NovelToon NovelToon
Papa Untuk Jeri

Papa Untuk Jeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hai_Ayyu

Kesalahan di masa lalu membuat Maudy memiliki seorang anak.

Seiring bertambah usia, Jeri merindukan sosok seorang ayah.

"Apa kamu mau menikah denganku?" tanya Maudy pada pria itu.

"Aku tidak mau!" tolaknya tegas.

"Kamu tahu, Jeri sangat menyukaimu!" jelas Maudy. Semua demi kebaikan dan kebahagiaan putranya, apapun akan dilakukannya.

"Aku tahu itu. Tapi, aku tidak suka mamanya!"

Akankah Maudy berhasil memberikan papa untuk Jeri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Sayang Papa

Jeri makan malam dengan lahap. Masakan mama maudy sangat enak.

"Ma, boleh tambah?"

Maudy mengangguk dan mengisi piring anak kesayangannya dengan masakannya. Hatinya senang melihat Jeri makan dengan begitu lahap.

"Oma, tadi Jeri bertemu papa." ucap bocah kecil itu memberitahu. Omanya tadi di rumah dan tidak melihat papanya.

"Di mana Jeri bertemu papa?" tanya oma sambil mengulum senyum. Tadi suaminya sudah cerita, jika putrinya sedang dekat dengan karyawan pria di kantor. Jeri sangat lengket dan manja dengan pria itu.

Oma Novia senang-senang saja mendengar kabar yang dikatakan suaminya. Selama pria itu baik dan bisa menerima Maudy beserta Jeri, ia akan merestui.

"Di kantor mama, oma. Kata papa nanti akan menemui Jeri lagi!" ceritanya dengan begitu bersemangat.

Jeri yang bersemangat seperti itu membuat Maudy jadi sedih. Segitunya jeri merindukan sosok ayah, hingga pria modus itu pun dianggap papanya.

Jika saja dulu Denis bisa mengakui dan menerima Jeri, pasti kini mereka sudah hidup bahagia bersama. Tidak perlulah putranya mengharapkan kasih sayang dari pria asing.

Setelah makan malam, Maudy menemani Jeri yang sedang bermain-main robot-robotan.

Jeri tiba-tiba berhenti. Main sendiri tidak seru. Ia pun memeluk mamanya.

"Jeri sudah mengantuk? Ayo, kita tidur." ajak Maudy mengelus punggung kecil itu.

Kepala Jeri menggeleng, ia pun melihat mamanya.

"Jeri kenapa? Mau pipis?" tanya Maudy lagi. Jadi mulai cemas.

"Ma, telepon papa." pintanya. Ingin tahu papanya di mana sekarang.

Maudy menghembuskan nafasnya perlahan, ia mengira tadi apa. Tapi ternyata berhubungan dengan pria modus itu.

"Halo, papa Roni kapan akan menemui Jeri lagi?" tanya Maudy menempelkan ponsel di telinga. Berpura-pura sedang menelepon pria itu.

"Oh, papa sedang sibuk ya belum bisa menemui Jeri." Maudy pun mengakhiri panggilan.

"Jeri mau ngomong sama papa, ma!" ucap Jeri. Ia mau mendengar suara papanya.

"Papa masih kerja. Papa sangat sibuk, Jeri." ucap Maudy. Ia beralasan untuk menolak menelepon pria itu. Lagian ini juga sudah malam.

Jeri dengan wajah sendu turun dari pangkuan mamanya. Ia pun merapikan main dan berjalan masuk ke kamar.

Melihat itu Maudy jadi bingung, ia pun mengikuti sang anak.

"Jeri minum susu dulu baru tidur, biar mama buatkan ya." ucap Maudy melihat putranya langsung naik ke tempat tidur.

"Tidak usah, ma. Jeri mau tidur." ucap anak laki-laki itu dan langsung menutup diri dengan selimut.

Maudy menghampiri dan membuka selimut itu, Jeri bisa sesak jika seperti itu.

"Sayang..." ucap Maudy dengan nada lembut. Ia melihat wajah Jeri yang sudah berlinang air mata.

"Jeri kenapa?" sambung Maudy kembali. Hatinya sedih melihat anaknya bersedih.

"Jeri rindu papa, ma. Tapi papa sibuk dan tidak mau menelepon Jeri sebentar saja." bocah kecil itu pun jadi menangis. Ia sedih karena papanya tidak mau bicara dengannya, padahal hanya sebentar saja.

Lagi, Maudy merasa bersalah telah membohongi anaknya. Jeri percaya saja jika pria modus itu tidak mau meneleponnya.

"Kita telepon papa lagi ya!" ucap Maudy. Tidak tega melihat putra semata wayangnya bersedih.

Jeri mengangguk dan langsung bangun. Mama akan menghubungi papanya lagi.

Dengan terpaksa Maudy menelepon seseorang.

"Selamat malam, nona." jawab pria dari seberang sana.

"Sat, kirim nomor pak Roni!" pinta Maudy. Ia tidak punya nomor pria modus itu, jadi terpaksa bertanya pada Satria.

"Nomor pak Roni? Anda tidak punya nomor ponsel calon suami?" tanya Satria dengan nada meledek.

Rasanya Maudy ingin saja mencincang Satria saat ini. Calon suami? tidak mau ia punya suami si pria modus itu.

"Kirim segera nomornya!" Maudy memilih tidak menjawab pertanyaan menyebalkan itu.

"Nona, anda mau pdkt ya?"

"Satria, mau saya pecat kamu!" ancam Maudy akhirnya.

"Baiklah, segera saya kirimkan."

Maudy menghembuskan nafas dengan kasar setelah mengakhiri panggilan. Bisanya ia bertanya pada asisten menyebalkan itu.

Ting... Suara pesan masuk.

Satria mengirimkan nomor ponsel Roni pada Maudy. Dan tertera di pesan nama kontaknya Calon suami nona Maudy.

Rasanya Maudy ingin mengubur Satria hidup-hidup. Nama kontak apa itu.

"Mama, kenapa?" tanya Jeri. Mamanya seperti tidak senang pada ponsel itu.

"Kita telepon papa ya!" Wanita itu menormalkan wajahnya kembali. Ia tersenyum pada Jeri seraya mengelus kepalanya.

Sebelum menelepon, Maudy mengatur nafas dan berpikir sejenak. Entah apa yang akan dikatakan pada pria itu.

"Halo." jawab suara serak dari seberang sana. Pemilik suara serak itu baru terbangun karena suara ponsel berdering.

Maudy terhanyut sesaat, suara serak itu begitu seksi terdengar di telinganya.

'Astaga!' wanita itu merutuki diri. Bisanya terpengaruh dengan suara jelek itu.

"Kamu jangan kepedean ya. Aku meneleponmu karena terpaksa tahu!" Maudy langsung memperingatkan. Ia tidak mau pria modus itu jadi kepedean.

Pria yang setengah sadar itu melihat ke ponsel. Nomor tidak dikenal yang meneleponnya.

"Kamu salah sambung!" Roni memilih mengakhiri panggilan itu.

Maudy menghembuskan nafas berkali-kali. Dan menelepon kembali.

"Halo." jawab Roni. Nomor itu menelepon lagi.

"Jeri ingin bicara denganmu!" Maudy mengatakan intinya saja.

"Nona, kamu sedang modus ya?" tanya Roni. Kini gantian ia yang menuduh wanita itu. Meneleponnya malam-malam.

"Jaga ucapanmu itu! Jeri ingin bicara denganmu, suruh siapa tadi kamu bilang akan menemui Jeri lagi!" Maudy tidak terima dibilang modus. Ini semua salah pria itu.

"Oh, kamu sengaja bilang seperti itu tadi, biar aku jadi meneleponmu, begitu?!" tuduh Maudy. Jelas sekali Roni menjanjikan pada putranya untuk bertemu lagi, ternyata itu hanya akal-akalan pria modus itu untuk mendekatinya.

"Astaga!" mata Roni terbuka sempurna, mendadak ia tidak mengantuk lagi mendengar tuduhan tersebut.

"Apa kamu begitu menyukaiku?" tanya Maudy dengan nada sombongnya. Ia wanita yang sangat cantik. Wajar saja banyak pria yang berusaha mendekatinya. Mendekati dengan berbagai cara.

Mendekatinya perlahan agar tidak ketara. Ya, seperti yang dilakukan Roni saat ini.

"Kamu lupa minum obat?" tanya Roni. Wanita itu bicara tidak jelas.

"Apa kamu bilang?" ucap Maudy sinis.

"Papa." ucap Jeri meraih ponsel yang dipegang mamanya. Ia mendengar mamanya memarahi papanya.

"Jeri kenapa belum tidur?" tanya Roni yang berubah lembut. Ia tidak bisa bicara dengan keras pada anak kecil.

"Jeri belum mengantuk, papa." jawab Jeri.

"Ya, sudah. Jeri tidur ya, ini sudah malam."

"Iya, papa." jawab Jeri menurut. "Papa kapan akan menemui Jeri lagi?"

Jeri akan bertanya hal itu. Biar tahu kapan papa Roni akan datang.

"Om masih sibuk kerja, Jeri. Nanti om akan menemui Jeri lagi ya." bujuk Roni, ia mengatakan seperti itu.

"Papa harus menemui Jeri ya. Nanti Jeri bilang sama mama untuk tidak memarahi papa lagi." ucap Jeri. Melihat tadi mamanya menelepon sambil marah, bocah itu menyimpulkan papanya tidak mau bertemu dengannya karena dimarahi mamanya. Karena takut pada mamanya.

Maudy mendelik mendengar hal itu. Dan Roni di seberang sana menggeleng sambil tersenyum. Ada-ada saja pemikiran bocah itu.

"Nanti Jeri bilang pada mama untuk menyayangi papa juga!" ucap Jeri. Mama harus menyayangi papa Roni seperti menyayangi dirinya.

Wanita itu pun tersedak.

.

.

.

1
maya ayu
nah kan nah kan bener kan saya 🥳🥳🥳🥳🥳🥳
umatin khuin
yaaAllah maudy ada aja kelakuanmu....lucu bgt sih...ngakak aq...
Lanjar Lestari
anak Bu Kaos/mantan istrinya Ratu ya yg manggil Roni
Lanjar Lestari
jangan melamun Maudy jd nabrak kan apa yg di tabrak Maudy papa Roni atau sesuatu
maya ayu
mantan istrinya pasti tuh.. coba deh baca kisah mantan pacar roni di novel sebelah kan ada. udah pastii fix itu mantan istrinya 🧐
LISA
Siapa tuh yg nyapa Roni
wiwit sayekti
sayaa suka, alur ceritanya tdk bertele-tele sehingga nyaman membacanya.👍
Nunuy
Maudy" hati boleh meleleh tapi mata mbok ya dikondisikan..nabrak sesuatu itu pasti 🤣🤣🤣
Lanjar Lestari
knp Maudy tdk boleh ikut Ron pasti dag dig dug ya kl dekat Maudy hehe
umatin khuin
lho knp maudy g boleh ikut ya...
LISA
Koq Maudy ga boleh ikut sich Ron 🤔
umatin khuin
hahaha...asin g tuch....
Lanjar Lestari
🤣🤣🤣kan g fokus saat ambil gula td Maudy dan g sadar kl ambil garam bukan gula gara"melamun km bikin makin gemes deh
LISA
Wah Maudy salah memberi garam bkn gula
maya ayu
aseeeekkk lanjut thoorrrr 🥳🥳🥳
Lanjar Lestari
Asyik Ahkirnya Roni mengakuinya kl Maudy cantik dan ungkapkan perasaannya ke Maudy lewat ciuman Roni yg dadakan hehe Roni Jatih Hati dan Cinta kan dg Maudy Oyw Lamaran Ron serta Nikah alangkah bahagianya Jeri Papa Roni pulang dg Mama Maudy pasti tidur di Rumah Maudy lg
Nunuy
Lanjut thor gak sabar liat mereka bersama..ikut baper bacanya 🤭
Lanjar Lestari
Ya kecewa sm km lah Ron Maudy g peka gitu aja masa hrs di jelasin
umatin khuin
ya begitulah kalau udah bucin ron rony...tp kebanyakan gitu para pria...cuex bebex....yg wanita udah ngetik panjang2...eh si pria jawab pendek bgt....hmmmm
Lanjar Lestari
di balas pendek ya Maudy sabar krn Roni masih Trauma takut gagal kl menikah lg dl saat menikah dg Ratu wanita pilihannya dan meninggalkan Dara malah berantakan umur pernikahannya dan rumah tangga hanya berjalan 4 thn dg Ratu jd trauma hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!