NovelToon NovelToon
Misi Berdarah Di Akademi

Misi Berdarah Di Akademi

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Identitas Tersembunyi / Light Novel
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Garl4doR

Akademi Debocyle adalah akademi yang paling luas, bahkan luasnya hampir menyamai kota metropolitan. Akademi asrama yang sangat mewah bagaikan surga.

Tahun ini, berita-berita pembunuhan bertebaran dimana-mana. Korban-korban berjatuhan dan ketakutan di masyarakat pun menyebar dan membuat chaos di setiap sudut.

Dan di tahun ini, akademi Debocyle tempatnya anak berbakat kekuatan super disatukan, untuk pertama kalinya terjadi pembunuhan sadis.

Peringatan : Novel ini mengandung adegan kekerasan dan kebrutalan. Kebijakan pembaca diharapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garl4doR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Tak Terhentikan

Pintu aula di gedung eksekutif utama menganga dengan derit panjang yang menusuk, memecah kesunyian serius yang sebelumnya menyelimuti ruangan. Para eksekutif yang berdiri di sekitar meja panjang menoleh serentak, alis mereka berkerut dalam ketidaknyamanan. Tak seorang pun seharusnya masuk tanpa izin. Tapi sosok itu hadir, tak terduga, seperti bayangan yang merayap dari kegelapan.

Ia berdiri di ambang pintu, tegak, kokoh, seakan bumi sendiri menahan napas. Tubuhnya tinggi dan besar, berpakaian serba gelap tanpa ornamen yang mencolok. Kepalanya licin, tanpa rambut atau janggut, hanya kulit pucat yang memantulkan cahaya redup. Matanya—gelap, dalam, dan sulit dibaca—seperti dua lubang hitam yang menelan segala cahaya. Ia bukan sekadar manusia yang memasuki ruangan. Ia adalah sebuah kehadiran yang menekan, mengubah atmosfer ruangan dalam sekejap.

Ruangan itu tiba-tiba terasa lebih sunyi dari sebelumnya. Bukan karena tak ada suara, tapi karena kehadirannya seakan menyerap segala getaran, segala desiran udara. Bahkan udara pun enggan beredar terlalu dekat dengannya, segan untuk menyentuh kulitnya yang dingin.

Zaela, yang berdiri di tengah aula, langsung menajamkan tatapannya. Matanya menyapu sosok itu dari atas ke bawah, mencari celah, mencari petunjuk. Seorang penyusup? Tidak mungkin. Jika seseorang bisa masuk ke gedung eksekutif semudah ini, maka ada sesuatu yang jauh lebih berbahaya sedang terjadi.

"Beraninya kau masuk ke sini tanpa izin?" suara Zaela meledak, tajam dan penuh otoritas, memotong kesunyian yang mencekam.

Pria itu tidak menjawab. Ia melangkah masuk dengan tenang, langkahnya berat namun terukur, seakan setiap jejak kakinya menggerus keberanian orang-orang di sekitarnya. Beberapa eksekutif secara naluriah mundur, meski mereka tidak tahu mengapa. Ada sesuatu yang menggelisahkan tentang pria ini—sesuatu yang tak terungkap, tapi terasa sangat nyata.

Zaela tidak bergerak. Ia tetap berdiri tegak, menatap lurus ke arah pria itu, menantang.

"Kalian membangun sesuatu di sini," suara pria itu akhirnya terdengar. Dalam, datar, seakan berasal dari ruang hampa. "Sebuah kebanggaan. Sebuah kemenangan."

Tatapan Zaela tetap tajam, tak berkedip.

"Apa yang kau inginkan?"

Pria itu sedikit menoleh, matanya menyapu sekeliling ruangan, memperhatikan setiap wajah yang ada di sana. Sekilas, ia tampak menilai sesuatu, meski tak seorang pun tahu apa yang ada di pikirannya.

"Kebebasan," katanya pelan, hampir seperti bisikan. "Atau setidaknya, itulah yang kalian pikir sedang kalian perjuangkan."

Beberapa eksekutif saling bertukar pandang, rasa tidak nyaman menggeliat di antara mereka. Namun, Zaela tetap tak tergoyahkan.

"Kau berbicara seolah kau tahu sesuatu," ujarnya, suaranya dingin seperti es. "Tapi aku tidak tertarik mendengar ocehan tak berguna."

Senyum tipis muncul di wajah pria itu. Senyum tanpa emosi, tanpa ejekan, hanya… muncul. Seperti bayangan yang melintas di permukaan air.

"Kandang yang dihias emas tetaplah kandang," katanya lagi, suaranya bergema di ruangan yang sunyi. "Dan kalian tidak lebih dari burung yang diajari untuk bangga berada di dalamnya."

Zaela mengepalkan tangannya, urat-urat di lengannya menegang. Kemarahannya mulai mendidih, tapi ia menahannya. Ia tahu, ada sesuatu yang tidak biasa tentang pria ini.

"Mulutmu terlalu lancang," geramnya, suaranya bergetar oleh amarah yang tertahan.

Dalam sekejap, udara di ruangan itu bergetar. Puluhan pecahan kristal terbentuk di udara, mengapung di sekeliling Zaela sebelum meluncur dengan kecepatan tinggi ke arah pria itu—tanpa ragu, tanpa ampun.

Mereka menghantam tubuh pria itu tanpa ampun.

Suara letusan kecil terdengar saat kristal-kristal itu menembus daging, menembus kulit, merobek lengan, dada, dan kakinya. Darah gelap menyembur dari luka-luka yang tercipta, membasahi lantai di bawahnya.

Zaela tidak berhenti di situ. Ia mengayunkan tangannya sekali lagi, kali ini menciptakan pilar kristal raksasa yang muncul dari bawah dan menghantam tubuh pria itu ke atas, menghancurkan bagian punggungnya, membuat tubuhnya terpelanting ke udara sebelum jatuh menghantam lantai dengan bunyi gedebuk keras.

Asap tipis mengepul dari tubuh yang terbaring diam itu.

Zaela mengatur napasnya, menatap tubuh yang tak bergerak di lantai. "Selesai."

Tapi kemudian...

Ia bergerak.

Jari-jari tangan itu menegang, menekan lantai. Kakinya menggeser sedikit. Kemudian, perlahan... tubuh besar itu bangkit kembali.

Tidak seharusnya. Tidak mungkin. Untuk orang biasa tentu itu mustahil, tapi tidak bagi Goliath.

Zaela bisa melihat luka-luka itu. Retakan pada tulang belikatnya, bagian dada yang robek, kulit yang terkoyak hingga memperlihatkan daging di bawahnya. Darah mengalir deras, menetes ke lantai. Tapi Goliath tetap bangkit.

Ia berdiri dengan sedikit tertatih, tubuhnya bergoyang sedikit sebelum kembali tegak.

Dan yang paling mengerikan...

Ia tidak menunjukkan ekspresi apa pun.

Tidak ada rasa sakit. Tidak ada amarah. Tidak ada ketakutan.

Mata gelapnya hanya menatap Zaela dengan datar.

Lalu ia melangkah maju.

Zaela tanpa sadar mundur satu langkah. Tidak. Ini mustahil.

Kristalnya tadi bukan serangan biasa. Itu sudah cukup untuk membuat siapa pun tumbang. Seharusnya cukup.

Tapi Goliath tidak hanya bertahan. Ia terus maju.

Zaela mengayunkan tangannya lagi, menciptakan gelombang proyektil kristal yang lebih besar. Serangan itu menghantamnya, kali ini menghancurkan bagian lengan kirinya hingga terkulai dengan luka menganga. Potongan daging berjatuhan ke lantai, dan suara retakan tulang terdengar jelas.

Namun Goliath masih berjalan.

Zaela melompat ke belakang, tangannya kembali terangkat—tapi sebelum ia sempat menyerang lagi, sesuatu menghantam dadanya.

Duk!

Itu bukan pukulan penuh tenaga. Itu hanya dorongan sederhana dari tangan Goliath.

Tapi tubuh Zaela terhempas. Ia menghantam meja besar di belakangnya, memecahkannya menjadi serpihan kayu.

Dada Zaela berdenyut nyeri. Bukan hanya karena pukulan itu, tetapi karena sesuatu yang lebih dalam.

Ini bukan manusia biasa.

Zaela tersentak, tubuhnya masih terasa berat setelah terhempas. Di hadapannya, Goliath tetap berdiri, meskipun tubuhnya penuh luka menganga, darah mengalir deras dari berbagai robekan di kulit dan dagingnya. Namun, pria itu tetap melangkah maju, seakan tidak peduli pada kehancuran tubuhnya sendiri.

Dari sudut aula, Douglas melesat cepat seperti bayangan. Sabit kecil gandanya berputar di tangannya, menciptakan suara mendesis saat membelah udara. Dalam sekejap, ia sudah berada di samping Goliath, menebas tanpa ragu.

Sret!

Sabit pertama menyayat lengan kanan Goliath, hampir memisahkannya dari bahu. Yang kedua bergerak lebih cepat, mengarah ke leher.

Tetapi sebelum mata pisau itu menembus kulit, tangan besar Goliath mencengkeram udara. Ia menangkap sabit itu di tengah ayunan, menghentikannya begitu saja.

Douglas mendecak. Ia mencoba menarik kembali senjatanya, tapi Goliath menggenggamnya erat—terlalu erat. Dalam hitungan detik, suara krek terdengar. Besi sabit itu… retak.

Mata Douglas membelalak.

Dengan gerakan kasar, Goliath mencabut sabit itu dari genggamannya dan menghantamkannya ke kepala Douglas.

DUG!

Tubuh Douglas terhempas ke lantai, berguling beberapa kali sebelum berhenti. Darah mengalir dari dahinya, namun ia masih hidup.

Namun sebelum Goliath sempat menyelesaikan pekerjaannya, Ravi bergerak. Dengan rantai berat yang menggantung pemberat besar di ujungnya, ia mengayunkan senjatanya dengan kekuatan penuh.

WHAM!

Pemberat rantai menghantam punggung Goliath dengan suara yang menggetarkan ruangan. Seharusnya itu cukup untuk menghancurkan tulang seseorang.

Namun Goliath hanya sedikit bergoyang ke depan.

Dengan gerakan hampir tak masuk akal, ia berbalik, menangkap rantai Ravi sebelum pria itu bisa menariknya kembali. Ravi terbelalak saat Goliath menarik rantai itu dengan kekuatan tak manusiawi, menyeretnya ke depan.

DUG!

Sebuah hantaman telak menghantam perut Ravi, membuatnya terangkat beberapa sentimeter ke udara sebelum terhempas ke lantai. Ia tersedak, rasa logam memenuhi mulutnya.

Para eksekutif yang tersisa tak tinggal diam. Mereka melesat dari berbagai arah, membawa berbagai macam senjata jarak dekat—pedang ringan, belati, tombak pendek.

Namun Goliath seperti raksasa di tengah gerombolan serigala.

Seorang eksekutif menyerang dari belakang dengan sebilah pedang. Tanpa melihat, Goliath menoleh dan menangkap mata pedang itu di antara jari-jarinya. Dengan satu tarikan, ia merampas pedang itu dan menghancurkannya menjadi dua bagian dengan tangan kosong.

Yang lain mencoba menikamnya dari samping, tetapi ia hanya berputar dan menghantam wajah lawannya dengan siku, membuatnya terlempar ke belakang, hidungnya remuk seketika.

Zaela, yang kini telah pulih dari serangan sebelumnya, kembali menyerang. Kristal-kristal tajam bermunculan di udara, melesat dengan kecepatan tinggi. Kali ini ia menargetkan sendi-sendi tubuh Goliath—lutut, siku, bahu.

Beberapa berhasil menembus, membuat tubuh Goliath terlihat semakin hancur. Tapi itu tidak menghentikannya.

Ia terus berjalan.

Zaela mulai merasa sesuatu yang tak seharusnya ia rasakan dalam pertempuran—rasa gentar.

"Apa kau ini…?" gumamnya, nafasnya memburu.

Goliath berhenti sejenak, lalu sedikit memiringkan kepalanya.

"Aku?" suaranya terdengar nyaris seperti gemuruh. "Aku adalah kehancuran yang tak bisa kau hentikan."

Lalu ia menghilang.

Zaela bahkan tidak bisa mengikuti pergerakannya. Dalam satu kedipan mata, Goliath sudah ada tepat di hadapannya. Sebelum ia sempat bereaksi, sebuah tangan besar mencengkeram lehernya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Zaela tersedak, berusaha menarik napas, tapi cengkeraman itu terlalu kuat. Kristal-kristalnya pecah di udara sebelum sempat terbentuk sempurna.

Douglas, dengan darah masih mengalir dari kepalanya, berusaha bangkit. Ravi menggertakkan giginya, mencoba menarik tubuhnya dari lantai. Beberapa eksekutif yang masih bisa berdiri mencoba menyerang lagi.

Tapi semua itu percuma.

Goliath memegang leher Zaela dengan satu tangan, sementara tangan lainnya terangkat ke udara. Ia mengepalkan jari-jarinya, dan udara di ruangan itu bergetar hebat.

Seketika, Zaela dilemparkan ke depan dengan kekuatan luar biasa.

BAM!

Tubuhnya menghantam pilar batu, menciptakan retakan besar di sekelilingnya.

Zaela tak bergerak. Darah menetes dari pelipisnya, napasnya tersengal.

Douglas berlari ke arahnya, ekspresi cemas terlihat di wajahnya. "Zaela!"

Namun ia tak sempat mencapai pemimpin mereka.

Karena saat itu, suara langkah berat menggema di aula.

Goliath berbalik, melihat mereka semua yang tersisa dengan tatapan datarnya.

"Pertunjukan ini membosankan," katanya, suaranya seolah berasal dari sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar manusia.

Ia mulai berjalan menuju mereka, tanpa tergesa, tapi dengan kepastian yang tak bisa digoyahkan.

Dan mereka semua tahu—

Kali ini, mereka yang menjadi mangsa.

1
jinnie_girl💜
huftttt, bacanya sedikit ngos ngosan😁😆 negri euhhhh
Garl4doR: Wkwk.. Selamat membaca kak😁
total 1 replies
jinnie_girl💜
oke, baca paragraf awal saja enak. tulisannya sangat bagus
Garl4doR: Terima kasih/Smile/ Kalau ada kurang juga bilang aja yaa/Joyful/
total 1 replies
Syari Andrian
next part
Garl4doR: Siap/Determined/ Terimakasih sudah baca :3
total 1 replies
Syari Andrian
menegangkn/Toasted/
Syari Andrian
sibuk nangkap orang. padahal situasi gentingnya malah gak ditangani. gimana sih ni orang/Curse//Curse//Curse/
Syari Andrian
dari banyak visual. cwe ini lumayan... terkesan lusuh tapi sesuatu/Blush/
Syari Andrian: yeah,😄😄
Garl4doR: Terima kasih, kalau ada "sesuatu" di sini, mungkin itu bukan sekadar tampilan tapi cerita di baliknya./Proud/

–Heather
total 2 replies
Syari Andrian
ternyata/Scream//Scream//Scream//Curse//Curse//Curse//Curse/
Syari Andrian: wkwkwk
Garl4doR: Nah loh, wkwk😁
total 2 replies
Syari Andrian
aku malah fokus sama pwrmasalah sebenarnya. hmmm

misteri? keqnya masih org dalam kan. hmmm
Garl4doR: Atau mungkin sesuatu yang lebih rumit?/Skull/
total 1 replies
Syari Andrian
pahlawan tanpa jasa.. hmmm

mumgkin katanya aja kebetulan, aslinya memang sengaja /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Syari Andrian: wkwkwkwkw gak habis fikri/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Syari Andrian: wkwkwkwk gak habis fikri/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
Syari Andrian
dari sini aku masih bingung karakter nya gimana.. Alvaro pendendam? sisi lain membela teman yang lemah, atau gimana?... hmm otak ku sakit mikirimnya/Scream//Scream//Scream//Scream/.....

ok next
Syari Andrian: hmmmm... keq kata orang bijak aja.. padahal sok gak peduli aslinya peduli....


pm..
Garl4doR: Hidup nggak sesederhana itu. Aku memang pendendam, tapi bukan berarti aku nggak punya hati. Ada orang yang pantas dihancurkan, ada juga yang berhak dilindungi.

-Al
total 2 replies
Syari Andrian
keqnya seru ini
Syari Andrian: aman.. kalau baca pasti like kok
Garl4doR: Seru di like gak seru kasih masukan, kak/Determined/
total 2 replies
Luna de queso🌙🧀
Dialog yang autentik memberikan kehidupan pada cerita.
Garl4doR: Baguslah kalau kamu suka :3 Trims buat apresiasinya ya :) stay tune untuk bab² selanjutnya/Grin/
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Aku terpukau dengan keindahan kata-kata yang kamu gunakan! 👏
Garl4doR: Terima kasih/Smile/ Author ini jadi semangat karena komen mu/Smirk/ Terus berkembang adalah prinsip mimin/Applaud/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!