Setelah menjadi lulusan terbaik di universitas terkenal, Aira Alisya Alendra diterima menjadi sekertaris di Perusahaan ternama. Aira sangat bahagia ketika diterima di perusahaan itu.
Namun, kebahagiaan itu luntur ketika mengetahui bahwa Ceo baru perusahaan itu adalah Refaldo Galaksi, musuh bebuyutannya sejak SMA.
Tidak disangka, mereka malah terlibat dalam pernikahan yang harus mereka terima karena alasan tersendiri dari masing-masing pihak.
Pernikahan mereka seiring waktu berjalan dengan baik, sampai dimana masalalu Aldo datang...
yuk ikuti cerita mereka👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiela Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First kiss Aira
Saat ini Aldo dan Aira sudah sampai rumah mereka. Aldo saat ini sudah sangat mabuk, untungnya tadi Aira bisa membawa mobil, dan membawanya untuk pulang.
Dulu, Aira sempat diajarkan membawa mobil oleh teman kuliahnya.
Padahal tadi Aira sudah mengingatkan kepada Aldo untuk tidak minum terlalu banyak, tetapi Aldo sangat keras kepala.
Aira mendudukan Aldo di meja makan dekat dapur, Aira mengambilkan Aldo Air putih.
"Gerah." Ucap Aldo dengan suara beratnya. Aira yang mendengar itu langsung menghampiri Aldo dan menaruh gelas yang sudah ia isi air ke atas meja.
Aira pun dengan hati-hati menunduk, membukakan blazer Aldo yang terasa begitu berat di tubuhnya. Aira bisa mencium bau alkohol yang menyengat dari napasnya.
Aira kesal karena Aldo tidak mendengarkan perkataannya meskipun meskipun kesal, ada perasaan lain yang membelai hatinya—perasaan yang sulit ia mengerti, Aira merasa khawatir kepada Aldo.
Setelah melepaskan blazer Aldo, Aira memberikan lagi Air putih yang ia ambil tadi karena Aldo hanya minum sedikit.
Aira menghela napas, lalu memberikan gelas air putih yang sudah dia siapkan untuk Aldo. "Minum dulu, biar nggak pusing."
Aldo meraih gelas itu, namun matanya masih terfokus pada Aira. Ada sesuatu yang berbeda dalam tatapannya, dan Aira merasa itu bukan hanya karena alkohol.
Aldo mengangkat wajahnya, menyentuh lembut pipi Aira yang baru saja selesai membantunya melepas blazer.
"Kamu baik banget, Aira," bisiknya pelan, suara berat dan seraknya membuat Aira sedikit terkejut. "Aku... aku nggak tahu kenapa, tapi rasanya... kayak aku nggak bisa jauh dari kamu."
Apa yang barusan Aldo katakan? Apakah efek mabuk separah itu? Pikir Aira. Aira pun langsung berniat beranjak pergi dari situ untuk pergi ke kamar.
Aldo menahan tangan Aira yang ingin beranjak pergi.
"Aldo, jangan. Kamu masih ga sadar." Ucap Aira. Aira merasakan bahwa Aldo sudah sedikit nafsu, tetapi Aira tidak mau melakukannya kalau Aldo terpengaruh Alkohol dan tidak sadar seperti ini.
Aira berusaha menghindar, namun Aldo sudah semakin dekat, hanya beberapa inci dari wajahnya. Wajahnya yang sayu itu tampak begitu dekat.
Tangan Aldo yang besar meraih tengkuk Aira, menariknya lebih dekat lagi.
Tangan Aira gemetar, ingin menepis, namun tubuhnya malah bergerak lebih dekat, tertarik pada Aldo tanpa bisa menahan diri. "Aldo, kamu ga sadar, kamu mabuk." bisiknya, tapi kata-kata itu seperti hilang begitu saja, tenggelam dalam pendengaran Aldo.
Aldo mendekatkan wajahnya lebih lagi, dan kali ini, tidak ada kata-kata yang bisa menghalangi. Tanpa peringatan, bibir Aldo menyentuh bibir Aira—perlahan, hati-hati, seolah mereka takut pada apa yang baru saja terjadi.
Ciuman itu lembut dan penuh keraguan.
Aira terdiam sesaat, bingung, namun ciuman itu membuatnya merasa seakan dunia hanya ada mereka berdua.
"Mphhh..." Aira merasa kehilangan nafasnya. Tetapi Aldo tetap melanjutkan aktivitas mereka.
Ciuman mereka semakin dalam, lebih penuh, dan Aira tak bisa lagi menghindar. Tangan Aldo meraih pinggangnya, menariknya lebih dekat, sementara Aira berusaha mengimbangi ciuman Aldo.
Jujur saja, ini adalah pertama kali Aira berciuman, jadi Aira masih belum bisa mengimbangi Aldo.
"Eughh..." Desahan Aira membuat Aldo menggila.
Namun, Aira sadar bahwa mereka tidak bisa lebih jauh lagi. Aira ingin melakukannya kalau Aldo sadar 100 persen, bukan karena pengaruh alkohol.
Aira pun mengigit bibir Aldo yang masih sibuk melumat bibir Aira.
"Shhh..." Aldo meringis kesakitan karena bibirnya digigit oleh Aira.
Ketika akhirnya mereka terpisah, napas mereka terengah-engah, dan Aira bisa merasakan jantungnya yang berdetak begitu kencang.
Matanya menatap Aldo yang kini tampak kebingungan, wajahnya merah, seolah baru menyadari apa yang baru saja terjadi.
"Gila." Ucap Aira di dalam hati. Aira pun langsung masuk ke dalam kamar.
Disisi lain, Aldo sadar akan hal yang ia lakukan kepada Aira dan Aldo merasa sangat bersalah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...THANKS FOR READING💋😇...