NovelToon NovelToon
Love 3 Flowers

Love 3 Flowers

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Spiritual / Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:554
Nilai: 5
Nama Author: Harti Supandi (Siti Hartinah)

Kisah ini bercerita tentang tiga orang wanita yang bersahabat sejak kecil yakni Raya, Fitri dan Alya. Namun Seiring berjalannya waktu mereka harus berpisah karena jalan hidupnya masing masing. Di usianya yang beranjak dewasa, mereka mulai menemukan jati dirinya. Seperti apa lika liku kehidupan tiga bunga ini? Ini lah kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harti Supandi (Siti Hartinah), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak Perjodohan

"Iya mas ada yang bisa dibantu’’ ucap Alya

‘’Loh Al, kamu kerja disini?’’ ucap Fikri

‘’Iya, sekarang aku kerja disini’’ ucap Alya

‘’Gitu ya. Oh ya Al, cariin aku bunga dong?’’ ucap Fikri

‘’Bunga buat siapa?’’ ucap Alya

‘’Ada deh, tapi aku gak tau dia suka bunga yang mana’’ ucap Fikri

‘’Kok gak tau, piye toh mas?’’ ucap Alya

‘’Kamu suka bunga apa Al?’’ ucap Fikri

‘’Aku sukanya mawar putih’’ ucap Alya

‘’Kenapa kamu suka mawar putih?’’ ucap Fikri

‘’Ya suka aja’’ ucap Alya

‘’Ya udah deh, aku pilih mawar putih’’ ucap Fikri

‘’Loh kok, kamu milihin bunga yang aku suka sih?’’ ucap Alya

‘’Gak apa-apa. Gak ada yang ngelarang toh?’’ ucap Fikri

‘’Ok gimana konsumen aja" ucap Alya

Alya pun membungkus bunga yang dibeli Rifki.

Cuma mawar putih aja yang dibeli?’’ ucap Alya

‘’Tokonya juga boleh kalo dijual’’ ucap Fikri

‘’Wah kalo mau beli tokonya, sana ngomong sama bosku'’ ucap Alya

‘’Bercanda. Oke makasih’’ ucap Fikri sambil memberikan uangnya

Alya tidak tahu, kalo sebenarnya bunga itu akan dikirim ke kost untuknya.

Setelah seharian kerja, Alya mampir ke cafe tempat Dina kerja, untuk memesan minuman kesukaannya.

‘’Hai Din’’ ucap Alya

‘’Eh ada Alya. Mau pesan apa?’’ ucap Dina

‘’Thai tea nya satu’’ ucap Alya

‘’Oke, tunggu bentar’’ ucap Dina

‘’Ok’’ ucap Alya

Beberapa menit kemudian.

‘’Thai tea datang, selamat menikmati’’ ucap Dina

‘’Thank you’’ ucap Alya

‘’Tungguin aku sampe pulang ya’’ ucap Dina

‘’Iya aku tungguin sampe bulukan’’ ucap Alya

‘’Hah, bulukan?’’ ucap Dina

‘’Sampe keriput deh’’ ucap Alya

‘’Bisa aja’’ ucap Dina

‘’Emang mau?’’ ucap Dina

‘’Ya emoh lah’’ ucap Alya

Saat di kafe terjadi insiden memilukan.

Terlihat sepasang kekasih sedang bermesraan, tiba-tiba ada yang datang menghampiri.

‘’Oh jadi kayak gini kamu dibelakang aku?’’ ucap pria yang datang

‘’Aku bisa jelasin semuanya’’ ucap si wanita

‘’Akh, gak ada yang perlu dijelasin lagi. Pokoknya mulai hari ini kita putus!’’ ucap si pria

‘’Panji dengerin aku dulu’’ ucap si wanita

Namun si pria yang marah tersebut hanya melambaikan tangan dari balik badannya.

Si wanita itu pun menangis, kemudian pergi bersama selingkuhannya.

Alya dan Dina hanya asyik menonton.

‘’Oh nooooo’’ ucap Dina

‘’Seperti dalam sinetron’’ ucap Alya

‘’Ho’oh, cinta memang tidak harus memiliki’’ ucap Dina

‘’Ya sudahlah’’ ucap Alya

Usai jam kerja Dina habis, mereka pun pulang ke kostan dan Alya menemukan sesuatu di atas kursi teras kostan.

‘’Lah, kok ada bunga? Ini kan bunga yang dibeli Fikri tadi di toko’’ ucap Alya

‘’Hayo dapet bunga dari Fikri ya?’’ ucap Dina

‘’Kayaknya iya Din’’ ucap Alya

‘’Aku jadi iri’’ ucap Dina

‘’Ya udah, ni bunga buat kamu’’ ucap Alya

‘’Gak ah, itu kan buat kamu. Ngapain juga dikasih ke aku’’ ucap Dina

‘’Katanya tadi ngiri?’’ ucap Alya

‘’Bercanda buk’’ ucap Dina

‘’Ya udah ayo masuk’’ ajak Alya

Sementara Fikri yang selalu memikirkan Alya sedang membuat rencana baru. Fikri berencana untuk melamar Alya.

Waktu di ruang tamu saat orang tua Fikri sedang santai nonton TV.

‘’Pi, mi, Fikri mau ngomong’’ ucap Fikri

‘’Ngomong apa sayang’’ucap mami Fikri

‘’Aku mau ngelamar Alya’’ ucap Fikri

‘’Siapa Alya?’’ ucap papi Fikri

‘’Dia temen satu kampus. Aku suka sama dia. Aku pengen ngelamar Alya’’ ucap Fikri

‘’Bagaimana dengan latar belakang keluarganya’’ ucap mami

‘’Dia sudah tidak punya orang tua, keluarganya yang ada cuma neneknya yang tinggal di Bogor. Tapi dia keren, semenjak orangtuanya meninggal, dia kerja keras untuk membiayai kuliahnya’’ ucap Fikri

‘’Begini sayang, sebenernya kamu telah kami jodohkan dengan anak teman papi yang sama-sama pengusaha’’ ucap Mami

‘’Aku gak mau’’ ucap Fikri

‘’Kamu anak satu-satunya papi, jadi kamu harus nurut’’ ucap papi

‘’Pokoknya aku gak mau!’’ ucap Fikri

‘’Fikri! Dengerin mami'’ ucap mami

Orang tua Fikri tidak setuju, jika Fikri menikah dengan Alya, karena orang tuanya telah memilihkan calon istri untuk Fikri.

Karena merasa kesal, Fikri meninggalkan ruang tamu dan pergi dari hadapan orangtuanya.

Fikri pergi dengan motornya menuju lapangan basket.

Saat tiba disana, Fikri membanting bola hingga masuk ring.

‘’Wih hebat’’ ucap Rio yang kebetulan sedang ada di lapangan

‘’Menyebalkan’’ ucap Fikri kesal

‘’Kenapa bro, manyun gitu’’ ucap Rio

‘’Bete gue sama bokap nyokap gue’’ ucap Fikri

‘’Bete kenapa?’’ ucap Rio

‘’Masa gue mau dijodohin. Dikira zaman Siti Nurbaya?’’ ucap Fikri

‘’Oh gitu, sabar bro’’ ucap Rio

Keesokan harinya Fikri dikenalkan oleh kedua orang tuanya dengan anak teman orang tuanya yang sama-sama pengusaha di sebuah restoran.

‘’Jeng Wida, pak Sandi, ini Fikri anak kami satu-satunya’’ ucap mami memperkenalkan Fikri

‘’Oh ini yang namanya Fikri’’ ucap bu Wida

‘’Ayo Fikri beri salam’’ ucap papi

Tapi Fikri tidak mau bicara sedikitpun.

‘’Fikri kok diam aja. Ayo dong ngomong sama tante. Ini tante bawain Bintang kesini’’ ucap bu Wida

‘’Hai Fikri’’ ucap Bintang sambil mengulurkan tangan tapi tak dihiraukan

Fikri masih ada urusan. Tante, om sama Bintang, saya duluan. Permisi’’ ucap Fikri pamit

‘’Fikri mau kemana?’’ ucap orang tuanya Fikri

‘’Aduh jeng, maafin Fikri, kadang Fikri masih kayak anak kecil’’ ucap mami

‘’Gak apa apa jeng. Wajar anak muda, emang suka kayak gitu’’ ucap bu Wida

Melihat Fikri seperti itu, Bintang menjadi kecewa.

Setelah pertemuan itu, Fikri memutuskan untuk meninggalkan rumah. Sampai orangtuanya mengizinkannya untuk melamar Alya. Tapi orangtua Fikri malah menyalahkan Alya.

‘’Gara-gara kamu, anak saya pergi dari rumah’’ ucap mami Fikri yang mendatangi Alya di tempat kerjanya

‘’Kenapa ibu menyalahkan saya?’’ucap Alya

‘’Karena saya tidak mengizinkan Fikri untuk menikah dengan kamu’’ ucap mami Fikri dengan nada tinggi

‘’Sedikitpun saya tidak tahu dengan rencana Fikri yang seperti itu’’ ucap Alya

‘’Udahlah kamu gak usah ngeles, berapa yang kamu mau, supaya kamu meninggalkan anak saya’’ ucap mami fikri Fikri

‘’Saya tidak butuh uang ibu’’ ucap Alya

‘’Ini cek 50 juta, kalo kurang kamu tinggal bilang!’’ ucap mami Fikri

‘’Saya gak butuh uang anda, permisi!’’ ucap Alya sambil menyobek cek tersebut

‘’Sombong sekali anak itu, dikasih uang malah gak mau’’ ucap mami Fikri nyeletuk

Pulang dari tempat kerjanya, Alya pun menangis mengingat perlakuan orang tua Fikri terhadapnya.

Alya mencurahkan isi hatinya dengan sholat malam.

‘’Ya Allah, kenapa hal ini terjadi pada hamba. Berikan hamba kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. Berikan yang terbaik untuk hambamu yang lemah ini. Amin’’ ucap Alya dalam doanya

Di kost nya Rio, Fikri tampak sedang melamun.

‘’Mau sampe kapan bro gini terus?’’ ucap Rio

Bersambung..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!