AKU BUKAN PELAKOR

Setelah sekian lama menunggu di depan ruang UGD. Dokter dan seorang perawat pun keluar dari ruangan itu dan menghampiri mereka bertiga.

"Dok bagai mana keadaan adik saya dia gak papa kan?"tanya Nabila.

"tidak perlu ada yang di kawatir kan, pasien hanya mengalami luka ringan di kepala nya dan bisa kami atasi,"jelas Dokter.

"Alhamdulilah syukur lah, terima kasih banya dok."

mengaguk. "kalau begitu saya permisi dulu bu pak,"

"iya sekali lagi terimakasih dok."

Setelah Dokter itu pergi Nabila langsung masuk ke ruangan UGD, karena ia ingin segera melihat kondisi adik sepupu nya.

Sedang kan Aldo masih terdiam di luar, karena ia masih sangat kesal tentang apa yang sudah di perbuat istri pertama nya itu.

"Kamu sudah melampaui batas mu Monika, jadi jangan salah kan aku jika aku berbuat nekat,"geram Aldo.

skip.

Tak terasa hari sudah pagi.

Monika baru saja bangun dari tidur nya. Lalu ia melihat Nabila yang masih ter tidur di sofa yang tak jauh dari ranjang nya.

"kenapa dia masih di sini, kenala gak langsung pulang aja?"

"dan kemana Suami ku, kenapa dia gak ada disini buat jaga aku,"lanjut Monika.

Ia sibuk dengan fikiran nya sediri.

tak lama kemudian Nabila terbangun dari tidur nya, dan melihat jika adik nya sudah bangun membuat ia bangkit dan segera menghampiri.

"Moni kamu udah bangun dek, apa ada yang masih sakit? biar aku panggil dokter dulu ya."

"tunggu, kenapa kamu masih ada di sini? Trus di mana suami ku,"tanya Monika.

"pas subuh tadi dia izin keluar kata nya ada urusan yang harus dia selesai kan,"jelas nya.

dan tak lama kemudian seorang perawat datang, membawakan dengan membawa sebuah nampan yang berisi sarapan untuk pasien nya.

"permisi ini sarapan untuk pasien, dan saya ingin memberi tau kan kalau 1 jam lagi dokter akan datang memeriksa keada an pasien,"jelas perawat.

Menganguk. "terimakasih sus,"ucap Nabila.

Sang perawat pun langsung pergi dari ruangan tersebut, tak lupa ia menutup pintu kembali.

"ya udah kalau gitu kamu makan dulu ya, apa mau aku suapin?"

"gak perlu aku bisa sendiri,"jawab ketus nya.

Monika pun memakan sarapan nya sendiri, sampai habis tak tersisa mungkin efek laper kali ya.

 Setelah itu sesuai yang di kata kan perawat tadi Dokter pun datang untuk memeriksa ke adaan Monika.

Singkat cerita.

30 menit sudah berlalu, tak lama kemudian suara pintu terbuka. Dan memperlihat kan jika itu ada lah Aldo yang datang.

Dengan tersenyum Monika terus menatap suami nya itu dan bertanya?

"mas kamu dari mana aja si kenapa baru datang?"tanya Monika.

Sedang kan yang di tanya tak menjawab.

atau ia meng acuh kan nya.

malah ia langsung menghampiri Nabila, yang sedang terduduk di Sofa.

"Sayang bagai mana tangan kamu apa masih sakit?"

"udah agak mendingan Do gak sesakit seperti tadi malam."

Melihat adegan itu, membuat Monika merasa geram Ingin marah. Dan bukan Monika nama nya kalau tidak memancing masalah.

"Mas kamu kenapa cuekin aku, yang di rawat kan aku kenapa kamu lebih perhatian dengan nya."

"lagi pula kamu dari mana si kenapa baru datang?"

Yang di ajak bicara akhir nya menengok menghadap Monika. Lalu ia segera menghampiri nya. Dan membuat Monika tersenyum karena ka kira Aldo akan menghawatir kan nya.

"kamu mau tau tadi aku dari mana?" tanya Aldo dan di beri anggukan sebagai jawaban.

"tadi aku dari ngurusin surat cerai ku sama......,"ucap nya terpotong.

"apa surat cerai, akhir nya kamu mau juga mencerai kan Pelakor itu, terimaksih mas kamu mau menuruti apa mau ku,"ucap nya dengan senyuman.

Menggeleng. "bukan untuk nya tapi aku mengurus surat cerai untuk aku dan kamu."

Duarrrrrrr

Jantung monika berdetak sangat cepat, begitu pun Nabila yang mendengar itu membuat ia kaget bukan main.

Ia tidak menyangka jika Aldo akan berbuat seperti ini, yang akan mencerai kan Monika. Tampa sepengetauan nya.

"Do apa yang kamu kata kan?"ucap Nabila tegang.

"mas apa yang kamu kata kan, seharus nya bukan aku mas. Seharus nya yang kamu cerai kan wanita pelakor itu bukan aku."

"dia bukan Pelakor Monika dia istri ku istri yang ku cintai,"tegas Aldo.

"dan kamu-kamu sudah melampaui batas mu kesabaran ku sudah habis untuk menerima sikap mu."

"tapi mas A-aku......,"ucap nya terpotong.

"MONIKA ANJANI. Mulai hari ini juga aku TALAK kamu dan kamu bukan istri ku lagi."

Mendengar kata TALAK yang di ucap kan Aldo, membuat Tubuh nya melemas tak berdaya. Ia terus menggeleng-geleng kan kepala nya tidak menyangka hal ini akan terjadi.

"gak-gak mungkin ini pasti salah ini pasti mimpi,"ucap nya tak percaya.

Nabila hanya diam saja, tak ada sepatah kata pun yang di ucap kan. Dia pun bingung mau bicara apa.

"ayo sayang kita pulang,"ajak Aldo.

"tapi Do, bagai mana Monika?"

"jangan perdulikan dia, karena dia sendiri tidak perduli dengan kamu."

Nabila pun mengikuti langkah kaki suami nya untuk keluar dari ruangan itu. Namun baru sampai de depan pintu Aldo menghentikan langkah nya, dan menatap Monika kembali.

"oya satu lagi, kamu gak perlu memikir kan biaya rumah sakit. Karena semua nya sudah aku tangani,"ucap nya lalu keluar menutup pintu kembali.

Sepanjang perjalan an hanya keheningan yang ada, tidak ada obrolan atau yang lain nya. Kedua hanya hanya terdiam.

Skip.

Sampai malam hari pun tiba, Aldo baru masuk ke dalam kamar. Dengan membawa nampan berisi makanan, ia sengaja membawa nya karena sedari siang Nabila belum memakan apa pun.

Sesampai nya dari perjalanan Nabila hanya mengurung diri di kamar.

"sayang ini aku bawa kan makan malam buat kamu, kamu makan ya dari siang tadi kamu belum makan."

"aku gak laper Do."

"gak laper gimana, dari siang tadi kamu belum makan lo kalau kamu sakit gimana."

"aku bilang aku gak laper Aldo,"kesal nya.

Mendengar kekesalan sang istri membuat Aldo mengerti, tentang apa yang sedang di fikir kan Nabila dan berusaha untuk menjelaskan nya.

"ok aku paham kalau kamu lagi kesal tapi aku lakuin itu karena dia sudah melebihi batas nya."

"tapi tidak harus mencerai kan nya juga kan Do,"ucap Nabila.

"itu sama aja kamu buat adik aku, semakin benci sama aku,"lanjut nya.

"ia aku tau aku paham apa yang kamu rasa kan, tapi kesabaran ku juga ada batas nya Nabila."