SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SAHABAT 1

"Kenapa gak bilang dari tadi kalau Lo ada janji? Kan gue bisa pulang bareng Rini" protes seorang gadis berseragam SMA. Dilihat dari name tag yang tertulis di seragamnya gadis itu bernama HILMA GHOZEA. Yang biasa dipanggil Zea gadis cantik berhidung mancung berdiri di hadapan sahabatnya ALFERO DARMAWAN biasa dipanggil Fero

Fero pemuda tampan, badboy, suka balapan dan anak dari salah seorang donatur tetap di SMA tempat mereka sekolah.

"Sorry Ze gue beneran lupa kalau ada janji" Fero tersenyum tidak enak melihat Zea yang sudah merajuk itu.

Ini bukan pertama kalinya Fero meninggalkan Zea seperti ini. Mungkin sudah ketiga atau keempat kalinya. Entahlah Zea pun sudah lupa.

Meskipun demikian Fero tidak meninggalkan Zea begitu saja ia meminta Noah sahabatnya untuk mengantarkan Zea pulang.

"Sorry lain kali gue bakalan bilang kalau gue punya janji sama Shena lagi"

"CK!" Zea berdecak kesal " iya deh kalau gitu gue pulang duluan"

"Jangan pergi dulu tunggu Nando jemput Lo. Lo pulang sama dia"

Zea menggeleng cepat. Dia tau kalau Nando sahabat Fero itu sudah memiliki pacar. Ia tak ingin nantinya malah bermasalah sama pacar Nando.

"Jangan nolak Ze. Gue gak tenang kalau Lo pulang sendirian" cegah Fero , ia memegang lengan gadis itu biar tidak kabur.

"Gak mau! Gue pulang sendiri aja. Lagian ini masih terang-benderang gini gak mungkin lah gue nyasar" Zea menolak lagi karena dia benar-benar tak ingin bermasalah dengan pacar Nando

"Bukan masalah terang-benderang nya Ze...!"

"Trus?" potong Zea cepat.

"Udah gue bilang, gue gak tenang kalau Lo pulang sendirian "

Zea menghela napas kesal lalu ia membalas ucapan Fero "Gue lebih gak tenang karena Nando itu punya pacar! Lho mau gue dituduh perebut pacar orang? Najis gak sudi gue!"

"Ya ampun Ze, gak mungkin lah pacar Nando marah. Orang gue tadi suruh dia datang bareng pacarnya"

"Maksud Lo, gue boti bareng sama Nando dan pacarnya gitu? Gila Lo, Fer!"

"Tuk!"

Fero menyentil kening Zea, lalu bicara. "Siapa bilang Lo boti sama Nando dan pacarnya? Ngaco!"

Zea cemberut mengusap keningnya yang disentil Fero, dia bingung apa maksud Fero ini . "Maksud Lo apa, Fer?".

"Lo naik taksi trus nanti Nando sama pacarnya ngikutin Lo dari belakang"

Astaga rasanya Zea ingin mencekik leher Fero saat itu juga. Kalau gitu ceritanya sama aja dia pulang sendiri. Apalagi jam 5 sore seperti ini pasti macet banget. Bisa aja motor Nando dan taksi Zea terpisah jauh karena macet. Itu sama aja Zea pulang sendiri kan? Lebih baik pulang sendiri daripada menyusahkan Nando dan pacarnya.

"Gue gak terima protes Lo Ze, noh si Nando sudah datang"

Zea menoleh malas pada Nando yang kini melambaikan tangan ke arahnya

"Hai, jadi kan gue sama pacar gue ngintilin Lo Ze?" tanya Nando seraya naikkan visor helm dan memperlihatkan wajah tengilnya

Bukannya menjawab Zea malah meninggalkan tiga orang itu. Gadis itu kesal karena Fero seenaknya saja meninggalkannya di sekolah dan meminta Nando mengantarkan pulang dengan dalih tidak tenang kalau Zea pulang sendirian. Seharusnya Fero bilang sebelumnya biar dia pulang bareng Rini atau minta jemput saja, jadi dia tidak perlu diintilin Nando seperti ini. Salah Zea juga kenapa tadi pagi tidak membawa motornya juga dan memilih nebeng Fero. Memang sahabatnya itu selalu membuat Zea naik darah

Wajar saja kalau Fero terlalu over protektif pada Zea, dia menganggap Zea adalah sahabat sehidup semati nya. Jika Zea sakit Fero akan merasakan sakit juga

*****

Udah sampai rumah belum, Ze?

Ada sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Zea, tapi gadis itu tak ada niat untuk membalasnya. Ia kini tengah asik bermain dengan Mio kucing kesayangannya

Ponsel Zea kembali bergetar kini ada dua buah pesan masuk di ponselnya secara bersamaan.

"Zea Lo sudah sampai rumah kan? Tadi Nando bilang Lo udah nyampe, kenapa Lo gak bales pesan gue?"

"Ze, Lo sudah tidur apa lagi main sama Mio?"

Gadis yang belum mengganti seragamnya itu mendengus kesal lalu menaruh ponselnya di bawah bantal sofa. Setelah itu pun ia kembali main bersama Mio.

Jujur saja Zea menyukai Fero sebagai seorang gadis yang kehidupan sehari-harinya diisi dengan Fero. Tentu saja Zea jatuh cinta sama pemuda itu. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Fero disisinya. Jadi setiap Fero punya pacar Zea selalu menguatkan dirinya. Tapi sebenarnya Zea tidak bisa.

Di depan Fero dia biasa-biasa saja. Tapi, di belakang Fero ia uring-uringan tidak jelas.

Contohnya seperti sekarang ini dia mogok membalas pesan Fero.

"Kamu kenapa, Ze?"

Zea terkejut dan menoleh ke arah sumber suara "Bikin kaget aja!"

Dia Andi Abang Zea yang terpaut usia 5 tahun.

Lha, seharusnya Abang yang kaget. Lho ngomong sendiri kaya orang gila sama Mio

"Kaya gak pernah liat aku ngomong sama Mio aja" protes Zea karena dikatain gila karena ngomong sama Mio

Pria itu terkekeh dan duduk di samping Zea "Kenapa lagi?"

"Dih, apaan sih kepo banget jadi orang "

"Kepo-kepo gini Lo sering curhat sama Abang" sahut Andi sambil mengacak pucuk kepala Zea

" Ikh, bang Andi ini apaan jadi rusak ni rambut aku"

Andi tau kalau saat ini Zea resah, gelisah, gundah, gulana.

"Sisirin!" perintah Zea.

Bukan menolak Andi malah berdiri mengambil sisir. Ia tau Zea itu paling tidak bisa jika rambutnya berantakan. Kalau Andi bilang Zea itu brand ambasador nya sampo. Makanya paling anti kalau rambutnya kusut atau berantakan sedikit saja.

"Jangan menutupi sesuatu dari Abang Ze, Abang tu hafal banget sama kamu"

"Pasti gara-gara Fero lagi" celetuk Andi tiba-tiba

"Dih, Sok tau!" protes Zea

"Alah sudahlah, jangan ada dusta di antara kita, cukup Papi aja yang suka ngedustai Mami, katanya ngurusin kerjaan taunya main Mobile legend"

Zea tergelak, dia jadi ingat kejadian Minggu lalu saat Papi dan Maminya cekcok gara-gara game mobile legend

"Memang meresahkan game satu itu. Kalau Zea menyebutnya game tanpa jeda. Yang main game itu tidak bisa diajak bicara karena fokus dengan game nya. semua gara-gara Bang Andi "

"Kok Abang?"

"Abang lupa kalau Abang yang ngajarin Papi main game sialan itu?"

Setelah itu Zea langsung pergi meninggalkan Andi sendirian di sana

"Asem banget gue ditinggal" ucap Andi setelah Zea sudah tidak lagi berada di sampingnya

Pria itu berniat pergi ke kamarnya tapi suara ponsel mengurungkan niatnya

"Hp siapa?" tanya Andi tangannya mengangkat satu persatu bantal sofa dan menemukan hp Zea di bawah salah satu bantal sofa itu

"Fero?" oh ini hpnya Zea

"Hallo Fer!" Fero yang dari seberang sana terkejut mendengar suara Andi

"Bang Andi?"

"Iya, ini hpnya Zea tertinggal di sofa. Kenapa, Fer?"

"Gak apa-apa bang tadi aku cuma mau nanya sesuatu ke Zea,"

"Oooo ya sudah" Andi langsung mematikan sambungan telponnya.

*****

Keesokan harinya Fero datang lebih awal kerumah Zea, katanya sih mau menjemput Zea. Tapi, lebih tepatnya Fero khawatir karena Zea sama sekali tidak membalas pesannya

"Ze!" panggil Fero sambil melambaikan tangannya ke arah Zea yang sedang menuruni anak tangga.

Zea membalas lambaian tangan Fero, gadis itu bersikap biasa saja.

"Tadi malam gue nelpon Lo tapi gak Lo angkat"

"gue gak pegang hp, ngapain Lo ke sini?"

"Gue mau jemput Lo lah, ngapain gue kesini?"

Zea menggeleng pertanda dia menolak ajakan Fero. Setelah Zea pikir-pikir memang dia harus mengikhlaskan Fero pacaran lagi.

"Gue mau bawa motor sendiri, dah janji mau jemput Rini" Zea naik diatas motor gedenya dan mulai menghidupkan mesin motornya

"Ze, gue udah bela-belain gak jemput Shena biar bisa berangkat bareng lo!"

"Siapa suruh Lo jemput gue, seharusnya Lo tu jemput pacar Lo bukan gue!"

"Gue belum pacaran sama Shena, Ze"

"Mau Lo udah pacaran atau belum gue gak peduli, gue cabut dulu"

Fero menghela napas kesal. Dia rela membatalkan janji sama Shena demi menjemput Zea. Tapi, malah Zea pergi meninggalkannya

"Sahabat apaan Lo Ze?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!