EZELLA KESAYANGAN SAGARA

"ka kamu tahu dari mana???" tanya sagara dengan gugup, dia tidak pernah menyangka Ezella akan tahu lebih dulu soal ini sementara dia baru tadi pagi.

"itu enggak penting, tapi satu hal yang mau saya bilangin pada anda, jangan membuatnya mati lebih dulu karena nanti saya yang akan menghabisi nyawanya!!" ujar Ezella dengan enteng, sudah masuk dalam listnya bahwa Elena harus mati di tangannya.

"tapi kenapa?? bukankan dia kakakmu?" tanya Sagara heran sendiri, dia cukup tahu bahwa Ezella juga menyayangi kakaknya.

"hahhah kakak ya, iya dia emang kakakku, tapi sepupu" jawab Ezella dengan tawa sumbangnya.Sagara menatap lekat wajah Ezella yang terlihat memancarkan seringai iblis.

"kok sepupu??" Sagara yang penasaran terus menggali informasi, dari cara Ezella berkata bisa Sagara sadari bahwa dia kehilangan informasi yang cukup banyak.

"dia memang sepupu saya, kalian aja yang ketipu sama dia,, eh bukan hanya kalian tapi saya juga awalnya ketipu dengan rubah licik itu" Ezella kembali mengingat wajah Elena, setelahnya dia memikirkan nasib Alana sekarang.

"dia bukan kak Alana.."lirih Ezella, tapi berhasil membuat Sagara syok berkali lipat, entah kenapa pagi ini dia selalu mendapati kejutan tak terduga mengenai tipuan Alana, ralat maksudnya tipuan dari wanita yang mengaku Alana.

"kalau bukan Alana terus siapa dia?? dan kenapa wajahnya sangat mirip lalu kenapa dia tinggal di rumah orangtua mu dulunya dan__" berentet pertanyaan yang keluar dari mulut Sagara terpaksa berhenti kala Ezella menatapnya datar dan dingin. Sagara bungkam, rasa ingin tahunya terpaksa kembali di pendam.

"bisa tidak pelankan sedikit suaramu itu!!" geram gadis itu dengan mata masih menatap tajam, Ezella sampai lupa memanggil dengan sebutan Anda lagi tapi mendengarnya membuat Sagara tersenyum tipis.

"hmm baiklah, Ella kamu bisa menjelaskannya padaku?" tanya Sagara memelankan suaranya, melihat itu Giselle yang sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya melipat bibirnya menahan senyum. tidak pernah menyangka bahwa pria yang terlihat menakutkan jika di luaran sana kini bungkam seperti anak kucing di depan Ezella, ini suatu yang ajaib.

"kau bukan orang bodoh juga banyak anak buah yang bisa kau gunakan untuk mencari tahu kan?? jangan tanya hal itu padaku!!"Lagi, Ezella mengeluarkan kalimat yang tidak tersaring, Sagara hanya mengangguk tidak ingin membuat Ezella emosi pagi pagi.

"kak berhenti dulu, tangan cassie bergerak, cepat panggilkan dokter!!" pekik Giselle membuat kedua orang itu secara bersamaan menghampiri putri mereka. Sagara tidak lupa memencet tombol darurat yang berfungsi memanggil dokter, terlihat Cassie bergerak dalam tidurnya.

.

tidak menunggu beberapa lama beberapa dokter dan suster berjalan cepat menuju ruangan Cassie, tidak ketinggalan dengan dokter Elio yang berjalan menyusul mereka.

sampai di dalam ruangan dokter dan suster menunduk lebih dulu memberi hormat pada tuan mereka, setelah itu mereka memeriksa kondisi Cassie, sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan, gadis kecil itu sembuh dengan cepat,tinggal opname beberapa hari kedepan sampai beberapa luka di tubuhnya akibat kecelakaan itu sembuh total.

"kondisi nona kecil sudah stabil tuan, untuk beberapa hari ke depan biarkan dia rawat inap disini untuk memulihkan luka di beberapa bagian tubuhnya" ujar dokter membuat Sagara dan Ezella menghela nafas lega.

"Saga, kau tidak ke kantor?" tanya dokter Elio yang sedari tadi menatap Sagara dengan heran, pasalnya selama ini pria itu sangat gila kerja.

"kau tidak lihat aku disini? lagi pula jika aku ke kantor pagi ini maka aku tidak akan tahu bahwa putriku telah sadar, aku tidak kerja pun masih bisa menghidupimu dan uangku masih banyak!" jawab Sagara panjang lebar persis ibu ibu kompleks padahal Elio hanya bertanya.

sensi amat lo pagi ini,lagian biasanya juga kau gila kerja kan?? bahkan selama ini sering kali pergi subuh pulang larut"

"iya itu du____" kalimat Sagara lagi lagi terpotong oleh deheman Ezella.

"ekhemmm!! kalian kalau mau berdebat jangan disini, menganggu ketenangan orang lain saja, Giselle panggilkan beberapa sekuriti untuk menyeret kedua pria gila itu,,entah mereka pasien dari rumah sakit jiwa mana, kenapa bisa terdampar disini pagi sekali"

ujar Ezella membuat sagara dan dokter Elio sama sama menatapnya dengan tajam tapi Ezella tidak peduli, fokusnya kini pada sang putri yang benar benar udah sadar sepenuhnya bahkan kini menyimak obrolan orang dewasa itu.

"mommy, Cassie haus.."lirih Cassie dengan suara pelan

"iya sayang,mommy ambilkan minumnya dulu ya" Ezella menampilkan senyum terbaiknya, raut wajahnya terlihat sangat lembut dengan tatapan teduh dia arahkan pada putrinya, sangat contras saat dia memandang Sagara dan dokter Elio tadi.

selesai minum Cassie menatap dua pria asing itu, "mommy meleka benalan olang gila?" pertanyaan yang keluar begitu saja dari bibir mungilnya membuat Ezella melipat bibirnya karena tidak mau tertawa lepas.lain halnya dengan Sagara dan Elio yang menampilkan wajah masam mendengar celotehan anak kecil itu.

apa dia benaran keturunan Sagara? batin Elio.

"terbitlah mommy kedua, aku tidak tahu seperti apa hebohnya mereka berdua jika di pertemukan" guman Sagara mengingat kembali wajah mommynya yang saat ini entah sedang apa.

"sayang, kau sudah bangun hmm" Sagara berjalan pelan menghampiri Cassie, raut wajah Cassie berubah seolah mengingat sesuatu.

"aaa dia plia tua itu kan aunty!" ujarnya kala mengingat saat pertama kalinya dia bertemu dengan Sagara di restaurant beberapa bulan lalu.

"telnyata dia memang olang gila,, pantasan waktu itu dia malah malah nggak jelas"

"hahahhahha" lepas sudah tawa Ezella yang sedari tadi dia tahan saat melihat wajah masam Sagara. dia sangat menikmati ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...