Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Takeshi dan Ryu pun mendengar suara jeritan dari seorang wanita yang tidak lain adalah Hina, Takeshi pun terkejut lalu ia pun segera berlari kedalam hutan tempat dimana ketiga gadis tersebut pergi sebelumnya, setelah sampai ditempat sumber suara tersebut, Takeshi pun kembali dikejutkan setelah melihat Hina yang tergantung secara terbalik diatas udara dengan kepalanya yang menghadap ketanah,
Ryu pun mengikuti Takeshi dengan berjalan santai.
“Kau butuh pisau untuk dapat melepaskannya” ujar Ryu dingin.
“Gadis yang bernama Tsubasa, telah memukul Nana hingga pingsan!” ujar Hina histeris.
“Salah! Tapi gadis itu telah tidur untuk selama-lamanya”. Tiba-tiba sebuah suara datang ditengah kebingungan Takeshi, seorang gadis cantik berambut panjang di kuncir ekor kuda dan mengenakan jaket hoodie berwarna biru dengan rok pendek, berjalan menghampiri mereka. Gadis tersebut pun terlihat mengerikan karena tubuhnya berlumuran darah, ia pun muncul dan mengagetkan Hina dan Takeshi karena keluar dari kegelapan hutan.
“Si..siapa kalian sebenarnya?” ujar Takeshi mulai ketakutan.
“Tadinya aku ingin membunuhnya secara perlahan-lahan. Tapi karena dipergoki olehmu, membuat aku kesal hingga aku kehilangan kontrol” ujar Tsubasa pada Hina.
“Kalau kau bisa merebut pisau ini dariku, akan ku biarkan kalian pergi dari sini” ujar Ryu sambil menyodorkan sebuah pisau lipat dihadapan Takeshi, melihat itu pria berkacamata tersebut pun tidak punya pilihan lain. Dibawah cahaya sinar dari bulan purnama yang hampir sempurna tersebut, Takeshi pun mulai menghampiri Ryu dan berusaha untuk merebut pisau lipat tersebut darinya.
Karena terlalu fokus pada pisau lipat yang digenggam pemuda tampan tersebut, membuat Takeshi tidak melihat tendangan kaki dari Ryu, pemuda tampan itu pun menendang ulu hati Takeshi hingga membuatnya mundur kesakitan.
“Tidak seru! Ini baru seru” ujar Tsubasa sambil mengeluarkan sebuah pemantik api dari saku jaketnya, ia pun kemudian menyalakan nya lalu membakar tali yang terhubung pada ikatan yang menjerat, sekaligus menahan tubuh Hina agar tidak menyentuh tanah, pada ketinggian hampir 2 meter tersebut.
“Hentikan!” Takeshi segera menghampiri Tsubasa tapi langsung dicegat oleh Ryu, pria berkacamata itupun kembali menyerang Ryu namun kali ini, pria tersebut malah tertikam pisau lipat yang digenggam oleh Ryu pada bagian perutnya.
“Jangan diam saja, cepat selamatkan dia” ujar Ryu, ia pun kemudian berjalan mundur sedangkan Tsubasa akhirnya mematikan apinya, setelah tali tersebut telah terbakar setengahnya, tali tersebut pun terlihat akan segera putus karena menahan berat tubuh dari Hina.
“Aku pikir kau adalah orang yang baik, aku bahkan telah menyukaimu” ujar Hina pada Ryu.
“Aku tidak memintamu untuk menyukaiku”ujar Ryu dingin.
Takeshi pun merasa dadanya sesak mendengar ucapan dari Hina, rupanya pria tersebut telah lama menaruh perasaan terhadap gadis tersebut, secara diam-diam.
“Aku tidak akan membiarkan kau mati” ujar Takeshi berteriak, pria tersebut pun segera berdiri dan berlari untuk menahan talinya, namun baru beberapa senti lagi pria tersebut akan meraihnya tiba-tiba tali tersebut sudah tidak mampu lagi menahan lebih lama dan akhirnya putus. Dalam sekejap gaya gravitasi telah menarik tubuh Hina dan membuatnya tewas seketika, karena kepala dan lehernya menghantam tanah dengan keras.
Arrggghh...
Takeshi pun berteriak frustasi sedangkan Ryu dan Tsubasa pergi begitu saja meninggalkan mereka, karena sekarang adalah giliran dari Genji dan Yamada. Takeshi yang marah kemudian menarik pisau dari perutnya kemudian mengacungkannya pada Yamada, melihat hal tersebut pria bertubuh tinggi besar itu pun tetap tenang, saat pria berkacamata tersebut mulai mendekat.
Yamada segera menangkisnya dan membuat pisau tersebut terlepas dari genggaman tangan Takeshi, pria tinggi besar tersebut kemudian mencekik dan mengangkat tubuh Takeshi dengan kedua tangannya keatas udara, perlahan lelaki berkacamata tersebut pun tewas ditangan Yamada.
“Selalu saja kita berdua yang bertugas untuk membersihkan sampah-sampah menjijikan ini. Kalau saja Ryu tidak sepintar dan sekaya itu, aku pasti sudah menyingkirkannya dengan kedua tanganku sendiri sejak lama” ujar Genji sambil tertawa kecil.
“Ja.. jangan lak.. kukan itu, aku tidak akan bisa makan e..enak lagi nanti” ujar Yamada polos.
“Kak, badanmu saja yang besar tapi nyatanya kau sangat naif”
“Apa itu na..naif?”
“Keren, artinya kau sangat keren”
Sesampainya di kabin, Ryu pun meminta Tsubasa untuk datang ke kamarnya nanti, setelah gadis itu selesai membersihkan diri dan gadis itu pun hanya menjawab dengan anggukan kepala.
Beberapa menit kemudian terdengar suara seseorang memanggilnya sambil mengetuk pintu kamar Ryu.
“Oniisan [kakak laki-laki]”.
pintu pun segera dibuka oleh Ryu, sebelumnya pemuda tampan tersebut telah meminta Tsubasa untuk memanggilnya kakak. Gadis cantik itu kemudian masuk lalu duduk disisi ranjangnya.
“Ada apa?” ujar Tsubasa.
“Aku punya tugas untukmu, buat wanita ini datang kesini sendirian” Ryu kemudian menyodorkan sebuah foto dari ponselnya, foto tersebut memperlihatkan gambar dari seorang polisi perempuan yang tidak lain adalah Akira.
Ryu pun menjelaskan, bahwa wanita tersebut adalah sebuah ancaman bagi mereka karena disaat polisi lain mundur, wanita tersebut masih saja tetap menyelidiki kasus mereka, wanita tersebut pun sering terlihat pada kamera cctv tersembunyi yang diletakkan di wilayah hutan miliknya, pemuda tampan itupun tidak bisa tinggal diam dan mulai menyelidiki identitas dari polisi wanita tersebut.
Wanita bernama Akira adalah pimpinan investigasi dari kasus yang menyangkut mereka, wanita tersebut dikirim langsung dari kota Tokyo untuk melakukan sebuah penyelidikan, tentang pembunuhan secara misterius dihutan kaki gunung kurama tersebut. Ryu pun memberitahukan rencananya dengan meminta Tsubasa untuk berpura-pura menjadi teman dari Hina, Nana dan Takeshi.
Kemudian ia pun menyusun sebuah cerita karangan, dimana melibatkan sebuah urban legend terkenal didaerah tersebut tentang para tentara jaman dahulu, yang sering muncul untuk membunuh para pendatang yang berani memasuki hutan itu, mereka memang sering menggunakan cerita tersebut untuk menakut-nakuti penduduk sekitar agar tidak mengganggu.
Ryu juga yang telah memerintahkan Genji dan Yamada untuk membunuh salah satu dari penjaga pos pintu masuk hutan, untuk membuat pihak kepolisian takut dengan menggunakan sebuah asap buatan, hingga memakai sebuah kostum baju tentara jaman perang dahulu yang sengaja dibuat lusuh.
Mereka juga memiliki bom asap yang membuat siapapun yang menciumnya tidak akan sadarkan diri, seperti yang mereka gunakan untuk melumpuhkan ke 10 orang gangster muda yakni Satoshi dan teman-temannya dulu. Tsubasa pun menyetujuinya dan membuat Akira mempercayai ucapannya dan kini wanita tersebut pun terjebak.