Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertembak Saat Berbaring
Melihat kedatangan Rachel, Arthur dan Bell jelas cukup terkejut. Arthur sendiri merasa agak tertolong, sedangkan Bell merasa sedikit lega karena yang datang bukanlah pengawas atau guru yang merepotkan.
Bell menatap mata merah gadis itu, lalu ke arah rambut yang warnanya langka. Ekspresi terkejutnya langsung berubah menjadi dingin.
“Apa-apaan dengan tatapan itu?” gumam Rachel.
“Dimana Klein?”
Pertanyaan Arthur langsung membuat kedua gadis itu sedikit bingung. Bell yang sadar langsung menggeleng ringan lalu berkata, “Yang lain ada di belakang membantu rekan-rekanmu. Sebagai ‘pendukung’, Klein sibuk merawat mereka.”
Mendengar kata ‘pendukung’ yang terucap dingin dari mulut Rachel, sudut bibir Arthur berkedut.
“Kamu mundur. Biarkan aku yang melakukannya,” tambah Rachel dengan nada memerintah.
“Memangnya aku akan membiarkannya.”
Setelah mengatakan itu, Bell langsung menerjang ke arah Arthur yang tidak siap.
Seolah sudah menebaknya, Rachel sudah bergegas dan menghalanginya. Dua pedang langsung bertabrakan, lalu keduanya mundur dua langkah. Ekspresi terkejut sama-sama terlihat di mata keduanya.
“Berhenti menghalangi! Enyah!” ucap Rachel dingin.
Meski Arthur tahu kalau Rachel tidak berniat untuk mengutuk atau memarahinya, kata-kata tajam yang keluar dari mulut gadis itu benar-benar membuatnya tertegun sejenak. Entah kenapa, dia merasa sangat tidak nyaman.
Setelah berpikir sebentar, dia berkata, “Aku-“
“Apakah kamu tidak melihat aku sibuk di sini?! Pergi!” sela Rachel yang terus menghalangi Bell.
“Tapi aku tidak tahu dimana yang lain berkumpul!” teriak Arthur.
Rachel tertegun sejenak, membuatnya hampir terpotong oleh tebasan Bell. Dia melompat mundur. Melihat sudut pakaiannya yang terpotong sambil mengingat perkataannya tadi, gadis itu merasa agak malu.
“Lurus saja ke selatan, dan kamu akan menemukan mereka,” ucap Rachel yang masih berpura-pura dingin.
“Terima kasih.”
Setelah mengatakan itu, Arthur langsung berbalik pergi. Bukannya tidak mau membantu, tetapi dia hanya akan menjadi penghalang jika berada di sini.
Pemuda itu telah menghabiskan banyak stamina dan mana sebelum bertempur dengan Bell. Setelahnya, dia bukan hanya sangat lelah, tetapi juga terluka. Bisa dibilang, sekarang Arthur hanya menjadi beban.
Walau enggan, dia masih pergi dengan tegas tanpa menoleh ke belakang.
Setelah Arthur pergi, Rachel menatap ke arah Bell sambil mengencangkan cengkeraman pada gagang pedangnya. Sesaat kemudian, mata merah itu berkilat dingin, aura ganas muncul dari tubuh gadis itu.
“Meski tidak tahu dari keluarga mana. Aku akan menganggap ini tantangan pada jenius dari dua keluarga lainnya. Biarkan kamu menjadi permulaannya!” ucap Rachel dengan nada tak acuh.
Bell menarik napas dalam-dalam. Dia mencengkeram erat pedang di tangan kanan lalu mengeluarkan belati dan memegangnya di tangan kiri.
Sesaat kemudian, aura yang tidak kalah dari milik Rachel keluar dari tubuhnya. Gadis itu menatap ke arah Rachel dengan tatapan dingin.
“Walau aku sudah berkata tidak ada hubungannya dengan keluarga itu, biarkan aku melihat seberapa hebat keturunan dari Tiga Keluarga Warrior Terkuat itu.”
...★★★...
Sementara itu, di tempat Lonnie berada.
KLANG!
Dua sosok lelaki besar bertabrakan dan menebas dengan pedang besar di tangan mereka. Melihat pemandangan itu, Lonnie mengabaikan lukanya lalu menelan ludah dengan ekspresi gugup.
“Dari penampilan mu, kamu bukanlah bangsawan, bahkan bukan keturunan cabang keluarga bangsawan. Kenapa kamu malah memilih melayani mereka?!”
Seorang pria paruh baya dari Swords of Rebellion dengan penampilan kasar dan tempramen ganas menatap Vlad dengan ekspresi muram.
“Kenapa? Mungkin karena Bos memperlakukanku dengan baik? Atau setidaknya tulus?” balas Vlad dengan nada bertanya.
Pemuda itu sendiri agak bingung kenapa memilih mengikuti Klein. Akan tetapi, dia mengikuti perasaannya dan tidak banyak berpikir. Setidaknya Vlad merasa ini bukanlah pilihan yang salah.
“Benar-benar lelucon yang buruk! Bangsawan itu menghargai mu? Memperlakukan mu dengan baik? Tulus? Kamu benar-benar bocah bodoh yang mudah diperdaya!” teriak pria itu sambil menebas dengan ganas.
Klang!
Terhempas mundur tiga meter, Vlad sama sekali tidak terlihat ketakutan. Sebaliknya, dia memiringkan kepalanya dengan ekspresi agak bingung.
“Kenapa kamu langsung menilai orang sebelum bertemu dan berbicara langsung dengannya? Bukankah itu bodoh?” ucap pemuda itu dengan polosnya.
Mendengar itu, pria tersebut tertegun sejenak. Urat nadi muncul di dahinya, lalu dia bergegas ke arah Vlad sambil meraung dengan ekspresi gila.
“Kalau begitu pergi saja ke Neraka bersama para bangsawan itu, Bocah!”
...★★★...
Sementara itu, di tempat Barbara berada.
Barbara yang merasakan sakit di sekujur tubuhnya menyeka keringat di dahinya. Penampilannya tidak lagi seindah sebelumnya. Pakaian indah yang dikenakannya sekarang compang-camping, penuh tanah dan lumpur.
“SUDAH CUKUP!”
Baru saja hendak melakukan pertarungan putus asa dengan lawannya, suara ‘heroik’ seorang gadis terdengar di telinganya. Barbara merasa senang sekaligus cemas.
Dia senang karena ada bala bantuan, tetapi juga cemas karena bala bantuan seharusnya sesama murid sama seperti dirinya.
“Beraninya kalian menyebarkan kejahatan dan kebencian di tempat yang dijaga oleh Penyihir ini!”
Sosok gadis agak pendek tetapi bertubuh indah berjalan melewati semak. Berbeda dengan seragam siswa biasa, ada jubah lain yang membalut tubuhnya. Belum lagi, dia juga memakai topi penyihir besar di kepalanya.
Melihat dua orang yang menatapnya dengan bingung, gadis itu maju dengan penuh percaya diri. Pada akhirnya dia berhenti lalu menunjuk ke arah Mage dari Swords of Rebellion lalu berseru.
“Atas nama Matahari Suci, Penyihir ini akan menghukum kamu secara langsung di sini!”
Setelah mengatakan itu, gadis tersebut, Arianna menoleh ke arah Barbara lalu berbisik.
“Omong-omong, gadis kecil, kamu bisa pergi.”
Mendengar itu, Barbara benar-benar tertegun di tempatnya. Dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Gadis kecil? Dia jelas satu kepala lebih tinggi dari Arianna!
“Ugh! Arianna Flamel?” panggil Barbara.
“Ck ck ck.”
Arianna menggoyangkan jari telunjuknya dengan isyarat ‘tidak’, lalu menepuk dadanya penuh percaya diri sambil menatap Barbara yang kebingungan.
“Aku tahu kamu terkejut dan takjub, Gadis Kecil. Tapi sekarang bukan saatnya melakukan ini.”
“Segera pergi! Lagipula, sudah ada Penyihir ini di sini!”
Melihat Arianna yang sangat bangga, Barbara benar-benar bingung dari mana gadis itu mendapatkan kepercayaan dirinya.
★★★
Beberapa waktu kemudian.
Klein yang selesai melawan dua orang bersama Luna lalu merawat dua anggota tim Arthur memilih pergi ke tempat Arthur berada.
Itu karena setelah Arthur tiba dan mendapatkan perawatan darinya, Klein mendengar kalau lawan Rachel benar-benar kuat dan bisa membuatnya dalam bahaya.
Benar saja. Setelah tiba, dia melihat Rachel yang penuh dengan luka dan nyaris tidak dapat menopang tubuhnya.
Saat itu juga, kedua gadis itu juga melihat kedatangannya.
“Klein?” gumam Rachel dengan suara lemah, tetapi tampak lega.
“Kamu-“ Bell menatap pemuda itu lekat-lekat. “Klein Ashfey?”
“Eh? Apakah kita saling kenal?” Klein tampak bingung.
“Jadi itu kamu, sampah terbesar dari Kerajaan Black Sun!” teriak Bell dengan ekspresi marah.
Sementara Rachel sedikit bingung, Klein benar-benar terdiam.
‘Aku baru saja tiba dan tidak mengetahui apa-apa, kamu malah memarahi ku?’
Melihat Klein tertegun, Bell yang penampilannya tampak berantakan dan memiliki ekspresi ganas di wajahnya kembali berbicara.
“Pangeran terburuk yang tidak berbakat, tetapi selalu menghabiskan pajak Kerajaan. Orang serakah dan penuh pikiran buruk. Mengambil tiga gadis cantik sebagai servant lalu melakukan berbagai ‘perbuatan buruk’ pada mereka.”
“Sombong, serakah, berpikiran kotor, tidak memiliki belas kasih. Kamu benar-benar mempermalukan gelar mu sebagai Pangeran Pertama dari Kerajaan Black Sun!”
Klein yang sadar buru-buru menyangkal, “Tapi servant ku jelas dua perempuan dan satu laki-laki.”
“Itu bahkan lebih buruk! Tidak hanya melakukan hal buruk pada perempuan, kamu bahkan tidak melepaskan laki-laki!” balas Bell sambil menggertakkan gigi.
“Berhenti memfitnah ku, Wanita Gila! Aku lelaki normal, bagaimana bisa menyukai seorang pria?!” Klein benar-benar tercengang.
Pemuda itu merasa lawannya agak gila. Kondisinya sepertinya tidak benar, tetapi kata-katanya jelas penuh dengan kesalahan.
Klein mengakui kalau dirinya tidak melakukan hal menonjol dan malas, tetapi dia tidak melakukan korupsi dan tidak menganiaya servant atau para pembantunya.
Pemuda itu tidak tahu dari mana rumor buruk itu berasal. Benar-benar menyiram air kotor langsung di atas kepalanya.
Merasakan perasaan bingung, tidak nyaman, dan sedikit putus asa, Klein bingung harus menangis atau tertawa.
Hanya satu kalimat dapat langsung menggambarkan semuanya.
‘Bukankah ini definisi tertembak saat berbaring?’
‘Aku jelas-jelas tidak melakukan apa-apa untuk memprovokasi dia. Tapi gadis itu langsung menyerang ku begitu saja!’
‘Bagaimana mengatakannya?’
Memiliki ekspresi kaku di wajahnya, Klein bergumam pelan.
“Rasanya benar-benar sangat tidak nyaman.”
>> Bersambung.
wkwkwk setiap cerita dibikin alur smpe setengah doang abis itu gk di lnjut
dah gw duga juga sih tpi tetep aja agak kecewa
yg pengen gw blng yg terbaik aja buat lu thor
Tapi kalau emang buat ada side income kayaknya karya ini ga sepopuler yg kemaren jadi mungkin kalo emang ga cuan kami ga masalah ga dilanjut
Walau tetep harapannya bisa membaca kisah ini sampai bener bener tamat