Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^
Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Fandi tertawa pelan.
"Iya. Iya. Aku paham. Aku cuma mau sedikit becanda"
"Ih...kamu" kata Devie cemberut.
Fandi berhenti tertawa lalu mulai cerita tentang dirinya dan Winda ketika jalan. Devie mendengarkan dan sesekali berpikir.
"Lalu Winda tanya kriteria aku gimana? Aku malas menanggapi jadi jawab sembarangan. Gak ada kriteria khusus"
Devie masih mendengarkan dan Fandi kembali cerita semuanya.
"Winda memaksa aku jawab yang sesungguhnya"
Fandi menghela napas.
"Akhirnya aku jawab..."
Fandi menceritakan perkataan dirinya kepada Winda. Hal itu membuat Devie tersenyum heran.
"Apa? Akhirnya kamu jawab begitu?"
"Ya" kata Fandi santai.
"Spesifik sekali"
Fandi tersenyum.
"Gak menyangka aku lalu kamu bisa dengan aku kenapa?"
Fandi tersenyum geli dan Devie merasa heran.
"Kenapa kamu justru tersenyum?"
"Masa kamu gak paham?"
"Paham apa?" tanya Devie dengan merasa tidak mengerti.
"Dear, itu kamu" kata Fandi dengan mencubit pelan hidung Devie hanya sebentar.
Devie bingung.
"Maksud kamu?"
"Kriteria tadi itu kamu" kata Fandi gemas.
"Aku?" kata Devie heran.
"Ckckck..." kata Fandi dengan menggelengkan kepalanya.
"Aku ya? Memangnya aku begitu?"
Fandi tertawa pelan hanya sebentar dan Devie jadi malu.
"Ya. Itu kamu"
Fandi tersenyum senang.
"Aku gak memuji kamu. Itu kenyataan" lanjut Fandi kagum.
"Sudahlah. Jangan dilanjutkan. Nanti Winda dengar" kata Devie dengan tersipu malu.
"Kamu mau aku ajak ke pantai? Aku ingin sekali jalan dengan kamu"
"Boleh. Kapan?"
"Kita cari waktu luang dan Winda gak bisa tahu"
Devie tersenyum senang.
Hari terus berlanjut. Setiap hari Novita dan Miki selalu komunikasi bahkan Miki sering datang ke rumah Novita ketika senggang. Mereka sering bertemu di rumah Novita dan membicarakan berbagai hal bahkan belajar bersama. Meskipun dari sekolah dan jurusan beda mereka tetap bisa mengerjakan PR lalu belajar dalam satu tempat dan Miki cuma butuh memahami pelajarannya sedangkan Novita harus sering cari soal untuk latihan. Ketika tidak belajar Miki menemani Novita sehingga kurang lebih dia jadi tahu pelajaran IPA.
Awalnya Novita merasa heran Miki bisa rela menghabiskan waktu cuma untuk menemani dirinya tapi akhirnya dibiarkan bahkan jadi nyaman apalagi Winda sudah jarang mengajak karena sibuk dengan urusan sendiri sedangkan Silvia memilih belajar dengan membantu mamanya di warung. Novita jadi semakin merasa sendiri meskipun dirinya tidak masalah.
Kehadiran Miki membuat Novita merasa tidak sendiri. Hampir sebulan penuh mereka sering bersama dan hari itu Miki datang lagi ke rumahnya. Sebelumnya sudah memberitahu lewat telepon. Pukul 18.00. Novita berjalan keluar dari kamar menuju ruang tamu dan sudah ada Miki lalu mereka tersenyum dan Novita duduk di sebelah Miki.
"Gimana?"
"Apa?"
"Ulangan Biologi lo. Sudah dibagi?"
"Sudah"
"Lalu hasilnya?"
"80"
"Bagus" kata Miki dengan tersenyum.
"Lebih bagus Silvia. 95"
"Gak apa apa. Lo kecewa?"
"Gak sampai kecewa"
"Lo sudah belajar keras. Gue tahu itu"
"Lo gimana? Hari ini ada PR?"
"Tadi pulang sekolah sudah dikerjakan selagi gue masih ingat materinya"
Novita tersenyum.
"Lo mau keluar?"
"Di sini saja"
"Sekalipun lo gak mau keluar. Lo aneh"
Miki berusaha tersenyum.
"Gue memang jarang keluar dan gak betah lama di luar"
"Gue memang merasa"
"Gimana?"
"Apa?"
"Apa lo bisa menerima gue?"
Novita berpikir.
"Kalau menerima hal itu bisa tapi sesekali lo harus keluar"
"Gue memang lebih senang di dalam rumah"
"Lo introvert?"
Miki mengangguk.
"Lo bisa menerima kalau gue introvert?"
"Bisa saja tapi..."
"Kenapa?"
"Gak apa apa"
"Lo bicara saja yang dipikirkan"
"Kalau gue minta sesekali kita keluar?"
"Kalau sesekali gak apa apa"
Novita tersenyum.
"Jadi hari ini lo pacar gue?"
"Ha?" tanya Novita dengan merasa heran.
Miki tersenyum.
"Tadi gue tanya lo bisa menerima tentang gue sebagai pacar bukan teman"
"Lo curang kalau becanda"
"Gue gak becanda"
Novita jadi memasang wajah serius.
"Apa?" tanya Novita dengan merasa tidak percaya.
"Lo gak cinta gue?"
Seketika Novita tertawa pelan.
"Cinta? Apa lo mengerti tentang cinta?"
"Ketika berada di dekat perempuan yang dicinta hati kita berdebar"
"Gue gak menyuruh lo menjelaskan arti cinta tapi lo mengerti? Lo mengerti kalau perasaan yang dipunya itu cinta?"
"Itu cinta" kata Miki meyakinkan Novita.
Novita tersenyum lucu.
"Menurut gue kita gak mengerti"
"Kenapa?"
"Kita masih SMA. Cinta cuma ada di orang dewasa"
"Pikiran lo salah. Tergantung setiap anak yang menjalani. Setiap berada di dekat lo hati gue berdebar dan ingin memiliki. Bukankah itu cinta?"
"Sok tahu" kata Novita merasa lucu.
Miki merasa heran.
"Kalau memang lo sungguh ingin tahu bersamalah dengan gue"
Miki melihat Novita belum menjawab apapun. Hal itu membuat harapan Miki mulai sirna.
"Jadi lo menolak gue? Lo gak cinta gue?" tanya Miki pelan.
Novita tersenyum.
"Lo benar mau menunjukkan kepada gue?"
"Ya"
"Janji?"
"Janji" kata Miki meyakinkan Novita.
"Baiklah" kata Novita dengan tersenyum.
"Jadi...lo menerima gue?"
Novita melihat terus Miki dan akhirnya mengangguk lalu Miki merasa senang dan lega.
"...tapi lo gak mau merayakan hari jadi kita?"
"Tentu saja mau"
"Ayo keluar"
Miki berpikir.
"Ayo" kata Novita memohon.
"Aku...gak bisa. Lain waktu saja"
"Kenapa?"
Novita merasa kecewa.
"Kita jalan. Ya? Gue ingin keluar bersama lo. Nanti kita giliran mengeluarkan uang"
"Aku bukan mempermasalahkan keluar uang. Aku cuma sedang tidak mau"
"...tapi gue ingin merayakan. Jalan dengan lo. Lo gak mau jalan dengan gue?" kata Novita pelan.
"Nov, jangan masih bicara 'gue' dan 'lo'. Kamu seperti gak menganggap aku pacar"
"Lo juga gak menganggap gue pacar. Masa keluar dengan gue gak mau padahal gue minta cuma sesekali?" kata Novita cemberut.
"Gak begitu cuma aku..."
Melihat Novita cemberut dan sedih akhirnya Miki mengalah.
"Ya. Ayo kita keluar"
"Benar mau keluar?" tanya Novita kembali semangat.
"Ya. Ayo kita jalan"
Novita merasa senang.
"Ah...terima kasih" kata Novita bahagia.
Novita berdiri dan akhirnya Miki tersenyum melihat Novita begitu semangat. Novita mengajak Miki ke tempat sewa buku.
"Kamu senang baca buku, bukan?" kata Novita dengan tersenyum.
"Ternyata kamu mau mengajak aku ke sini?"
"Benar" kata Novita semangat.
"Aku pikir di mall, tempat makan atau jalan"
"Di sini juga kita sedang jalan, bukan?"
Miki tersenyum. Akhirnya Novita berjalan menuju novel misteri sedangkan Miki di tempat buku pengetahuan. Novita melihat Miki dan tersenyum lucu. Novita merasa Miki seperti cowok yang sudah tua karena buku yang dibacanya selalu tentang pengetahuan dan kehidupan. Sekian lama akhirnya Novita berjalan menghampiri Miki tapi Miki belum menyadari karena begitu serius membaca dan Novita duduk di sebelah Miki. Ketika itu Miki sadar kehadiran Novita dan Novita melihat wajah Miki ceria.
"Aku gak tahu kalau di sini ada tempat begini" kata Miki dengan merasa senang.
Novita menatap Miki dan Miki merasa ingin tahu.
semangat💪