Berhenti Di Kamu

Pagi ini disebuah ruangan yang cukup luas tepatnya diruang keluarga rumah Zee dan Daniel, telah duduk ada Daniel yang memilih untuk berada dikursi single Zee dan gio yang berhadapan dengan kedua orangtua Zee.

" Ekhemmm...." Daniel yang memecah kesunyian dengan suara dentuman dingin.

" Ahh iya terima kasih nak gio sudah mau hadir disini, padahal ini weekend harusnya istirahat dirumah" putra papa dari Daniel dan Zee memulai basa-basi yang cukup membuat zee merasa kesal.

" Ada apa pah? Udah tau ini waktunya istirahat kenapa meminta kami berkumpul? Jika memang tidak ada hal yang penting zee mau kembali ke kamar" zee yang masih diliputi rasa sakit hati emosinya masih naik turun.

Gio yang paham dengan nada bicara sang kekasih langsung mengelus punggung zee dengan lembut, memberikan rasa tenang yang bisa membuat hati zee sedikit menurunkan emosinya.

" Gio, tolong jaga Zee lukanya terlalu banyak yang telah dia terima terutama oleh saya sebagai papa dan cinta pertamanya Zee" akhirnya putra memberanikan diri untuk memulai pengakuan yang harus dia ceritakan.

Semua orang termasuk sang istri Amel hanya bisa diam mendengarkan ucapan dan kejujuran dari mulut putra.

" Dulu saya bersalah, saat istri saya mengandung anak ke tiga kami kondisinya cukup lemah sehingga lebih banyak berada diatas tempat tidur agar tidak terjadi hal yang buruk bagi anak kami yang masih didalam perut istri saya" Putra menarik nafasnya dalam-dalam.

" Saya dan Anna Sabahat dari istri saya sering bertemu ketika menjemput anak-anak kami yang kebetulan satu sekolah, dan entah kenapa saya merasa nyaman atas sikap yang diberikan oleh Anna yang sering menemani makan siang, mendengarkan cerita saya sampai akhirnya Anna lah yang menemani saya setiap ada kerjaan keluar kota" putra merasakan sesak didadanya.

" Sampai akhirnya istri saya mengetahui dan stress lalu kami kehilangan anak ketiga kami yang masih berada didalam perut istri saya, dan bodohnya saya menyalahkan istri saya dan melanjutkan kesalahan bersama Anna"

Gio merasa sesak dan emosi mendengar pengakuan dari calon mertuanya saat ini, digenggam erat tangan sang kekasih mengusap lembut punggung tangannya.

" Sampai akhirnya Donni mengetahui dan terjadilah pertengkaran diantara kami, dan saya baru menyadari bahwa saya telah menelantarkan keluarga saya yang sedang terpuruk, kedua anak saya harus mengurus ibu mereka sedangkan saya malah....." putra tidak sanggup melanjutkan ceritanya.

Keheningan mulai terasa tidak ada lagi pengakuan selanjutnya dari putra.

" Pah, kenapa papa mencari kekurangan mama kepada orang lain? Apa papa sudah merasa sempurna? Sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, apa papa pernah melihat mama mencari kekurangan papa pada lelaki lain?" kini zee benar-benar sudah tidak bisa menahan mulutnya yang sejak tadi terkunci.

Gio menempatkan tangan kirinya dipunggung Zee dan tangan kanannya mengusap lembut punggung tangan sang kekasih yang sedang diselimuti amarah.

" Nak...." lirih suara Amel sang mama.

" Papa yang melakukannya ma, beliau sudah besar tidak perlu dibimbing untuk menjawab apalagi dibela atas kesalahannya" Zee yang tau arah dari panggilan sang mama.

" Ampuni papa dek, papa tau papa salah papa mohon berikan kesempatan terakhir untuk papa bisa membuktikan bahwa papa ingin menjadi pribadi lebih baik dan juga menebus apa yang telah terjadi dimasa lalu" putra menatap nanar sang anak yang kini tatapan mereka bertemu.

Bukan tatapan hangat tapi tatapan tajam dari anak perempuannya yang saat dulu adalah anak paling manja.

" Mohon ampun sama Tuhan pah, apa papa tidak pernah berpikir jika karma yang papa lakukan dulu akan diterima dan dijalankan oleh Zee? Bagaimana jika zee diperlakukan sama seperti papa melakukan itu kepada mama?" Zee masih menahan gejolak air mata yang mulai menumpuk.

" Zee yang tidak mengetahui apapun seketika Zee harus menerima karma dari kelakuan papanya sendiri? Apa itu adil pah?" suaranya begitu tenang dingin dan sangat menusuk.

Daniel sejak tadi hanya menyimak saja, tidak ada suara yang dia keluarkan padahal tangannya sudah mengepal dengan kuat.

Ingin rasanya dia memukul sang papa setelah mengetahui pengakuan yang begitu menyakitkan.

" Selain menyiksa anak-anak dan istrinya ternyata papa juga yang membunuh adik kami ternyata" aahh akhirnya Daniel mengeluarkan suaranya.

" Pukul papa nak, apapun itu yang membuat kalian lega lakukanlah papa terima tapi tolong jangan ada perpisahan diantara kita papa tidak sanggup jika harus kehilangan kalian" putra bergetar menahan tangisannya, tangannya menggenggam erat tangan sang istri.

" Lihatlah pah, mama begitu setia sampai-sampai saat ini mama masih setia menggenggam erat tangan papa memberikan kekuatan padahal hatinya telah disakiti" Daniel kembali mengeluarkan suaranya.

Putra langsung menatap hangat sang istri, benar Amel selama ini tidak pernah marah bahkan disaat kesalahan itu terbuka dia masih bisa tenang memaafkan aku bahkan Amel bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Ya Tuhan ampuni aku yang telah menyakiti wanita terbaik ini.

Gio memilih untuk dia tidak ingin ikut campur terlalu jauh, hanya saja dalam hatinya berbicara bahwa dia tidak akan memberikan kesakitan apapun kepada Zee dan mulai saat ini hanya akan ada kebahagiaan yang akan gio berikan untuk Zee.

" Maaf nak karena keegoisan dan kesalahan yang papa lakukan kamu dan raja menjadi salah paham sampai...." belum selesai bicara Zee telah memotongnya.

" Aku dan raja hanya sebatas teman kecil karena mama kami bersahabat dekat, jangan memberikan asumsi diri sendiri tanpa mencari tahu terlebih dahulu. Kami dekat hanya sebatas saling menyayangi layaknya saudara tidak lebih, dan untuk urusan hati itu urusan aku tidak perlu ikut campur" zee benar-benar sangat tegas kali ini.

" B...b...baiklah nak maafkan papa yang telah memberikan asumsi diri sendiri" putra memang tidak ingin memperpanjang perdebatan mereka berdua.

" Maaf gio pagi ini harus mendengarkan perdebatan keluarga kami" Amel yang merasa tidak enak karena sejak tadi gio hanya menyimak obrolan mereka.

" Ahh tidak apa Tante aku aman kok" zee menjawabnya dengan sopan.

Zee benar-benar merasakan sakit hati yang begitu dalam hatinya apalagi dengan pengakuan papanya yang baru saja dia dengar dengan jelas, begitu sangat menyakitkan.

" Pah jangan pernah merasa bahwa karena hubungan bodoh antara papa dan perempuan itu menjadikan aku dan raja sebagai pasangan tersakiti karena aku tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan raja, aku memiliki hubungan spesial hanya dengan mas gio selama hidupku dia adalah lelaki pertama yang memiliki hubungan spesial antara lelaki dan perempuan dewasa" Zee dengan tegas menjelaskan kepada sang papa.

Bagaimana dengan gio yang mendengar ucapan Zee? Tentu saja merasa sangat bahagia karena ternyata ketakutannya, kecemburuan kepada raja tidak perlu dikhawatirkan karena memang dialah yang pertama dan akan diusahakan untuk menjadi yang terakhir bagi Zee.