Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Nyasar
Niko menyingkirkan sepeda motor yang menimpa paha nya, lalu dia bangkit dari duduknya.
"Sorry-sorry kamu gapapa kan?" Kata Niko mengulurkan tangan untuk menyelamatkan gadis yang bertabrakan dengan nya.
"Sakit — AW" Rintih Tiara memegangi kaki nya yang terluka.
"Maaf" Kata Niko, dia langsung menggendong gadis itu untuk meminggirkan di bahu jalan.
"Sakit" Gadis itu terus merengek.
"Mau saya bawa ke klinik?" Tanya Niko.
"Gamau, nanti saya telat ke lokasi, ini saja sudah telat" Jawab Tiara.
"Mau ke lokasi KKN ya?" Kata Niko. Tiara mengangguk — masih mengerang kesakitan.
"Masih bisa nyetir motor?" Tanya Niko.
"Bisa, thanks" Kata Tiara bangkit dari duduk, menuju sepeda motor yang sudah di pinggir kan oleh warga yang membantu menolong nya.
Jalan terpincang-pincang, membuat Niko mengikuti nya — Memastikan gadis itu selamat sampai kampus nya.
"APA!! BUS NYA SUDAH BERANGKAT!!" Kata Tiara heboh.
"Kok gak mau nunggu sih, padahal sudah ada di daftar absen nama saya!" Protes Tiara tak terima.
"Wait — lokasi KKN kamu dimana?" Tanya Niko.
"Desa BEBER SAREWU" Jawab Tiara.
"AHA bareng aja sama saya, sekalian saya mau pulang kampung kesana." Alibi Niko.
"Wait" Kata Tiara sambil menatap motor Niko.
"Jangan bilang... naik moto —" Kata Tiara yang menggantung ucapan, Niko menggeret paksa Tiara ke motor sampe membuatnya sedikit terseok-seok.
"Duduk, kopernya nanti saya taruh depan" Kata Niko sambil melepas tali-tali yang mengikat koper itu
"Eh ini gak bahaya tah?" Kata Tiara sedikit ngeri.
"Aman. Tenang saja" Jawab Niko meyakini.
Dua jam setengah perjalanan yang cukup melelahkan. Selain letih karena kepanasan, kedua anak muda itu sekarang merasa energi nya terkuras habis.
"Kenapa tidak ada yang sadar sih, kalau saya belum masuk bus!" Jerit Tiara, membuat kelompok mahasiswa yang sedang berkumpul kompak menoleh.
Tiara menghampiri dengan jalan pincang, membuat salah satu teman nya menangkap gadis itu, lalu mengalungkan salah satu tangannya ke leher — Membantunya berjalan ke Balai Desa.
"Tiara, kamu datang ke sini sama siapa?" Kata Meli.
"Enggak tau, gak kenal" Jawab Tiara.
Niko mengerut kening, ketika melihat perkumpulan mahasiswa dan dosen yang sedang rapat dengan Kepala Desa.
Tidak ada sesosok Eca disana, Niko pun lekas bertanya kepada mereka dengan berteriak seperti preman.
"OY KALIAN SEMUA, ECA LAGI DIMANA!"
Tiara langsung menoleh geram "Sopan banget anda, ya ampun" Katanya sambil menghampiri. Dia merasa bertanggung jawab karena telah membawa nya ke lokasi KKN.
Sisi lain, Kelompok KKN yang diketuai Daffa masih dalam perjalanan menuju lokasi, membuat Eca sedikit khawatir tentang kondisi Niko. Saat terakhir, Eca melihat suaminya sedang bertabrakan dengan seorang gadis.
Dia masih tidak tenang — Bergeliat seperti ulat bulu di bangku bus. Menatap ponsel dan jam tangan dengan salah tingkah nya.
15 menit kemudian, kelompok KKN Eca sampai ke lokasi. Desa BEBER KKN Eca ada Di Blok Sarwadadi, sangat jauh dengan Lokasi Niko yang tengah berada di SAREWU.
Dengan polos, Niko malah bergaya seperti pahlawan — membawa gadis yang bertabrakan dengan nya menuju ke lokasi KKN.
Alih-alih ingin bertanggung jawab, tapi malah salah alamat. Itulah kondisi Niko saat ini yang ikut berbaur dengan kelompok 26 yang diketuai oleh Hanif. Seseorang yang paling tidak disukai oleh Niko.
"Tunggu pak, kok dia ikut berkumpul? dia bukan salah satu anggota kelompok KKN kita, dia tidak kuliah dimana-mana" Protes Hanif.
Dosen pembimbing itu tidak menjawab, sampai rapat kecil dengan kepala desa itu selesai, seluruh rombongan kelompok 26 diantarkan ke salah satu rumah yang nantinya akan dijadikan posko KKN nya.
Kepala desa itu memperkenalkan Bu Mega ke seluruh rombongan KKN Kelompok 26.
"Beliau adalah Ibu Mega, pemilik rumah sebagai posko KKN kalian, nantinya beliau juga akan menjadi pengawas kalian di posko ini, seluruh warga desa SAREWU sangat senang dengan kehadiran KKN dari berbagai macam Universitas di Kota Cirebon. Saya berharap dengan kehadiran kalian bisa memberikan dampak positif untuk desa kami, dan juga adik-adik semua. Pesan saya selama kalian disini menjaga norma, etika dan adat istiadat yang ada disini, semoga KKN kalian bisa berjalan dengan lancar" Kata Kepala Desa itu.
"AMINN" Jawab serempak mahasiswa disana. Termasuk Niko si anak hilang — Dia asal jawab aja padahal di pikirannya tidak mengerti apa-apa soal KKN.
Niko juga melongo saat dosen pembimbing itu ikut bicara mengenai rombongan KKN nya saat berada di desa.
"Baik pak dosen" Kata Niko sambil menggaruk kepala.
Mereka mengajak foto bersama, namun Niko memilih untuk merokok di atas motor sambil menggoyangkan ponsel karena sinyal nya hilang.
"What the fuck, gimana saya bisa menuju ke lokasi Eca kalau sinyal hilang begini!" Keluh Niko dalam hati.
bukan om,