Merubah kisa lama setelah penglihatan nya di dalam mimpi.
Perselingkuhan tunangannya dengan kaka iparnya membuat kaka laki - lakinya terpukul.
Kaka laki - lakinya menjadi pendiam dan dingin.
Gracia Randolph sangat sedih melihat kaka laki - lakinya menjadi seperti itu, tanpa dia sadari bahwa dia juga adalah korban.
kebenciannya terhadap mantan tunangnnya dan mantan kaka iparnya membuat dia ingin membalas dendam atas apa yang mereka lakukan terhadap kaka laki - lakinya.
Dia seorang putri Jendral dari Keluarga Randolph harus membersihkan orang - orang yang mengotori nama keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18
"Nona, sepertinya orang di luar benteng Utara ini juga takut dengan nama Dankerius Maclon. Ketika saya perhatikan nenek tua itu, niat awal ketika bertemu dengan kita, dia sepertinya ingin memakan kita. Tapi setelah anda menyebutkan nama orang tersebut, dia menjadi ketakutan." Elen membuka suara ketika mereka telah meninggalkan gubuk tua itu.
Tadi malam mereka beristirahat di gubuk tersebut dengan aman.
Ketika pagi hari nenek tua itu menyarankan agar mereka kembali memasuki benteng perbatasan Utara.
Mereka hanya tersenyum membalas perkataan nenek tersebut. Ketika gubuk itu tidak terlihat, mereka langsung berlari melawan arah untuk pulang.
Dan saat ini mereka sudah ada di perbukitan yang sudah berapa lama mereka lewati.
"Ya, aku juga merasakan perubahan dari orang tua itu, ketika aku menyebutkan nama pria itu."
"Nona, boleh ku tahu.. Sebenarnya siapa orang yang sedang kita cari ini?" Elen penasaran dengan orang yang akan mereka cari.
"Hmm... Sebenarnya aku juga tidak mengenal nya. Hanya saja, wanita yang aku temui di penglihatan ku waktu itu, menyuruh aku untuk mencari orang tersebut. Mungkin ketika aku menyebutkan nama wanita itu, dia akan faham apa yang harus di lakukan." Ucapan Gracia membuat Elen sedikit faham.
Mungkin ini ada sangkut pautnya dengan sihir permaisuri. Karena nona-nya tidak begitu mendalam mempelajari sihir. Jadi, dengan bantuan Dankerius Maclon dapat melenyapkan sihir hitam permaisuri.
Sementara Elen yang berjiwa modern, sama sekali belum memahami tentang sihir. Mungkin saja dia merasa percaya tidak percaya.
"Nona, apakah wanita itu memberikan ciri-ciri dari pria yang kita cari? Agar ketika bertemu, kita tidak perlu bertanya apakah dia orangnya yang bernama Dankerius. Jadi, kita bisa langsung mengatakan bahwa seseorang mencarinya dan membutuhkan bantuannya." Elen bertanya agar mereka bisa berfokus arah kemana tujuan mereka pergi.
Karena dia memiliki beberapa peralatan yang bisa di gunakan untuk mendeteksi arah mata angin, jika mereka menyebutkan ciri-ciri seseorang tanpa menyebutkan nama, mungkin bisa sedikit terbantu. Dan tujuan mereka bisa satu arah saja.
"Oh, benar juga. Wanita itu berkata dia pria tinggi dan kekar, memiliki warna kulit sedikit meng-coklat, karena kegiatan yang selalu di luar dan di alam liar. Berambut panjang gelap sedikit ikal. Hanya saja raut wajahnya sedikit mirip dengan wanita itu, karena sebenarnya mereka masih ada ikatan saudara." Gracia menerangkan sambil mengingat-ingat hal apa saja yang telah mereka bicarakan di alam bawah sadarnya itu.
"Baiklah, nanti bisa kita tanyakan kepada orang yang kita temui dari ciri-ciri tersebut. Sehingga mereka tidak mendengar nama pria itu, yang membuat mereka ketakutan, sama seperti orang-orang yang telah kita temui sebelumnya." Elen memberikan saran agar mereka mengubah taktik dalam pencarian orang tersebut.
Karena, mungkin saja orang-orang itu hanya mengenal namanya, yang misterius itu, tapi tidak pernah bertemu dengan orangnya.
Jadi, bisa mengurangi rasa takut dari manusia awam itu, ketika mereka bertemu nantinya.
Karena dari pengalaman yang mereka lihat dalam beberapa hari ini, dari dalam tembok sampai ke luar tembok. Semua masyarakat takut ketika mereka menyebutkan nama pria itu.
"Bagus juga, setidaknya mereka tidak memandang aneh kepada kita." Ucap Gracia dengan senyum di sudut bibirnya.
"Nona, coba lihat.. Di sana ada asap, sepertinya cerobong dari sebuah rumah." Elen menunjuk ke arah yang baru saja dia lihat ada asap cukup tebal.