Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
"Wahhhh ada siapa ni? Adek manis gak baik loh bolos gini, mana bawa cowo lagi"
"Hahaha,"
Zanna hanya melirik sekilas 4 cowo biang onar yang merupakan kakak kelasnya itu. Tiba-tiba datang dan membuat masalah, sangat tidak jelas.
Salah satu dari ke empatnya bernametag Rival tampak mencolek lengan Zanna, membuat cewe itu sedikit menjauh karena risih.
"Ck! Sombong amat sih," decak Rival. Meskipun dia biang onar, namun dia cukup dikagumi siswi-siswi di sekolah. Rasanya aneh melihat ada siswi yang menghiraukannya.
"Tapi dilihat-lihat cantik loh, Val!" celetuk Dion, komplotan Rival yang terkenal playboy
"Hahaha jangan mulai deh lo," gelak Gara, cowo paling humoris dikomplotannya
"Udah woy, cowonya ngamuk entar!" tegur Mars yang sebelas duabelas dengan Gara humornya.
"Woy, senior! Kalau mau bercanda jangan sama cewe gue dong, galak dia! Entar tiba-tiba jadi maung gue gak mau nolongin yah!" Bisa-bisanya Elenio menanggapi dengan receh. Zanna sampai mendelik jengkel dibuatnya.
Empat senior biang onar itu tampak melongo melihat respon Elenio. Padahal si cewe sudah tampak risih, tapi cowonya malah santai. Sayang sekali tidak ada baku hantam. Tapi mereka cukup kagum dengan adik kelas yang tampak tidak ada segan-segannya dengan mereka. Biasanya kebanyakan pada menghindar dari mereka, bahkan takut.
"Woahhh anak baru ya lo?!" tanya Gara merespon pertama. Dia cukup asing dengan wajah Elenio, begitu pun yang lainnya.
Elenio tersenyum bangga. "Yoi baru pindah hari ini! Mau kenalan gak?" tawarnya
Mars geleng-geleng kepala. "Sokab banget lo, tapi okelah! Kenalin gue Mars!" ucap Mars mengulurkan tangan yang langsung dibalas oleh Elenio
"Gue punya firasat ibu lo ngidam healing ke luar angkasa, makanya namain lo Mars deh senior," ucap Elenio ngawur namun membuat ketiga teman Mars tertawa.
"Hahaha sa ae lo!" tawa Gara
Mars mendengus. "Terserah lo deh!" balasnya tak mempermasalahkan.
"Kalau gue Gara, manusia paling tampan di sekolah ini!" Kini giliran Gara yang memperkenalkan diri dengan pedenya.
"Wahhh gak nyangka sekolah di sini ketemu temennya Naruto!" celetuk Elenio
Gara tergelak. "Hahaha, hati-hati lo ya sama gue! Entar gue keluarin jurus, mampus lo!" canda Gara
"Jurus apaan, Gar?" tanya Dion meledek
Gara menoleh sekilas ke Dion. "Jurus kentut! Hahaha!" jawabnya tergelak sendiri
Elenio geleng-geleng kepala, "Kalau yang paling sangar siapa ni?" tanyanya menunjuk Rival dengan dagu
Rival yang merasa, melirik. "Rival! Jangan main-main lo sama gue!" ucapnya digarang-garangkan. Rival emang terlihat garang, tapi dia juga suka menggoda cewe. Gak cool-cool amat lah.
Elenio tersenyum santai. "Sans senior, dari nama aja udah kelihatan gak bisa disenggol. Pasti Ibu lo pas lagi hamil musuhan terus ya sama Ayah lo," Elenio emang gak ada takut-takutnya. Wajar saja, di kota pastinya dia pernah menghadapi yang lebih nakal, atau malah dia salah satunya. Mungkin saja.
Rival mendengus. "So tau lo!" balasnya.
"Udah giliran gue! Kenalin, gue Dion! Gak ada satu pun cewe di sini yang gak kepincut sama gue!" Kini giliran Dion memperkenalkan diri dengan gaya playboynya.
"Keren juga nama Lo senior," ucap Elenio, lalu menoel Zanna yang sedari tadi sibuk sendiri. " Eh, lo kepincut sama dia gak?" tanyanya
Zanna hanya melirik sinis Elenio, lalu kembali sibuk dengan dunianya. Ponsel, maksudnya.
Melihat itu ketiga teman Dion tertawa meledek. Dion hanya mendengus saja. Boleh lah kapan-kapan dia mencoba menggoda Zanna. Siapa tau kepincut. Ya, ngga?