasan di sebuah perusahaan bsr,utk menjaga semua karyawannya disiplin dan bertanggung jawab dlm menjalankan pekerjaannya 🥰🥰🥰
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,,baju tdur nya disediain lingerie,kira2 Edgar bakal ngungkapin perasaannya gak y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!