NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terhalang Jarak

Johan mempercepat langkahnya seperti orang yang sedang terburu-buru, lalu ia menekan pintu hotel dengan memasukkan pin serta sidik jari pada pintu tersebut dan tak lama pula pintu tersebut langsung terbuka.

Johan masuk ke dalam sana dan sedang mengobrol dengan seseorang yang tak jelas karena terhalang oleh pintu yang belum sempat tertutup rapat. Talia yang secars diam-diam mengikuti Johan, akan tetapi pintu tersebut langsung tertutup dan Talia juga tidak dapat melihat siapa seseorang yang sedang dengan Johan. Talia berpikir jika Johan meeting bersama kliennya mengapa dia masuk ke kamar hotel, hal ini membuat Talia semakin penasaran dan juga sedih karena johan telah membohonginya. Tak mau berdiam lama berdiri di depan kamar tersebut, Talia berjalan menuju tempat pemesanan tiket hotel dan dia langsung menanyakan pemilik yang memesan kamar hotel tersebut.

"Mbak saya boleh tau siapa yang sudah membooking kamar no 234?" Tanya talia menanyakan kamar yang sekarang di tempati oleh Devan dan seseorang yang berada di dalam sana.

"Maaf bu, untuk kamar no 234 saya dilarang oleh pemiliknya untuk memberi tahu siapa yang membooking ya" ucap wanita yang berada ti tempat pembookingan tiket hotel tersebut.

"Saya akan bayar lebih kamu jika kamu memberi tahu saya" bisik Talia kepada wanita tersebut.

Tak menunggu waktu lama wanita tersebut mencari nama pemilik kamar no 234. Lalu menyerahkan nama tersebut ke Talia.

Dengan sangat terkejut Talia yang melihat nama tersebut membuatnya meremas kertas yang di berikan oleh wanita tersebut, kini Talia tidak dapat menahan air matanya yang sudah mengalir sangat deras. Talia tak sanggup berkata apa pun dia langsung menuju parkiran hotel dan menancap gas mobilnya dengan begitu kencang melampiaskan rasa sakit hatinya yang sudah di hianati oleh suaminya sendiri.

Beberapa menit kemudian Talia memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumahnya. Lalu Talia langsung keluar dari mobil dan beranjak masuk ke dalam rumahnya.

"Pak, Devan dimana" ucap Talia bertanya kepada scurity rumahnya.

"Tadi sih pergi dari tadi pagi buk" jawab lelaki yang tinggi serta kekar tersebut.

"Makasih" Talia langsung beranjak ke dalam kamarnya.

"Gue akan buktikan Johan kau berani mempermainkanku" ucap Talia dengan penuh penekanan dan sorot mata yang penuh kebencian.

.........

Berbeda dengan Devan yang sekarang telah berada di universitas di mana Lila berada.

"Pak saya bisa bertemu dengan mahasiswi yang bernama Lila" ucap Devan bertahan kepada satpam yang ada di sana.

"Maaf dek, jam kelas masih berlangsung dan mahasiswi tidak di perbolehkan untuk bertemu dengan siapa pun yang ada sini" ucap satpam dengan penuh penekanan.

"Kira kira kapan waktu mahasiswa dan mahasiswinya keluar kelas" tanya Devan.

"Sekitar setengah jam lagi"

"Oke, saya boleh nunggu disini" Devan akhirnya Devan  menunggu Lila keluar dalam waktu setengah jam lagi.

Beberapa menit kemudian, terlihat para mahasiswa dan mahasiswi lainnya sedang berjalan ke arah parkiran Devan belum melihat keberadaan Lila disana. Tak menunggu waktu lama Devan langsung masuk ke dalam kampus tersebut dan mencari Lila di sana.

Tak lama dia menyadari bahwa Lila sedang menatapnya dari kejauhan.

Keduanya memberikan senyuman yang sangat manis satu sama lain begitu matanya bertemu.

Devan langsung bergegas berjalan menuju Lila yang mengernyitkan kening heran dengan Devan yang tiba-tiba menemuinya di kampus.

“Akhirnya ketemu juga” ucap Devan dan langsung tersenyum.

“Tumben kok nyamperin aku ke sini, ada apa oh aku tahu jangan ajak aku buat jalan sekrang aku lagi ngmpus” ucap Lila yang menebak bahwa Devan ingin mengajaknya untuk jalan jalan lagi.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Devan tercekat karena sangat berat jika dia memberi tahu Lila sekarang.

"Ngomong apa kan bisa lewat telepon nggak mesti nyamperin aku ke sini kasian kamu jauh-jauh"

"Ak aku siang nanti aku pulang ke eropa" dengan susah payah Devan mengatakan hal tersebut akhirnya terucap juga.

"Ha, kamu nggak usah ngeprank aku Dev" Lila masih tak percaya dengan ucapan Devan.

"Aku serius sayang nanti siang jam landing aku"

"Dev Kam kamu kenapa kamu baru ngasih tau aku sekarang hah" tak mampu menahan isaknya Lila langsung ambruk ke dalam pelukan Devan dan menangis terisak di sana.

"Maafin aku sayang, aku baru ngasih tau kamu sekarang" Devan langsung membalas pelukan Lila. Keduanya berpelukan dengan waktu cukup lama yang akhirnya lila melepaskan pelukan tersebut.

"Aku belum puas sama kamu Dev waktu kita kok bentar banget sih kenapa harus ada jarak di dalam hubungan kita aku mau setiap hari ketemu sama kamu" Lila mengeluarkan semua apa yang menjadi keganjalan dari dirinya.

"Maaf sayang aku juga nggak mau kita pisah begitu cepat seperti saat ini, tapi aku nggak bisa apa apa" Devan sangat bersalah karena melihat Lila semakin terisak dan tenggorokannya mulai serak dan kehabisan kata kata lagi.

"Aku ke sini mau ngajak kamu ke bandara sayang" pinta Devan, dia ragu ragu mengatakan hal itu.

"Dengan mudahnya kamu bilang kamu mau ngajak aku, apa aku bakalan kuat ngeliat kamu pergi di depan mata aku sendiri hah?" Lila menolak ajakan Devan yang membuat Devan langsung tersenyum getir.

"Ok sayang aku tau posisi kamu kayak gimana tapi aku mau ngeliat kamu sebelum aku pergi" ucapnya tercekat.

"Maaf Dev aku nggak bisa" ucap Lila lalu menyeka air matanya dan segera masuk ke dalam kelasnya.

"Ahhh sial" Devan mengacak rambutnya frustasi lalu beranjak menuju mobilnya.

........

Kini Devan sudah berada di bandara, karena 30 menit lagi pesawat yang di tumpangi Devan akan segera berangkat. Dia bersama dengan bima dan Indri.

"Gue miris banget sama Lo Dev, kok Lila bisa yah nggak mau nganterin Lo" ucap bima.

"Yah mungkin Lila nggak tega liat Devan pergi gitu aja dan kecepetan juga" balas Indri sewot.

"Gue nggak ngomong sama Lo yah"

"Siapa juga yang ngomong sama Lo orang gue ngomong sama Devan ya kan Dev?" Tanya Indri akan tetapi tak ada balasan dari Devan.

"Devan jangan ngelamun ntar Lo ketinggalan pesawat njir" senggol bima.

Tingal menunggu 15 menit lagi Devan akan segera berangkat.

"Devan" teriak seseorang dari kejauhan yang tengah berdiri persis di depan Devan hanya beberapa meter.

Devan yang merasa namanya di panggil seseorang kini langsung mengarahkan pandangannya ke arah suara. Senyum Devan terbit di sudut bibirnya karena melihat seseorang yang sangat ia cintai tengah berada persis di depannya sekarang yaitu Lila.

Lila mematung dengan air mata yang sudah tumpah dan kakinya yang sudah bergetar hebat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!