NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Keluarga / Menjadi Pengusaha
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: FlowerNing

Uang, Rumah, Mobil, tiga benda itu tidak pernah dimiliki oleh Gaffi. Besar di jalanan tanpa perlindungan dan pengasuhan orang tua, Gaffi yang ditinggalkan di jalanan harus bertahan hidup dengan cara mengemis.

Melihat kehidupan orang-orang beruntung yang lewat, Gaffi duduk di pinggir trotoar. Suaranya pelan, mengiba agar ada yang memberinya uang recehan untuk makan hari ini.

Jika takdir hidupku begitu buruk..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FlowerNing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Upgrade Kualitas Hidup

Penjual tas belum menyerah. "Kenapa tidak yang ini saja? Model ini banyak yang suka."

Melihat tas merah terang dengan karakter manusia bertopeng yang mirip lalat, Gaffi bersikukuh dengan keputusan yang sama. "Yang itu."

"Oalah tidak suka Donal bebek? Ini yang paling laris di toko saya." Penjual tas garuk kepala dengan heran. Tumben sekali bertemu anak yang tidak tertarik dengan tokoh kartun terkenal.

Bayu tidak mempermasalahkan pilihan Gaffi. "Ambil yang dipilih anak saya saja pak."

Penjual tas agak lesu. Tas yang dipilih Gaffi tidak semahal tas sekolah karakter. "Masih ada yang lain untuk dibeli?" Tanya penjual tas setelah menurunkan tas hitam dari gantungan.

"Ada perlengkapan sekolah seperti kaos kaki, sabuk dan sebagainya pak?" Tanya Bayu pada penjual.

"Ada, semua ada!"

Menepuk dada saking semangatnya, penjual tas membantu Gaffi memiliki empat kaos kaki putih, satu kaos kaki cokelat dan hitam. Sabuk hitam kulit tidak ketinggalan. Kemudian ada juga perlengkapan belajar seperti tempat pensil dan perintilannya. Dua pak buku tulis dan masih banyak lainnya.

Mengeluarkan kalkulator dari meja kasir, penjual tas terus memasang senyum profesional. "Total di Rp 8.450 mas."

Bayu merogoh dompet dari saku celana. Mengeluarkan pecahan uang senilai 10.000. Menerima kembalian Bayu membawa dua kantong plastik hitam pada satu tangan dan tangan lainnya menggandeng tangan Gaffi agar tidak terpisah.

"Kapan Gaffi sekolahnya?"

Bayu mengeratkan pegangan. "Kalau Senin depan bagaimana?"

Gaffi menghitung hari, Tersisa empat hari sampai Senin nanti. "Oke." Katanya setuju dengan mudah.

Selain belanja kebutuhan sekolah, Bayu juga mampir belanja kebutuhan rumah. Beras masih ada tapi lauk pauk tidak bisa disimpan lama menyebabkan dirinya harus belanja hampir setiap hari. Melirik toko elektronik, terpampang harga kulkas yang tengah diskon. Rumahnya belum teraliri listrik. Bayu melihat waktu pada jam tangan, sepertinya masih bisa mengurus di kantor PLN.

***

Turun dari becak sewaan langganan, Bayu menitipkan semua barang belanjaan kemudian dengan percaya diri masuk ke kantor PLN. Petugas yang menjaga loket adalah pemuda yang sibuk mengetik pada mesin ketik.

"Permisi." Bayu mengetuk meja loket untuk menarik perhatian petugas loket.

"Oh iya pak, ada yang bisa saya bantu?"

Gaffi yang diminta duduk pada sofa kulit tidak jauh dari meja loket melihat keseluruhan kantor PLN. Rupanya pekerjaan Bayu kemarin menghasilkan banyak uang. Dilihat dari bagaimana pria itu menghabiskan uang tanpa berkedip, sebuah pikiran aneh muncul dalam benak Gaffi.

Pikiran itu merupakan ambisi.

Semenjak dirinya di asuh oleh Bayu. Semua kebutuhannya selalu terpenuhi, bisa dikatakan ini beribu-ribu kali lipat lebih baik daripada kehidupan sebelumnya. Hal-hal baik yang diberikan Bayu semua bersumber dari uang. Uang..

Gaffi ingin menghasilkan banyak uang. Ahhh! Bukankah dirinya pernah iri pada orang-orang yang mempunyai rumah, kendaraan dan kehidupan mewah?! Menyentuh kepala kecilnya. Gaffi mulai was-was. Apakah otaknya menyusut menyesuaikan usia?!

Mengapa baru terbangun sekarang untuk menghasilkan uang?!!!

Bayu yang tidak tahu isi pikiran Gaffi membayar separuh biaya pemasangan listrik. Karena pemerintah sedang melakukan proyek agar seluruh masyarakat dapat menerima listrik, biaya yang dikenakan untuk mempekerjakan petugas adalah gratis, sedangkan biaya yang dibebankan hanya untuk alat meteran yang akan di pasang di rumah. Tidak mahal sama sekali.

Menulis nama lengkap lalu membubuhkan tanda tangan di atas materai 3000, Bayu diinfokan bahwa pemasangan listrik akan dikerjakan besok pagi.

Keluar dari kantor PLN, tukang becak yang berteduh di warung sebari ngopi buru-buru membayar lalu kembali bekerja. Sesampainya di rumah, tukang becak membantu menurunkan belanjaan dan menerima upah. Melihat nominalnya di lebihkan, senyum tukang becak merekah.

"Makasih banyak yo mas."

***

Guntur dan warga desa yang tidak sibuk berkumpul di depan rumah Bayu. Mereka semua penasaran karena melihat dua mobil petugas PLN terparkir di depan rumah Bayu.

"Ada apa sih ini?" Tanya salah satu warga yang datang terlambat.

"Telat kamu. Itu loh, rumah Bayu katanya mau di aliri listrik."

"Walah, tidak takut dia?! Listrik bukannya bahaya ya?"

Seorang anak gadis yang ikut bersama ibunya berdecak. "Lebih bahaya pakai lampu minyak Mbah."

Si Mbah yang mendapat tanggapan mendekat pada anak gadis tersebut. "Kalau bahaya kok nenek moyang kita hanya menemukan lampu minyak dan bukan listrik?"

Ibu dari sang anak gadis menarik tangan putrinya untuk tidak melanjutkan. Beberapa orang tua di desa sangat keras kepala dan tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Itulah mengapa desa mereka masih menjadi salah satu desa yang tidak dialiri listrik karena hampir semua warga menolah ketika penyuluhan PLN datang untuk menawarkan.

Bayu yang membuat gebrakan menjadi buah bibir. Si Mbah yang takut listrik dapat menyetrum atau mengeluarkan percikan api jika ada lubang di kabel terus mewanti petugas PLN agar bekerja dengan teliti. Petugas PLN terbiasa bertemu dengan orang seperti si Mbah. Mereka tetap bekerja secara profesional dan tanpa banyak bicara mulai memasang kabel pada tiang listrik untuk kemudian diarahkan ke rumah Bayu.

Guntur yang mengira tiang hitam di samping rumahnya adalah batang pohon keras yang lama sudah mati seperti orang bodoh. Jadi selama ini bukan pohon mati? Tapi tiang listrik?!

Selama tiga jam pemasangan, warga bolak balik datang dan pergi untuk melihat. Sesekali warga desa membicarakan Bayu yang terlalu buang-buang uang. Padahal lampu minyak murah dan mudah dibawa kemana-mana daripada lampu listrik yang hanya bisa terpasang di satu ruangan tanpa dapat dipindahkan.

Bayu sebagai tuan rumah mengeluarkan meja kecil untuk menaruh termos air. Menawarkan pada petugas PLN untuk minum jika haus dan pura-pura buta pada warga desa yang berkumpul di depan pagar rumahnya.

Gaffi yang sama terkejutnya dengan Guntur menatap tiang hitam dari teras rumah. Dari situ listrik dialirkan? Sedikit merusak pemandangan, pantas saja orang-orang di masa depan akan menaruh kabel di bawah tanah.

Selesai memasang kabel dan meteran listrik, petugas PLN juga membantu memasang beberapa tombol lampu dan stop kontak listrik. Bayu yang memintanya dan menjanjikan pembayaran jasa.

Stop kontak di pasang di dapur, ruang tamu, dan juga kamar tidur. Bayu berencana membeli kulkas, kipas angin dan tv tabung. Walau biaya listrik lumayan menghabiskan uang, toh ini juga demi kenyamanan hidup.

Membayar biaya jasa senilai lima belas ribu yang bisa dianggap pengeluaran besar, Bayu yang tanpa beban mulai memeriksa lampu di ruang tamu yang baru terpasang. Karena di luar masih siang, Bayu sengaja menutup jendela dan pintu. menekan tombol lampu, cahaya yang lebih terang dari lampu minyak menerangi seluruh ruang tamu.

"Sama seperti rumah kita yang dulu bukan?"

Gaffi mendekat, memeluk kaki Bayu dengan manja. "Sama!!"

1
deria
yo gaffi suka yang polos🤭🤭🤭 yang meriah banyak gambar terlalu menyakitkan mata kalo liatnya🤣🤣🤣
deria
lanjutkan thor . apalagi latar ceritanya tahun 85👍👍👍👍
deria: oke thor
FlowerNing: sudah di up ya satu bab baru. dibaca yawww
total 2 replies
deria
weleh sibuk ya thor ampek belum up juga
FlowerNing: Sibuk kerja hiks
total 1 replies
deria
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memanfaatkan anak tapi boleh juga asal jangan sering2😂😂😂😂
FlowerNing: gak sering-sering kok
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Andira Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!