"Aku bosan menjadi polisi pangkat ren dahan, jadi aku memutuskan untuk menikahi Senna demi naik pangkat. Dan maaf Nana, kisah kita selesai sampai di sini."
Nana begitu hancur ketika mengetahui bahwa Darius, sang kekasih meninggalkannya dan menikahi anak komandan mereka.
"Darius, padahal kita berjuang bersama untuk masuk kedalam dunia kepolisian ini, tapi demi pangkat kau meninggalkanku."
Satu tahun kemudian
Nana menatap tak percaya pada lelaki kaya di depannya, lelaki yang tiba-tiba mengajaknya menikah. "haruskah aku terima tawarannya untuk membalas Darius?"
Ikuti kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Damai
Ketika Jayden memeluk tubuhnya, hati Nana benar-benar terasa damai. Padahal selama sebulan ini hatinya dipenuhi dengan keresahan dan rasa marah. Ketika melihat ayahnya hidup damai dengan keluarga barunya, otomatis Nana juga mencari tahu bagaimana kehidupan ibunya. Dan ternyata, kehidupan ibunya juga sangat baik.
Ibunya menjadi istri pengusaha terkenal asal luar negeri dan juga ibunya sudah mempunyai beberapa anak yang juga adik tirinya yang berbeda ayah.
Sedari dulu sebenarnya Nana tidak pernah mau mencari tahu tentang kedua orang tuanya, dari dulu Nana berusaha untuk tutup kuping karena dia tahu apapun yang terjadi pada orang tuanya orang tuanya tidak akan pernah mengingatnya. Tapi ketika melihat keluarga ayahnya otomatis Nana juga penasaran dengan hidup ibunya.
"Tuan, tolong peluk aku sampai terlelap. Maaf jika aku lancang, tapi aku membutuhkan pelukanmu." Dalam situasi seperti ini, Nana benar-benar hanya membutuhkan sebuah pelukan, karena pelukan Jayden benar-benar menenangkannya apalagi elusan tangan Jayden di punggungnya membuat dia nyaman.
"Hmm, tidurlah. Aku akan menemanimu sampai kau terlelap." Jayden menutup ucapannya sambil mengecup kening Nana. Lelaki itu menyingkirkan egonya, karena ketika melihat Nana seperti ini dia pun juga merasa sesak.
Dan ketika mendengar itu dari Jayden, Nana memberanikan diri membalas pelukan Jayden, wanita itu berusaha memejamkan matanya karena dia tidak mau menangis. Hingga pada akhirnya, Nana terlelap, selama sebulan ini Nana jarang sekali tidur malam, karena dia lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor mengerjakan tugas-tugas lain agar lupa dengan masalahnya dan hari ini ketika dia berada di pelukan suaminya, wanita itu bisa tidur dengan cepat.
Malam berganti pagi
Nana terbangun dari tidurnya, wanita itu terdiam sejenak karena masih mengumpulkan nyawa. Hingga tak lama mata nana membulat ketika mengingat tentang semalam, di mana Dia meminta Jayden memeluknya.
"Ya Tuhan, bagaimana jika dia marah karena aku kurang ajar." Nana langsung bangkit dari duduknya dia berniat untuk langsung mandi lalu meminta maaf pada Jayden.
***
"Apa Tuan Jayden tidak ada di rumah?" Tanya Nana pada kepala pelayan karena tadi dia sudah mengetuk kamar suaminya tapi ada sahutan dari dalam.
"Oh, ia Nona. Sepertinya Tuan sedang lari pagi," jawab kepala pelayan tersebut, hingga Nana mengangguk-anggukan kepalanya.
Setelah berbincang-bincang sebentar, Nana pun langsung berbalik kemudian Dia memutuskan untuk pergi ke makam neneknya, karena sudah lama sekali Nana tidak pergi ke sana.
Sekarang di sinilah Nana berada, di depan pusaran neneknya. Wanita itu menatap nisan bernamakan neneknya dengan mata yang membasah, hati Nana terasa tercabik-cabik ketika melihat lisan itu, teringat kenangan terakhir bersama neneknya di mana saat dulu sebelum neneknya menghembuskan nafas terakhir, neneknya ingin sekali memakan daging sapi, hanya saja saat itu dia dan Darius tidak bisa memberikannya karena mereka tidak mempunyai uang, dan mereka sedang berjuang di dunia kepolisian.
Setelah cukup lama berdiri, Nana langsung mendudukan diri di tanah kemudian dia memeluk lututnya lalu menyimpan kepalanya di atas lutut.
"Nek, dunia itu terlalu jahat padaku. Aku berpikir, ayah dan ibu tidak datang lagi padaku karena hidup mereka juga susah, tapi ternyata hidup mereka sangat baik. Nek, hidup mereka sangat kaya, sedangkan selama ini aku harus mati-matian mengirit uang untuk aku bertahan hidup. Nek, pada akhirnya Darius juga meninggalkanku. Nek ...." Nana tidak sanggup lagi meneruskan ucapannya, wanita itu langsung menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya. Inilah alasan kenapa Nana jarang sekali menengok makam neneknya, karena setiap dia melihat nisan neneknya Dia teringat bagaimana rasa sakitnya, dan sekarang rasa sakit Nana semakin bertambah ketika mengetahui kehidupan kedua orang tuanya.
Bohong jika Nana merasa ikhlas dengan takdirnya, ada kalanya Nana mengeluh kenapa dia harus hidup seperti ini sedangkan kedua orang tuanya hidup dengan layak, walaupun dia sudah menerima keputusan Darius yang menikah dengan Sena dan walaupun dia sudah melupakan Darius tapi ada kalahnya dia juga mengutuk lelaki itu.
Ketika Nana menangis, tiba-tiba ada yang mengelus rambutnya hingga wanita itu langsung menatap ke arah atas, mata Nana membulat ketika melihat siapa yang mengelus rambutnya, siapa lagi jika bukan Jayden. Rupanya tadi ketika mobil Nana keluar dari gerbang, Jayden baru saja masuk ke dalam hingga Dia memutuskan untuk mengikuti istrinya dan dari tadi dia juga mendengar keluh kesah Nana.
Nana dengan cepat bangkit dari duduknya, "Tuan!" Panggil Nana lagi ketika sudah ber diri di dekat Jayden, tanpa menjawab Jayden langsung mengeluarkan tangannya pada Nana, lalu membawa Nana keluar dari area pemakaman.
"Biarkan mobilmu diambil anak buahku, ayo ikut ke mobilku." Nana mengangguk, kemudian dia mengikuti langkah Jayden..
Beberapa bulan kemudian
Jayden tersenyum ketika melihat pesan dari Nana yang mengingatkannya untuk makan siang, lelaki itu langsung mengambil kotak bekal yang tadi Nana siapkan lalu setelah itu memotokannya.
"Hmm, aku makan sekarang. Kau juga jangan telat makan, aku akan menjemputmu nanti."
Ketik Jayden akan menyimpan ponselnya lagi, ponsel Jayden berbunyi, dan ternyata Nana kembali mengirimnya pesan. Jantung lelaki itu berdetak sangat kencang ketika melihat Nana mengirimkan fotonya.
Baru saja Jayden akan menjawab pesan Nana, pintu ruangan Jayden terbuka ternyata yang masuk adalah Jessie kembarannya.
"Kapan kau datang?" Tanya Jayden, lelaki itu langsung bangkit dari duduknya kemudian dia menyusul Jessi yang sudah duduk di sofa.
"Aku pusing dengan tingkah anakku, ada saja kelakuannya. Tadi dia menghajar lelaki di kampusnya." Keluh Jessie, membuat Jayden tertawa.
"Anakmu sangat mirip denganmu, tidak ingat kau pernah menghajar teman kelas kita. Padahal kau perempuan, begitupun dengan Selena sekarang."
"Ah lupakan itu, tunggu itu apa ...." Jessi bangkit dari duduknya kemudian dia melihat ke arah meja Jayden, karena dia penasaran dengan kotak bekal tersebut, dari kecil Jayden paling anti membawa bekal sekalipun ibu mereka sudah memaksa, dan untuk pertama kalinya selama hidup dia melihat kembarannya membawa kotak bekal.
"Ini yang disiapkan oleh istrimu?" Tanya Jessi, Jayden ragu-ragu menggangguk, Membuat Jesi diam-diam tersenyum, akhirnya adiknya bisa membuka perasaan pada Nana karena dari yang dia lihat, sepertinya Jayden sudah mulai luluh pada Nana.
Ini sudah berbulan-bulan berlalu semenjak Nana bertemu dengan ayahnya, dan ternyata kesedihan Nana mampu mengetuk hati Jayden hingga perlahan hubungan keduanya mencair, dan Jayden merasa semakin nyaman dengan hubungannya dengan Nana walaupun terkadang Jayden masih mengedepankan egonya.
Tidak ada pembicaraan tentang hubungan mereka ke depannya, hanya saja Jayden dan Nana menjalani kedekatan mereka secara alami. Tapi, Walaupun begitu mereka hanya dekat sebatas dekat, walaupun mereka sudah mulai tidur satu kamar tapi selama beberapa bulan ini tidak pernah ada yang terjadi karena Jayden masih membatasi dirinya begitupun dengan Nana yang tidak berani berharap lebih.
"Kau sudah mulai mencintainya?" Tanya Jessie, Jayden tanpak menerawang.
"Akuu ....."
"Aku ngaku bsok aja lah kalau kalian komen banyak." ~Jayden Wkwkw
Satu bab dulu yaa, nanti kalau banyak yang komen 3 bab bsok.
gw bantuin na, nyekap jayden ke gudang tua, kita aniaya rame"🤣🤣
kan kamu yang dulu gak pengen Nana dan anak² mu,sampai Nana kamu pindah tugaskan...
kenapa gak kepalanya aja yang di lenyapkan Nana 😤😒