"gara gara lo dan mama lo datang kehidupan gue jadi berantakan! " ucap abian kesal
" maaf kak" ucap nana pelan
" lo tuh beban dan pembawa sial! Selalu nyusahin gue!" teriak abian membuat nana ketakutan
Awal nya nana pikir mempunyai ayah baru dan juga seorang kakak hal yang menyenangkan tapi ternyata malah kebalikan nya, abian selalu memasang wajah jutek dan dingin saat ada nana dan intan di rumah bahkan abian tidak pernah memanggil intan dengan sebutan mama atau pun bunda. Bagi intan itu tidak masalah karna mungkin abian belum bisa menerima dirinya sebagai pengganti mama nya dulu, tapi nana selalu mencoba mendekatkan diri dengan abian agar mereka akrab tapi selalu saja abian marah marah gak jelas, apalagi saat nana ketahuan membolos sekolah itu membuat abian kesal dan ingin sekali membuang nana.
Tapi walau gimana pun abian tetap tidak suka kalau teman teman nya menggoda nana apalagi gadis itu sangat polos hanya saja nakal dan suka membuat onar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shlla Ahmad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Gila" gumam rafel tidak percaya apa yang barusan di lihat nya
"Jadi selama ini mereka pacaran atau cowok brengsek itu cuman manfaatin nana yang polos" sambung rafel dia memilih pergi dari sana
Malam ini anaya datang ke rumah abian dia akan menginap disini semalam berhubung besok juga dia tidak ada kelas.
"Kak anaya akhirnya nginep di sini juga" kata nana langsung menarik anaya ke kamar nya
"Kak anaya emang nya besok gak ada kelas?" tanya nana
"Engga makanya gue bisa nginep malam ini" jawab anaya
"Seneng banget nana jadi ada temen nya ngobrol" kata nana
Clek.. Abian membuka pintu kamar nana dengan wajah dingin nya
"Nih siapa tadi yang pesen" kata abian dingin
"Sini gue yang pesen" jawab anaya abian duduk di karpet bulu sambil memainkan ponsel nya
"Bi kata Ardi lo nanti malam mau keluar?" tanya anaya
"Hmm" abian mengangguk malas
"Kita ikut ya" sambung anaya menatap nana kompakan
"Iya ikuttt" sambung nana
"Ngapain sih gak usah di rumah aja! " kata abian
"Mau ikuttt" kata nana dan anaya bersamaan dengan wajah imut nya
"Ngurus satu orang aja gue susah apalagi mau ngurus dua orang kayak kalian!" kata abian kesal
"Gpp lo tenang aja gue bisa jaga diri dan jaga nana" kata anaya
"Jangan cari masalah deh! " kata abian
"Titik! Gue sama nana ikut!!!! " ucap anaya nana senang mendengar nya sedangkan abian terlihat frustasi
"Sabar bian, lo harus sabar menghadapi dua wanita iblis :(" ucap abian dalam hati)
**
Malam tiba Ardi dan irfan terlihat melongo melihat anaya dan nana, Ardi menarik abian menjauh dari kedua gadis itu
"Lo serius bawa mereka?" tanya Ardi abian mengangguk pelan
"Tapi kita mau balapan bego" kata Ardi
"Ya gimana lagi mereka maksa lo tau sendiri gimana cewek" jawab abian
"Ngomongin apa sih kalian? " tanya anaya
"Gak ada " jawab Ardi dan abian bersamaan
"Anaya lo gak bakalan di marahin robi kalau ikut kita?" tanya Ardi anaya menggeleng
"Dia juga lagi sibuk sama skripsi" jawab anaya
"Kita mau kemana kak?" tanya nana naik ke atas motor abian dan memeluk pinggang pria itu erat
"Menurut lo" jawab abian malas
Mereka sudah sampai di area rest balap liar yang selama ini selalu di datangi abian.
"Wah rame banget ada pasar malam ya kak?" tanya nana dengan polos nya membuat irfan tertawa
"Astaga lo polos banget sih, menurut lo ada wahana gak di sini" kata irfan nana menggeleng pelan
"Aduh gemes banget gue sama adek lo bi, gue bawa pulang ya" kata irfan mencubit pipi nana
"Ihhh apaan sih!!! Kak irfan sakit tau " teriak nana kesal dan mengejar pria itu
"Bi lo masih balapan?" tanya anaya
"Hmm"
"Terus kenapa gak bilang kalau mau ke sini, tau tadi gue males ikut! " kata anaya
"Makanya lo jangan pernah ikut cowok ke luar malem" sindir Ardi
"Berisik lo" ketus anaya kesal
"Rafell" nana melambaikan tangan nya saat melihat rafel
"Ngapain lo disini?" tanya rafel
"Ikut kak abian" jawab nana menunjuk abian yang lagi ngobrol sama ntah siapa gak terlalu kenal
"Oh" rafel mengangguk paham
Anaya datang menghampiri nana karna bingung anak itu cepat sekali sudah akrab dengan seseorang.
"Kak anaya ini rafel temen sekelas nana" kata nana
"Lo temen sekelas nana kok ada di sini" kata anaya cukup terkejut
"Biasa" jawab rafel
"Siapa lo na" tanya Vino
"Kak anaya saudara" jawab nana
"Cantik juga udah punya pacar kak?" tanya Vino anaya mengangguk pelan
Abian dan Ardi menghampiri nana menarik gadis itu agar menjauh dari rafel dan teman - teman nya.
"Ngapain lo ngobrol sama dia! " bisik Ardi
"Kenapa emang nya?" tanya anaya bingung
"Dia rafel musuh berat nya abian sekarang" jawab Ardi
"Lah gue mana tau lagian dia temen sekelas nana" kata anaya
"Udah ayo gabung sama irfan" Ardi menarik anaya dari sana
Rafel tersenyum miring melihat abian yang kini menatap nya tajam.
"Kenapa lo takut nana berpaling ke gue" kata rafel
"Buat apa gue takut karna nana gak bakalan bisa berpaling dari gue" jawab abian menyuruh nana berjalan menemui anaya
"Gue tau hubungan lo sama nana, emang ada saudara kakak adik ciuman mesra" kata rafel membuat langkah kaki abian berhenti begitu juga dengan nana yang di tahan abian
"Oh lo udah tau bagus lah" kata abian
"Gue bakalan bilang ke seluruh murid di sekolah kalau lo sama nana pacaran gue juga bakal kirim video nya" ancam rafel abian tertawa
"Silahkan atau lo butuh video lagi" ucap abian menarik nana dan mencium lembut bibir gadis itu di hadapan rafel
"Bangsat!!!! " umpat rafel lalu melenggang pergi dari sana
"Kak! Gimana kalau rafel bocorin ke sekolah terus papa sama mama tau" kata nana takut
"Tenang aja itu semua gak akan terjadi" jawab abian menarik nana
Anaya dan nana hanya berdiri melihat orang orang yang ikut balap liar, tiba tiba suara sirine polisi berbunyi membuat semua nya kewalahan dan saling melarikan diri.
"Ayo buruan naik" kata abian nana mengangguk lalu mereka melarikan diri dan masuk ke dalam minimarket
"Gak biasa nya " kata irfan Ardi mengangguk
"Pasti ada yang cepuin" kata abian
"Emang nya kalau ada polisi kenapa kak?" tanya nana
"Yah lo bakalan di tangkep terus masuk penjara" kata Ardi
"Hah masa sih?" tanya nana terkejut
"Gue jadi laper" kata anaya memegang perut nya
"Lo mah dimana dan kapan pun juga selalu laper" kata Ardi pergi membelikan anaya makanan
"Lo sadar gak sih" kata abian
"Sadar " jawab anaya
"Terus kenapa selalu nolak dia?" tanya irfan
"Ya gimana gue punya pacar bego" kata anaya
"Sebelum lo punya pacar juga selalu nolak Ardi" kata abian nana hanya menatap mereka bingung
"Biar aja dia juga harus dapat cewek yang lebih baik dari gue" kata anaya
"Gue tau lo gak mau persahabatan kita rusak kalau sampai kalian putus nanti nya" kata irfan
"Mungkin" jawab anaya santai
"Nih" Ardi kembali membawakan makanan untuk mereka setelah beberapa menit
"Wahh enak" nana dengan senang mengambil dan makan dengan lahap
"Bi lo berapa hari gak kasih makan nana sampai kayak orang kelaperan gitu" kata irfan tertawa
"Dia emang selalu gitu bikin malu" kata abian malas nana tidak perduli yang penting dia makan dengan puas
Setelah itu abian dan nana langsung berangkat jalan - jalan sedangkan irfan memilih pulang dan Ardi mengantarkan anaya pulang.
"Kak abian ayo ke fhoto box" ajak nana menarik tangan abian
"Mau ngapain" kata abian malas
"Foto kak buat kenang - kenangan" jawab nana
"Ayo kak gaya nya mana " kata nana abian menatap nya malas
"Senyum kak jangan cemberut ihhh" abian pun tersenyum manis dan merangkul nana
"Gaya lain" kata nana abian punya ide jahil dia menarik kepala nana dan mencium bibir gadis itu lalu foto tercetak
"Kak abian ihhh kalau mama liat gimana" kata nana kesal
"Ya gpp " jawab abian santai keluar dari foto box dan pergi ke motor nya
"Ayo pulang udah malam" kata abian nana mengangguk pelan
