NovelToon NovelToon
The Rise Of The World Ruler

The Rise Of The World Ruler

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Ada sebuah legenda yang mengatakan jika penguasa dunia akan bangkit kembali. Saat fenomena aneh membentang memenuhi langit. Dan naga abadi terbangun dari tidur panjangnya. Dia pasti kembali dari tempat persembunyiannya setelah ratusan ribu tahun meninggalkan dunia.

***

Ratusan ribu tahun berlalu begitu saja. Legenda yang telah menjadi sebuah cerita dongeng perlahan menjadi kenyataan. Hingga, bayi laki-laki kecil di temukan tanpa busana terbuang di bawah pohon yang telah membeku di ujung Utara. Yang selalu di sebut tempat terdingin di dunia. Seorang pemburu bersama anaknya yang masih berusia sepuluh tahun, menemukan bayi kecil itu kemudian membawanya pulang. Mereka memberinya nama Lie Daoming. Dan menjadikannya anak angkat. Selama sepuluh tahun, kehidupan mereka sangat tenang dan damai. Hingga pembantaian dan penculikan membuat Lie Daoming harus kehilangan keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kota Hajing

567 kilometer jauhnya dari tempat terdingin di Utara. Sebuah kota dengan penduduk yang mendiami berkisar 984.896 jiwa memenuhi setiap sudut kota. Di antara bangunan rumah yang hampir setara keseluruhannya. Sebuah bangunan megah di himpit dua bukit besar dengan satu lonceng raksasa tergantung kokoh di samping kanan halaman depan. Lima tingkat menjulang tinggi dengan lima bangunan memiliki keunikannya sendiri. Sekte Kiang Wu adalah sekte terbesar di ujung Utara tepatnya di kota Hajing. Walikota Hajing sendiri sangat menghormati ketua utama sekte Kiang Wu yang telah membuat dirinya menjadi walikota.

Di ujung bangunan tertinggi, terdapat sebuah ruangan sederhana dengan rak buku tertata sangat rapi. Pria cukup tua berjalan keluar menuju balkon kecil yang langsung menghadap tempat yang ada di belakang bangunan. Jurang dalam penuh kabut membentang di sepanjang mata memandang. "Apa kamu sudah menemukan penyebab dari getaran kuat itu?" ujarnya dengan kening yang mulai penuh kerutan.

Pria usia empat puluhan berjalan menghampiri, "Guru, aku belum menemukan penyebab dari getaran hebat itu. Tapi, ada keanehan di bagian terdingin di ujung Utara kemarin sore saat matahari sudah hampir tenggelam. Cahaya emas membentang memenuhi langit dan menghilang beberapa saat setelah menyebar. Tidak lama suara ledakan kuat yang pertama terdengar. Lalu di ikuti suara dentuman kuat untuk yang kedua kalinya. Dentuman kedua terdengar hingga ratusan ribu mil jauhnya. Negara luar bahkan bisa merasakan getaran itu," ujarnya dengan kecemasan yang mulai terasa menekan hatinya.

"Hem," menghela nafas dalam. "fenomena pertama telah terjadi. Apa dia telah kembali?" menatap langit cerah tanpa awan.

"Siapa yang Guru maksudkan?"

"Pemuda yang telah menghilang setelah membelah langit," suara teriakan kuat masih terdengar di telinganya. Padahal waktu sudah hampir menguburkan ingatan tentang dirinya, "Waktu itu ribuan kilatan terdengar menghujam langit dan dunia. Langit murka, namun pemuda itu masih saja tidak terima dengan takdirnya. Dia tidak ingin mengaku kalah hingga pada akhirnya dia tetap tidak sanggup mengalahkan para Dewa," ingatan itu kembali jelas.

"Guru, bagiamana mungkin ada manusia yang berani menantang langit?"

Pria tua itu tersenyum dengan kedua mata menyipit. "Ada. Meski pada akhirnya dia gagal dalam misinya. Dia pemuda bodoh namun sangat tenang dan ramah. Sifatnya selalu bisa membuat orang lain merasa tenang ada di dekatnya."

"Apa guru mengenalnya?"

"Dia penyelamat hidup ku," ujar pria tua itu dengan menekan kuat hatinya.

Ratusan burung kecil berterbangan melintasi celah bukit yang ada di belakang bangunan. Suara misterius yang selalu terdengar satu tahun sekali juga menggema dengan kuat. Tidak ada yang tahu atau berani mencari tahu mahluk apa yang telah mengeluarkan suara cukup kuat dan menakutkan di dasar jurang.

Pria tua itu berjalan masuk ke dalam ruangan, "Tidak perlu mencari tahu lagi. Jika memang dia telah kembali. Saat waktunya telah tiba, tentu semuanya memiliki jawaban."

"Baik," saut murid itu mengikuti langkah gurunya.

...................

Dua tahun kemudian,

Suara riang terdengar memutari gunungan kecil salju yang telah di buat menjadi bentuk bulatan besar. Ying An dan adiknya Daoming terlihat sangat bahagia bermain di halaman depan rumah mereka. Beberapa anak seusia mereka juga ikut meramaikan suasana di halaman masing-masing.

"Daoming ayo, jangan sampai kalah dengan Ping Yuan. Tangkap ini," Ying An melemparkan bulatan bola salju kecil kearah adiknya dengan perlahan.

Saat Daoming menangkapnya dia terlihat sangat bahagia. Dia berlari lincah mengejar Ping Yuan yang saat itu berusia tiga tahun. Ia lemparkan bola salju kearah tubuh Ping Yuan hingga membuat anak kecil itu terjatuh di tumpukan salju. Daoming berhenti dan tidak bergerak. 'Apa dia akan menangis?' ujarnya di dalam hati.

"Ahahahah..." tawa terdengar saat Ping Yuan bangkit perlahan.

'Huh,' menghela nafas lega. 'Untung dia tidak menangis,' ujarnya dengan lega. Setelah melihat keadaan masih baik-baik saja. Daoming langsung berlari kembali untuk menghindar dari kejaran teman sebayanya itu.

"Ying er, tolong bantu ayah sebentar. Biarkan adik mu dan Ping Yuan bermain," ujar Ying Gui dengan membuat tiang jemuran untuk baju mereka. Tiang jemuran yang lama telah roboh karena terkena badai semalam. Dan mereka harus membuat yang baru.

"Baik," Ying An langsung pergi membantu ayahnya.

Sedangkan Daoming dan Ping Yuan sudah mulai menghentikan permainan kejar-kejaran mereka. Mereka merubah permainan menjadi berlomba membuat binatang dengan salju yang ada di halaman depan. Ping Yuan masih sama seperti anak kecil pada umumnya hanya menurut dan mengikuti semua yang di inginkan Daoming. Berbeda dengan Daoming yang memiliki jiwa laki-laki dewasa. Namun dengan tebuh anak kecil yang masih belum bisa melakukan segalanya sendirian.

"Kak Ayuan, kamu harus membuat seperti ini. Jangan seperti itu," ujarnya dengan suara yang sangat manis. Dia membantu anak kecil di sampingnya agar bisa membuat kepala serigala dari tumpukan salju.

"Daoming, ini sangat sulit. Aku ingin membuat bola," saut Ping Yuan yang mulai membuat lingkaran tidak beraturan dari salju.

"Lihat ini," Daoming mengarahkan pandangan Ping Yuan kearah salju yang telah membentuk serigala. Bentuk serigala itu sangat mirip dengan aslinya. Dengan sangat mendetail dan bagus. "Seperti ini."

"Daoming, bagiamana kamu bisa membuat serigala salju yang bagus?" ujar Ping Yuan dengan terbata-bata namun masih cukup jelas dan bisa di mengerti.

"Ini sangat mudah. Ayo kita buat bersama serigala yang lainnya," kata Daoming dengan semangat. Untuk saat ini dia hanya bisa berperan sebagai anak kecil yang senang bermain. Ini bukanlah masalah besar. Dan dia juga cukup senang dengan perannya itu.

"Baik," jawab Ping Yuan senang.

Mereka berdua membentuk beberapa serigala dengan tumpukan salju dengan sangat baik. Saat Ying An selesai membantu ayahnya. Dia kembali dan terkejut melihat dua anak kecil yang membentuk salju menjadi serigala yang cukup nyata.

"Ayah lihat. Daoming dan Ping Yuan membuat serigala dari salju dengan sangat baik," terikat kuat Ying An.

Ying Gui mendengar hal itu langsung membiarkan pekerjaannya untuk sementara waktu. Dia berjalan mendekat kearah anaknya. Melihat hal itu tentu dirinya juga terkejut dan takjub. Anak kecil yang baru berusia dua tahun dan tiga tahun sudah bisa membuat patung serigala dengan salju yang terlihat sangat nyata. Ying Gui tahu jika Daoming sangat cepat dalam belajar dan mempelajari suatu hal. Namun dia tidak pernah menyangka jika anaknya bisa melakukan hal seperti ini. Orang dewasa bahkan akan sangat kesulitan jika tanpa seorang ahli yang mendampingi. "Ying An bawa adik mu kedalam rumah. Aku akan mengantar Ping Yuan untuk kembali kerumahnya," ujar Ying Gui dengan raut wajah yang mulai berubah.

Ying An meskipun binggung dengan tingkah ayahnya. Namun dia tetap patuh dengan apa yang ayahnya perintahkan. Dia langsung menggendong adiknya masuk ke dalam rumah.

Setelah Ying Gui mengantarkan Ping Yuan pulang. Dia langsung menghancurkan semua salju yang telah di rubah menjadi bentuk serigala yang sangat bagus. Setelah dia selesai menghancurkan semua itu, Ying Gui langsung masuk kedalam rumah dengan cemas.

1
Ismaeni
ceritanya cukup bagus ,menarik diikuti,bahasanya enak dan tidak kaku...semangat thor
Dewi Sartika
bagus banget
Time traveler
Nyimakk thorr
umar aryo
Luar biasa
Maz Tama
sekte iblis
Maz Tama
semangat thor
Maz Tama
seru alur cerita nya
Maz Tama
lanjut thor
Maz Tama
sedih Thor...cepat jadi kuat daoming
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!