DEAL(Kesepakatan Klan)

Mattew Male duduk di singgasana utama. Para pria dari klan Male berdatangan satu per satu, duduk di tempat masing-masing sesuai urutan darah keturunan. Dari keturunan tertua istri pertama sampai pada keturunan termuda, lalu berlanjut ke istri kedua dan istri ketiga. Sementara keturuan dari para selir, hanya mendapatkan lencana keanggotaan saja, tanpa mendapatkan posisi dan hak-hak istimewa.

Di seberang aula utama, para wanita berkumpul dengan aktifitas wanita. Satu kelompok wanita menjahit, ada yang menganyam, beberapa lagi menyulam. Hanya ketiga istri utama yang tidak melakukan pekerjaan apapun. Para wanita dilarang keras menyambangi aula utama, kecuali hanya untuk membersihkannya.

"Kita tunggu apa yang akan diperbuat Mattew terhadap anak haram yang selalu disayanginya itu," ujar sinis Dohanna, istri kedua Mattew Male.

"Benar, tak biasanya Mattew menggelar sidang untuknya, biasanya hanya akan diampuni dan dibiarkan saja," sahut Marianne, salah satu selir Mattew.

Mattew Male tak memiliki banyak keturunan, meskipun ia memiliki banyak istri. Math male sebenarnya bukan keturunan langsung Mattew Male, melainkan cucunya, dari putra pertama hasil pernikahan resmi dengan istri pertama.

Istri pertama Mattew Male, kakeknya Math Male, bernama Zicha, melahirkan dua orang putra, Taddeus Male dan John Male. Taddeus Male menikah dengan Kallida, namun tak memiliki putra, hanya memiliki seorang putri bernama Usticca. Namun, dalam perjalanan pelayarannya, Taddeus Male bertemu dengan wanita keturunan blasteran dari timur, yang bernama Hellena Chen.

Taddeus jatuh cinta pada Hellena jauh sebelum menikah dengan Kallida. Perjalanan cinta Taddeus Male dengan Hellena tak mulus karena tidak mendapatkan restu dari sang ayah sebagai ketua klan, juga dari anggota klan yang lain. Semua hanya karena mereka sangat berbeda ras. Klan keluarga Male berdarah kepulauan barat, sedangkan Hellena adalah keturunan percampuran darah barat dan darah timur. Hal itu sangat ditentang oleh semua anggota klan.

Taddeus begitu mencintai Hellena Chen, mereka sempat melakukan pernikahan adat di tanah kelahiran Hellena, namun hal itu justru memicu peperangan antara kedua klan. Sampai akhirnya Mattew Male menarik paksa Taddeus Male, lalu menikahkannya dengan Kallida yang berasal dari keluarga atau klan Zoem.

Sampai suatu ketika, di depan kediaman Mattew Male,ditemukan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan, dengan mata coklat seperti orang timur, namun memiliki perawakan tinggi dan kulit yang bersih putih, seperti orang barat.

Di samping sang bayi tampan, diselipkan catatan dari sang ibu bayi, yang menerangkan bahwa bayi tersebut adalah putra Hellena, buah cintanya dengan Taddeus. Taddeus yang memang belum memiliki putra meskipun telah menikah dengan Kallida hampir satu tahun, dan Mattew yang sudah sangat mendambakan seorang cucu, dengan senang hati menerima kehadiran bayi yang di dalam catatan Hellena telah dinamai Math Male.

Math tumbuh sehat tanpa seorang ibu. Sang ayah yang terlalu mencintai cinta pertamanya pun, sering pergi untuk kembali berkelana dan berlayar mencari keberadaan Hellena, sehingga membuat Math lebih banyak sendirian atau hanya bermain-main dengan pengasuhnya. Beruntung sang kakek sangat menyayangi dan memanjakannya.

Namun hal itu sering memancing kecemburuan pada anak-anak keturunan lain dari Mattew. Sehingga membuat Mattew sering di-bully oleh hampir sebagian anggota keluarganya. Ditambah dengan ciri fisik Math yang paling terlihat berbeda dengan keluarganya.

Sampai akhirnya sang ibu tiri melahirkan seorang putri, bernama Usticca Male. Usia yang berbeda 10 tahun dari Math Male tak membuat Usticca merasa jauh dari Math Male. Ditambah dengan didikan sang nenek dan sang ibu yang mengajarkan mencintai semua saudara dengan tulus tanpa membedakan fisik, membuat Usticca begitu dekat dan sangat menghormati kakak tirinya.

Math tumbuh semakin besar dan dewasa. Kegemarannya bermain layang-layang, sepak bola dan bela diri, membuatnya tak pernah dekat dengan kelompok perempuan sejak sekolah sampai ia tamat. Sehingga membuat sebagian besar anggota keluarga menyangka Male tak menyukai perempuan.

Ditambah suatu ketika, Redrik, pamannya Math dari istri kedua kakeknya, mendapati Math terkapar tak sadarkan diri di kamar sebuah hotel, tengah dicumbu oleh seorang pria. Hal itulah yang membuat kabar tak sedap mengenai Math Male semakin gencar mengabarkan bahwa Math Male menyukai sesama jenis.

Kita kembali ke persidangan Math sore ini, di aula utama keluarga Male.

Mattew tampak menghela nafas mengedarkan pandangan pada seluruh anggota klan yang telah duduk di tempatnya masing-masing.

"Kali ini, aku tidak akan banyak basa-basi lagi," ucap Mattew lalu menatap tajam ke arah Math. "Kali ini Math lagi-lagi membuatku khawatir dengan kelakuannya. Ditambah usia yang tak lagi muda, namun kesempatan untuk mengenalkan pasangan hidup, belum juga kamu manfaatkan dengan baik."

"Nikahkan saja, ayah," seru Redrik yang selalu tak menyukai Math, ponakannya itu.

"Memang itu yang akan aku katakan. Salomon, panggilkan keluarga tamu yang aku undang," titah Mattew pada salah satu ajudannya. Tak lama, pintu aula terbuka. Seorang laki-laki memasuki aula dengan langkah tegas dan berwibawa, di sampingnya mengikuti sang ayah, berjalan seorang wanita bertudung, berjalan anggun dengan wajah tertunduk.

"Selamat datang, tuan Xillas, silahkan memperkenalkan putri anda." Mattew menyambut sang Tamu.

"Terimakasih,Tuan Mattew. Saya Xillas Codi, dan ini anak saya Dorrota Codi." perkenalan singkat dari Xillas di sambut tepuk tangan oleh semua anggota klan yang hadir. "Kami merasa sangat terhormat, atas kehendak tuan Mattew untuk mempertemukan anak hamba dengan putra keluarga Male."

"Baiklah, tidak perlu membuang waktu dengan basa-basi terlalu panjang, itu adalah cucuku bernama Math Male, anak dari putraku, Taddeus Male," Mattew pun memperkenalkan Math secara singkat.

"Apa-apaan kakek, jangan seenaknya menyuruhku menikah. Apalagi kelihatannya perempuan itu masih terlalu kecil untukku. Bagaimana aku bisa tidur bersama wanita seusia adikku?" protes Math tanpa merasa takut dengan tetua keluarga.

"Math!! Jaga ucapanmu!! Dasar anak pungut!" seru Redrik dengan tatapan tajam mengancam.

Math membalas tatapan Redrik dengan malas, menyunggingkan senyuman licik di sudut bibirnya. "Hmph!!"

"Dia lahir dari rahim liar wanita asing, sudah pasti kelakuannya pun liar seperti ibunya." sahut Zurick, putra kedua dari istri ketiga Mattew.

"Benar juga, sekali orang asing, tetaplah orang asing, darahnya kotor, seharusnya tak boleh bebas berkeliaran di klan kita." Redrik kembali berceloteh.

"Masih bagus dinikahkan dengan perempuan dari klan terhormat. Masih berani menolak dengan tidak sopan. Kenapa tidak dibuang saja dia, ayah?" Zurick yang tak akur dengan Taddeus pun mencerca Math.

"Ayahnya pun tak pernah mencerminkan sikap seorang tetua klan, selalu datang dan pergi sesuka hatinya, tidur dengan sembarang wanita asing. Jadi anaknya pun melakukan hal sama. Dasar kalian keluarga tak tahu malu." Redrik tak menghentikan ujarannya.

"Aku yakin, ibunya pasti sudah menjual diri pada sembarang pria. Hahahaha ...," kelakar pongah Zurick.

"Paman!!! Hentikan!!" Math tak tahan jika ada yg mengusik tentang ibunya meski pun ia belum sekalipun bertemu dengannya.

"Sudah!! cukup!! Hentikan pertengkaran kalian!! Semua biar aku yang putuskan!!" sergah Mattew tegas,membuat putra-putranya terbungkam, begitu pula dengan Math.

"Sebentar Tuan Mattew, jadi cucu anda adalah putra dari seorang p3l4cur??" Xillas mengajukan pertanyaan, merasa ragu untuk melepas Dorrota, sang putri.

...****************...

To be continue...