NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Motivasi

    "Bukankah itu seharusnya menjadi jalan menuju hati seorang lelaki? Biasanya wanita akan memasak dan membuktikan kalau dia adalah calon istri yang terbaik." Kata Bella mengernyit dahinya, mengabaikan kata-kata Kenan selanjutnya. "Jangan panggil aku sayang."

    "Kenapa kamu menyukainya?." Kenan menyeringai, mengacu pembahasannya pada panggilan sayang. Kemudian lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah, aku akan memanggilmu sayang kalau begitu."

    "Aku bukan kekasihmu atau pun milikku dan tidak akan pernah! Aku tidak menyukai panggilan itu." Bantah Bella, dia mengalihkan pandangannya dan meneguk air putih untuk menenangkan dirinya.

    Sebelah alis Kenan terangkat, mata nya berbinar menatap geli saat wajah Bella memerah. Lelaki bergerak membereskan piring-piring didepannya. "Aku senang kamu menikmati makanannya. Ayo kita periksa arsip itu sekarang."

    Mereka pun berpindah tempat dari bagian dapur menuju ruang tamu. Dari sana mereka hampir menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk memeriksa file-file tersebut dan mendiskusikan petunjuk apa yang mereka temukan didalam dokumen tersebut.

    Pandangan Bella berkeliling, berpikir bagaimana caranya agar dirinya bisa masuk kedalam ruang kerja Kenan, tanpa menimbulkan kecurigaan dari lelaki itu. Karena Kenan sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya, setidaknya jika lelaki itu pergi ke kamar mandi atau apalah, Bella bisa dengan cepat menyelinap masuk dan mencoba mencari.

   Bella menggigit bibir bawahnya, dia melirik Kenan yang tampak asyik dengan file-file itu dan menghela nafas. 'Ini tidak akan berhasil. Aku harus membuat rencana yang baik.' kata Bella dalam hati.

    "Tanda tangan ini sepertinya palsu." Kata Kenan, dahinya mengernyit saat mempelajari dokumen tersebut.

    "Coba kulihat." Kata Bella kemudian.

    Kenan memberikan file yang sedang ia periksa tersebut pada Bella. Sementara itu, Bella memperhatikan bahwa itu adalah faktur yang dikirim oleh perusahaan kontruksi yang bermitra dengan Narendra Corporation.

Faktur pertama memiliki tanda tangan yang jelas tetapi faktur berikutnya memiliki tanda tangan yang agak bengkok jika diperhatikan dengan cukup cermat.

Tanda tangan ini tidak mungkin ditulis oleh orang yang sama. Karena Bella juga menemukan nomor rekening pada faktur lain dengan tanda tangan palsu berbeda dengan nomor pada faktur pertama.

    "Sepertinya beginilah cara mereka mencuri uang.  Faktur palsu ini akan terlihat seperti tagihan yang dikirim oleh perusahaan kontruksi padahal sebenernya tidak. Pembayarannya di simpan di rekening hantu ini." Kata Bella, terlihat serius sembari memeriksa dokumen-dokumen itu. "Yang perlu kita lakukan hanyalah memeriksa siapa yang memverifikasi transaksi ini." Sambungan nya..

    "Aku rasa, aku sudah memiliki seluruh file untuk kerja sama kita dengan perusahaan kontruksi ini sejak tiga tahun yang lalu, aku akan memeriksanya di ruang kerjaku." Kata Kenan, beranjak dari tempat duduknya.

    Namun, karena terlalu lama berfikir dan  mata Bella mulai terasa berat, sebelum wanita itu menyadari apa yang akan terjadi, Bella tertidur di sofa, file ditangannya jatuh. Ketika Kenan kembali dengan lebih banyak file, lelaki itu menemukan Bella sedang menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, dengan keadaan tertidur lelap.

    Kenan meletakkan file-file itu diatas meja, menoleh kearah Bella dan mengagumi tubuhnya. Dia tampak begitu cantik dan damai dalam tidurnya. Andai saja hubungan mereka baik-baik saja sampai saat ini.

    Setelah menghela napas, Kenan menggendong Bella dan membawanya ke kamar tidur miliknya, sebelum akhirnya membaringkan Bella dengan perlahan diatas tempat tidurnya yang berukuran besar.

    Setelah menyelimuti Bella, Kenan menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi wajah cantik Bella dan kemudian mencium kening Bella. Setelah itu, Kenan tidak bisa menahan diri lagi untuk meluncur ke samping Bella dan menariknya mendekat, lengan Kenan melingkar di pinggang Bella, sementara dia juga meletakkan kepala Bella didada bidangnya.

    Sebuah senyuman tersungging di bibirnya, hatinya terasa begitu damai ketika dalam posisi seperti ini. Dan mereka akhirnya menghabiskan malam yang tenang bersama.

    **

    Keesokan paginya, ketika Bella membuka matanya dan mendapati dirinya berada didekat dada bidang Kenan yang di pahat sempurna, jantungnya berdegup kencang, menyadari lelaki itu tidur dengan memeluknya. Terlepas dari itu, Bella merasakan ada sesuatu yang besar dan keras menusuk pahanya bagian dalamnya.

    "Pagi, cantik." Suara serak Kenan terdengar sampai ke telinganya dan mata Bella membelak, kepanikan melanda dirinya.

    

    Bella tersentak, segera menjauh dari Kenan, dan lelaki itu melepaskan pelukannya.

    "Kenapa kamu tidak membangunkan aku? Kamu malah membiarkan aku tidur disini lagi." Kata Bella.

   

    "Kamu terlihat sangat lelah. Jadi, aku tidak ingin mengganggumu." Jawab Kenan sembari bangkit dari tempat tidur. Lelaki itu bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana, membuat Bella merasa lega.

    "Aku harus pergi, putri ku sudah menunggu ku."

    "Mandilah dulu sebelum pergi. Kamu akan terlambat ke kantor." Kata Kenan memberi saran, lalu berjalan menuju mendekati lemari.

    Bella ingin memberitahu Kenan jika dirinya tidak membawa baju ganti, tetapi kemudian Kenan menunjukan setelan jas berwarna gelap dan pakaian dalam ditangannya. "Ini baju ganti. Bersiaplah untuk bekerja, aku akan mengantarmu menjemput putri mu." Kata Kenan dan Bella mengernyitkan dahinya, bingung.

    Darimana jas wanita ini berasal?

    "Aku sudah menyiapkan pakaian untuk kamu gunakan, saat kamu menginap." Lagi, Kenan kembali buka suara ketika mengetahui kebingungan diwajah Bella.

    Bella mendongak, menatap Kenan. "Kamu pasti sangat yakin kalau aku akan menginap, sampai kamu repot-repot menyiapkan baju untukku terlebih dahulu."

     "Ya, karena bagaimana pun juga kamu ditakdirkan menjadi milikku." Kata Kenan, tetapi Bella justru mengabaikannya dan berjalan mendekati kamar mandi, sebelum masuk, Bella menoleh.

    "Jangan coba-coba masuk saat aku sedang mandi." Kata wanita itu memberikan peringatan.

    Kenan tertawa kecil, Bella kesal dan mengepalkan tangannya. Dia segera masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintu..

    Pada saat yang sama, senyum Kenan tidak dapat terbendung. Dia tidak sabar untuk menikahi Bella dan bangun disampingnya setiap hari.

   

    ***

    Satu jam kemudian, Bella merasa malu karena harus duduk di kursi belakang mobil Kenan. Sama seperti hari sebelumnya, kursi depan ditempati oleh Farel dan sopir.

    'Aku tidak menyangka kalau aku tidur ditempat Kenan lagi.' Batin Bella dalam hati.

     Hatinya berdebar-debar karena rasa bersalah, berpikir apakah tindakannya masih di motivasi oleh kebutuhannya untuk balas dendam atau justru sebaliknya?.

    Tidak butuh waktu yang lama bagi mereka untuk akhirnya sampai di gedung apartemen Bella. Dia telah menelpon Luna—pengasuh Stevia terlebih dahulu untuk menunggunya di luar sehingga dia bisa menghindari ibunya, karena tidak ingin di berikan pertanyaan dimana dia tidur semalam.

   

    Saat Stevia melihat ibunya keluar dari mobil hitam mulus itu, matanya berbinar dan dia bergegas kearahnya. "Mommy!."

    Bella langsung menggendong putrinya dan menciumi kedua pipinya. Wanita itu kemudian membantu putrinya untuk masuk kedalam mobil, menyempatkan nya di tengah-tengah antara Kenan dan dirinya sendiri.

    Stevia terlihat sangat senang melihat ibunya bersama Kenan. Dia tersenyum, menatap Kenan. "Apa paman baik sekarang sudah resmi menjadi Daddy ku?."

    Keheningan menyelimuti mereka setelah Stevia mengajukan pertanyaan nya.

    Setelah beberapa detik kemudian, Bella berdehem dan menoleh kearah Stevia. "Sayang, jangan tanyakan hal seperti itu lagi pada Tuan Kenan, dia bos Mommy di kantor."

    

    "Aku tidak keberatan, kalau Stevia ingin aku menjadi Daddynya, itu berarti dia melihat sesuatu yang menyenangkan dalam diriku." Kata kenan menyeringai.

    "Bukannya Mommy semalam tidur di rumah Paman Ken?." Tanya Stevia, menatap ibunya. "Orang tua temanku tidur bersama. Jadi, Paman Ken sekarang menjadi Daddy ku kalau kalian tidur bersama."

    Farel yang mendengar percakapan itu tiba-tiba tersedak salivanya dan terbatuk-batuk sangat keras, menarik perhatian gadis kecil itu.

    "Apa Paman masuk angin? Sayang sekali, tapi paman harus segera pergi ke klinik dan diobati." Kata Stevia, melupakan apa yang sempat ia katakan pada Ibunya.

    "Terima kasih atas perhatian mu, Nona." Jawab Farel dan kemudian diam ketika ia merasa ketakutan dengan tatapan Kenan yang terlihat di kaca spion tengah.

    

    Kenan kesal karena tindakan Farel barusan itu sama saja dengan memotong pembicaraan Stevia tentang dirinya bersama dengan Bella. Bagaimana caranya agar Stevia bisa mengungkit tentang hubungan mereka lagi?.

    Sisa perjalanan mereka tenang dan nyaman. Ketika mereka tiba disekolahan, Kenan keluar bersama dengan Bella untuk mengantarkan Stevia hingga kedepan kelasnya..

    Stevia tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya pada ibunya dan Kenan saat mereka berdua berdampingan seperti orang tua anak-anak yang lainnya.

    Bella tersenyum, dia bersalah ketika berpikir jika dirinya benar-benar merampas putrinya dari kehadiran ayahnya disisinya.

    Namun, Bella tidak pernah bisa memberitahu Kenan tentang Stevia. Bagaimana jika Kenan tiba-tiba memutuskan untuk melawan dirinya demi hak asuh? Bella memang terkenal sebagai pengacara yang hebat, bahkan lebih hebat dari pengacara yang lain. Tetapi, keluarga Narendra bisa menggunakan kekuatan dan pengaruh mereka untuk mengambil Stevia darinya.

    Bella tetap tersenyum untuk menutupi apa yang sedang dirinya pikirkan. Dia juga melambai pada Stevia. "Belajar dengan sungguh-sungguh, sayang."

    Kenan juga tersenyum. "Sampai jumpa Stevia, jadilah gadis yang baik."

    "Sampai jumpa, aku sayang kalian." Kata Stevia, membuat Bella tiba-tiba terdiam.

     "Kami juga menyayangimu." Jawab Kenan, membuat jantung Bella berdegup kencang. Dia tidak menyangka Stevia mengatakan hal tersebut dan Kenan juga membalasnya.

    ***

    "Kamu tidak perlu berpura-pura menyukai putriku. Dia sangat berharga bagiku dan aku tidak ingin dia terluka." Kata Bella saat mereka sudah masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju kantor.

    Kenan menoleh kearah Bella, sebelah alisnya terangkat. "Siapa bilang aku pura-pura? Aku benar-benar menyayangi nya."

    Degh!

    Bella menelan salivanya.  "Maksud ku dia mungkin saja terbiasa dengan kehadiran mu. Kalau kamu tiba-tiba hilang, dia juga mungkin akan terluka. Jadi, aku ingin kamu berhenti berusaha untuk berada didekat putriku."

    

    "Aku tidak akan kemana-mana, Bella. Tidak perduli seberapa kerasnya kamu mendorongku... aku ada didekat mu untuk tetap tinggal. Jadi, jangan khawatir, aku akan selalu ada untukmu dan putri mu." Kata Kenan, berharap Bella bisa kembali percaya padanya.

    Meski kata-kata Kenan bisa menghangatkan perasaan Bella, wanita itu tahu jika dirinya harus tetap mencegah Stevia dan Kenan saling bertemu lagi. Karena bagaimana pun juga, Bella tidak tinggal lama di Brentwood setelah balas dendam terlaksanakan.

    ****

    Hari berlalu dengan sangat cepat, Bella sedang dalam suasana hatinya yang baik. Tetapi dia tidak bisa berhenti memikirkan tentang malam yang dia habiskan di penthouse Kenan dan kata-kata yang Kenan katakan di pagi hari.

    Sebenarnya, jauh dilubuk hatinya, Bella bisa merasakan ketulusan Kenan. Lelaki itu benar bersungguh-sungguh dengan kata-katanya itu, jantungnya tidak berhenti berdebar setiap kali dia mengingat kata-kata yang keluar dari mulut Kenan.

    Bella tahu dia tidak boleh memikirkan hal seperti itu, tetapi dia tidak bisa menahannya.

    **

    Sore harinya, Kenan mengadakan pertemuan dengan beberapa mitra bisnis. Jadi, Kenan menunda pertemuan mereka untuk penyelidikan di penthousenya. Namun, Kenan mengirim sopirnya untuk mengantar Bella pulang, sebuah tindakan yang membuat emosi kompleks bergejolak di hati Bella.

    Bella pulang ke apartemen dan suasana bahagianya seketika lenyap, mengetahui ibunya akan mengonfrontasi nya tentang perbuatannya.

    Bella keluar dari mobil dan tak lupa berterima kasih pada sopir. Sebelum Bella memasuki gedung, dia tiba-tiba merasakan hawa dingin di punggungnya, merasa jika dirinya saat ini tengah diawasi oleh seseorang. Jantung Bella berdegup kencang dan dia pun menoleh ke belakang ketika dia mendengar suara langkah kaki, tetapi tidak melihat siapapun.

    Liftnya tidak dapat berfungsi  dan perasaan takut menghantuinya. Bella memilih untuk menaiki tangga. Namun, tiba-tiba langkah kaki seseorang itu terdengar semakin intensif dan membuat Bella berlari sembari menaiki tangga. Jantungnya semakin berdegup kencang, setiap kali Bella menoleh ke belakang, dia tidak melihat siapapun dan suara langkah kaki itu berhenti.

    Tetapi, Bella akhirnya bisa merasa lega ketika dia mencapai lantai apartemennya dan segera masuk kedalam. Wajahnya berkeringat karena dia belum pernah berlarian secepat itu ketika menaiki tangga. Napasnya juga sesak saat dia mencoba mengatur napas.

    Meski begitu, kelegaan yang Bella rasakan hanya berlangsung sebentar. Dia melihat ibunya tengah duduk di ruang tamunya, sedang melihat beberapa foto. Air mata terlihat mengalir di kedua pipinya saat melihat foto-foto itu, raut wajahnya pun terlihat sedih.

    Hati Bella tenggelam, dia menjatuhkan tasnya dan berjalan mendekati Katherine. "Ma, ada apa?."

    Katherine menghapus airmata, dia tidak melihat kearah Bella, tetapi dia tetap menjawab pertanyaan Bella. "Mama mengunjungi papamu hari ini dan mama mendapatkan beberapa foto. Dia terlihat sangat tua dan lelah, sepertinya berada didalam penjara telah memberikan dampak yang sangat besar padanya."

    Bella terdiam, pengingat menyakitkan itu terasa seperti pukulan kuat di perut. Apa yang harus dia lakukan?.

    Ayahnya membusuk di penjara dan dia menjadi pusing karena anak dari musuh ayahnya...

    Bella berjalan mendekati Ibunya dan berlutut dilantai, tangannya gemetaran saat meraih foto itu. Justine Hamilton memiliki janggut abu-abu yang tidak terawat di foto itu. Wajahnya kusut dan rambutnya juga kusut. Dia tampak lebih tua dari usianya.

    Orang yang Bella lihat terlihat sangat berbeda dari pria yang dia lihat di foto yang ditunjukkan Katherine padanya saat orang itu belum berada di penjara.

    "Ya ampun!." Bella terisak, air mata mengalir di pipinya. Ini adalah Ayahnya.... ayah yang belum pernah dia temui.

    "Papamu dulu adalah seorang pria yang sangat tampan. Tapi karena ketidakadilan yang dia dapat, dia harus menghabiskan sisa hidupnya didalam penjara, mengenakan setelan orange seperti yang ada di foto itu." Kata Katherine, tubuhnya tersiksa karena isak tangisnya.

    

    Hati Bella berdebar karena rasa bersalah yang menerpa dirinya. Bella langsung memeluk Katherine. "Aku akan mendapatkan keadilan untuk Papa dan memohon pembebasannya setelah setelah aku mengumpulkan bukti.. aku tidak akan mengecewakan kalian berdua." Kata Bella berjanji.

    

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!