Kisah ini merupakan kisah mengenai seorang gadis yang terpaksa bekerja demi menghidupi dirinya sendiri karena ditinggal mati oleh orang tuanya, dan tanpa disangka dia malah masuk kedalam buku novel yang sering dibacanya yang pernah diberikan oleh orang asing dan menjadi tokoh antagonis yang ada di novel tersebut.
Didalam novel, sang antagonis berakhir tragis karena mengganggu percintaan sang pemeran utama wanita dan juga pemeran utama pria. Demi menghindari hal mengerikan itu gadis itu terpaksa mengubah ceritanya dan apakah jika novel itu berubah, sang pangeran akan jatuh cinta dengan tokoh antagonisnya? dan bagaimanakah gadis itu akan merubah takdirnya.
penasaran dengan ceritanya? ayo baca dan juga subscribe agar ngak ketinggalan update terbaru yang menarik dari setiap cerita.
GES BANTU LIKE SAMA KOMEN YA, ITU SEMUA SALAH SATU PENYEMANGAT AUTHOR, KLW ADA YG KASIH GIVE AUTHOR JADI LEBIH SENANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon H mukty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 16
TERJEBAK BERSAMA
Ketika sedang menyusuri perpustakaan untuk mencari buku yang hendak dipinjamnya, Misha melihat salah satu buku polos dari salah satu rak yang menempel didinding dan mencoba untuk mengambilnya.
“apa yang sedang dilakukan wanita ini di dekat sini , dia tidak bakal tahu kan cara untuk membuka pintu rahasianya” pikir pangeran Aidan yang sebelumnya melihat Misha berjalan menuju rak buku yang menempel didinding dan di belakang rak buku tersebut adalah tempat rahasia pangeran Aidan.
Buku polos yang ingin diambil Misha itu terasa sangat berat saat ia menariknya seolah buku tersebut menempel pada raknya, Misha pun mencoba menariknya lebih keras lalu ketika buku itu mulai tergerak tiba-tiba rak buku tersebut bergeser ke samping dan terlihat semacam ruangan namun yang lebih mengejutkannya lagi adalah Misha yang melihat pangeran Aidan yang berada di sana.
“sial, bagaimana bisa dia tahu mekanisme membuka ruang rahasia ini” pikir pangeran Aidan yang telah ketahuan, Misha benar-benar tidak menyangka akan bertemu pangeran Aidan dengan cara seperti ini padahal dia sebisa mungkin mencoba untuk tidak bertemu dengannya dan itu alasannya dia menghabiskan waktu jam kosongnya di perpustakaan tapi siapa yang menyangka bahwa nasib membuat mereka bertemu dengan cara ini.
“kenapa bisa rak buku tersebut bisa tergeser lalu kenapa bisa muncul orang aneh pangeran Aidan sang pemeran utama novel bisa ada dibaliknya?” pikir Misha dengan penuh terkejut.
Pada saat mata mereka berdua saling bertatapan dengan penuh kebingungan lalu tiba-tiba terdengar suara obrolan dan langkah kaki para murid lain yang sedang berjalan menuju tempat mereka berdua berada, ”apa yang kau lakukan dibalik rak bu...” kata Misha yang lalu ditarik masuk oleh pangeran Aidan ke dalam ruang rahasianya saat mendengar ada orang lain yang berjalan menuju arahnya.
Rak buku itu bergeser kembali dan menutup ruang rahasia tersebut “hei kenapa kau membawaku masuk kema...” teriak Misha yang lalu mulutnya ditutup oleh tangan pangeran Aidan supaya tidak berisik “shutt... diam lah” bisik pangeran Aidan.
Ketika Misha hanya dapat terdiam, para murid yang tadi sedang berjalan menuju arah mereka kini berada tepat di hadapan pangeran Aidan dan Misha atau lebih tepatnya para murid itu sedang berada di depan rak buku yang merupakan pintu masuk ruang rahasia.
Karena ruang rahasia tersebut tidak begitu besar hingga membuat tubuh mereka berdua berdekatan, “sungguh sial sekali sih, padahal aku berniat untuk tidak menemui orang ini tapi kenapa takdir malah membuat kita bertemu dan terjebak di tempat yang sempit seperti ini” pikir Misha.
Para murid-murid itu masih berada di depan ruangan rahasia tersebut sambil berbincang bincang, sementara Misha dan Aidan yang masih terperangkap di sana dan merasa sangat khawatir jika para murid tersebut tidak sengaja membuka jalan menuju tempat ruang rahasia mereka berada seperti yang dilakukan oleh Misha sebelumnya.
Saat para murid itu telah pergi dan meninggalkan perpustakaan, Aidan lalu meraih tuas yang ada dipojok ruangan dan lalu menariknya hingga akhirnya ruangan tersebut terbuka, Misha lalu segera keluar terlebih dahulu saat ruangan itu mulai terbuka dan menghela nafas lega.
“fyuh... syukurlah, itu tadi hampir saja membuatku menjadi trending pembicaraan lagi di akademi “ pikir misha dengan menghela nafas lega.
Pangeran Aidan juga kemudian segera keluar dari ruangan tersebut dan menutup kembali ruangannya, suasana di antara mereka berdua kini menjadi canggung. Dalam kesunyian itu, pangeran Aidan lalu mulai berbicara pada Misha “bagaimana kau bisa tahu cara membuka ruangan rahasiaku tadi?” tanya pangeran Aidan dengan datar.
“ ya mana saya tahu, saya hanya hendak mengambil buku saja tetapi rak bukunya malah tiba-tiba bergeser” jawab Misha.
“jujur saja padaku saat ini, kau pasti sudah tahu kan jika aku sedang berada di sini dan makanya kau terus berada di perpustakaan hingga aku keluar dari tempat persembunyianku” kata pangeran Aidan yang terlihat kesal.
“tuduhan macam apa itu, saya dari tadi berada di perpustakaan untuk membaca dan tidak ada maksud lain lalu mana saya tahu Anda ada di perpustakaan. Jika saya tahu mana mungkin saya mau kemari dan bertemu dengan Anda” teriak Misha.
Pangeran Aidan tampak terkejut dengan perilaku Misha saat ini dan tidak terlihat seperti biasanya, biasanya saat Misha bertemu dengannya maka Misha akan terus mengatakan kalau dia menyukainya dan terus menempel padanya namun sekarang berbeda. Apalagi pakaian yang dikenakan oleh Misha terlihat sangat berbeda padahal saat pergi ke akademi, Misha selalu mengenakan pakaian mewah demi menarik perhatian pangeran Aidan walaupun sebenarnya itu tidak ada gunanya sama sekali.
“katanya dia dikabarkan hilang ingatan, dan apa mungkin itu benar? Jika melihat perilakunya sekarang sih sepertinya benar tapi aku masih belum yakin” pikir pangeran Aidan.
“kenapa malah diam sekarang , mau menuduhku apalagi ha? Dasar menyebalkan” kata Misha dengan kesal.
“kau tahu siapa namaku?” tanya pangeran Aidan.
“apa? ya tentu saja tahu lah. Orang mana yang tidak kenal dengan pangeran dari kekaisaran ini” jawab misha.
“kudengar kau hilang ingatan, tapi sepertinya kau tidak lupa denganku rupanya ya” ucap pangeran Aidan.
“astaga aku lupa kalau berita tentang aku yang kehilangan ingatan telah menyebar luas, kenapa harus keceplosan sih” pikir Misha.
Misha kini dibuat semakin kebingungan terhadap perkataan yang telah dilontarkan oleh pangeran Aidan dan sekarang Misha harus mencari alasan untuk meyakinkan kalau dirinya benar-benar hilang ingatan pada pangeran Aidan, Misha lalu melirik ke arah lain saat pangeran Aidan terus menatap matanya dengan tajam lalu akhirnya Misha terpikirkan sesuatu untuk dikatakan.
“ah.. soal itu, saat hilang ingatanku hilang aku mencoba mencari tahu sesuatu untuk mengembalikan sesuatu seperti bertemu dengan banyak orang mungkin aku kenal dan lalu melihat beberapa gambar-gambar orang penting yang ada di kekaisaran ini” ucap Misha.
Mendengar penjelasan tersebut masih belum membuat pangeran Aidan percaya sepenuhnya, dirinya masih berpikir kalau ini hanyalah rencana Yang telah dibuat oleh Misha demi dapat menarik perhatiannya. “memangnya ada hubungan apa antara aku dengan Anda, pangeran Aidan?” tanya Misha.
Dengan cepat pangeran Aidan langsung mengatakan menggelengkan kepalanya “tidak, tidak ada hubungan apa pun di antara kita” ucap pangeran Aidan lalu pergi dan meninggalkan perpustakaan.
Ketika pangeran Aidan sudah pergi dari perpustakaan, dia lalu bertemu adiknya yang sedang berjalan menuju arahnya. “kau dari mana saja tadi? Aku dari tadi berkeliling mencari mu karena Ethan bilang bahwa kau tidak masuk ke kelas” tanya Julian, pangeran Aidan lalu mengusap kepalanya dengan ekspresi tidak nyaman tentang apa yang telah dialaminya tadi “hei jawab aku, kau dari mana saja tadi?” Tanya Julian sekali lagi.
“bukan apa-apa, kau tidak perlu tahu dari mana dan apa yang telah terjadi padaku” jawab pangeran Aidan yang lalu kembali berjalan pergi.
Pangeran Julian terlihat bingung dan penasaran tentang apa yang telah dialami oleh kakaknya itu hingga membuat suasana hatinya terlihat tidak begitu baik.