NovelToon NovelToon
My Fantasy Came True

My Fantasy Came True

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

aku sangat terkejut saat terbangun dari tidurku, semuanya tampak asing. Ruangan yang besar, kasur yang sangat luas serta perabotan yang mewah terlihat tampak nyata.
aku mengira semua ini adalah mimpi yang selalu aku bayangkan sehingga aku pun tertawa dengan khayalanku yang semakin gila sampai bermimpi sangat indah.
namun setelah beberapa saat aku merasa aneh karena semua itu benar-benar tampak nyata.
aku pun bergegas bangun dari kasur yang luas itu.
"kyaa!!" teriakku sangat kencang saat aku menatap cermin yang besar di kamar itu.
wajah yang tampak asing namun bukan diriku tapi aku sadar bahwa itu adalah aku.
semuanya sangat membingungkan.
aku pun mencubit pipiku dan terasa sakit sehingga aku tahu itu bukanlah mimpi.
"wajah siapa ini? bukankah ini sangat cantik seperti putri kerajaan" gumamku merasa kagum.

apakah semua ini benar nyata atau memang hanya sebuah mimpi indah?

🌸🌸🌸
nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Keesokan harinya Ivander bangun terlebih dahulu daripada diriku.

“Eum..” aku pun terbangun. Aku membuka mataku perlahan dan melihat wajahnya yang tampan itu dekat sekali denganku.

Dia menatapku dan mendekap dengan hangat dan nyaman. Malam itu anehnya aku bisa tertidur dengan nyenyak saat bersama dengannya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku tidur bersama dengan seorang pria. Meski kami tidak melakukan apapun namun di dekatnya saja terasa sangat gugup dan berdebar.

“Selamat pagi istriku” ucapnya setelah itu. Ivander mencium keningku lalu tersenyum dan menatapku.

“Selamat pagi juga suamiku” jawabku sambil tersenyum. Hanya dengan kata-kata yang terdengar hangat membuatku semakin berdebar dan tak bisa lebih lama dalam posisi yang sekarang.

Aku sangat takut mengenai lukanya dan juga lebih takut jika Ivander hanyut akan hasrat yang tertahan begitu lama.

“Suamiku.. bagaimana dengan lukamu?” tanyaku sedikit menjauh. “Sudah lebih baik berkat istriku” jawabnya dengan santai dan senyum cerah. Ivander tidak mau melepaskan pelukannya dan menarik ku kembali agar lebih dekat.

Wajahku bersandar di dadanya dan mendengar detak jantungnya yang berdegup kencang. Tanganku menyentuh dadanya tanpa sengaja. Dadanya sangat kokoh dan berotot. “Sayang, apa kamu senang menyentuhku?” godanya dengan senyum nakal. Ivander sangat senang bisa memelukku.

“Bu, bukan begitu tapi karena posisinya .. hmph! tapi bukan berarti aku tidak suka” jawabku terbata-bata. “Hmm.. sentuh saja sebanyak yang kamu mau sayang, bila perlu aku berikan semua yang ada pada diriku asal kamu senang menyentuhnya” jawabnya tersenyum dengan wajah yang memerah.

Ivander mendekatkan bibirnya tepat di depan bibirku dan hampir menempel tanpa jarak. Aku sangat terkejut namun tidak bisa menghindar darinya. “Sayang, bolehkah aku menciummu?” tanyanya dengan tatapan yang penuh dengan hasrat. Nafasnya terhirup olehku dan membuatku terhanyut olehnya.

Tubuh ini merespon dengan menganggukkan kepalanya padahal aku berusaha menolaknya. Ivander tersenyum dan menempelkan bibirnya dengan perlahan. Aku menutup mataku dengan sendirinya namun jiwaku berontak tak bisa bersuara.

“Mmhh..” Ivander menciumiku semakin intens dan dalam. Untuk pertama kalinya aku merasakan sensasi aneh. “Apa seperti ini rasanya berciuman?” dalam benakku. Tubuh ini terasa semakin aneh setiap kali Ivander menyentuhnya.

“Istriku, terimakasih” ucapnya dengan suara rendah saat melepaskan ciuman itu. Tatapan matanya masih tertuju ke bibirku. Jarak yang masih sangat dekat dan hasrat yang semakin besar membuatnya terlihat haus akan sentuhan yang lebih dari itu.

Aku merasakan tubuh ini semakin memanas dan ingin menciumnya kembali meski jiwaku tidak menginginkannya. Reaksi tubuh ini masih sangat kuat tak bisa di kontrol dengan baik olehku.

Grep!..

Tangan ini meraih wajahnya lalu mendekatkannya dan menciumnya kembali dengan bergairah. “Oh, Tuhan.. apa yang sudah aku lakukan? Kenapa tubuh ini tidak bisa mengikuti keinginanku?” dalam benakku berteriak.

Ivander bahkan terkejut dengan serangan ciuman yang tiba-tiba. Matanya melebar namun setelahnya ia tersenyum dan membalas ciuman itu dengan sangat bergairah. “Haa.. sayang” ucapnya dengan nafas terengah-engah.

Dia tidak peduli dengan luka yang ia dapatkan semalam. Ia terus mencium ku bahkan tangannya mulai nakal dan menyentuh bagian tubuhku yang lain. “Haa.. suamiku” panggilku dengan sekuat tenaga. Ivander menatapku dengan tatapan penuh nafsu. “Iya istriku, kenapa?” jawabnya berhenti sejenak dan tangannya berada di pinggangku.

Anehnya aku tidak bisa menjawabnya lagi dan menatapnya dengan tatapan penuh nafsu dan meraih tangannya untuk menyentuh dadaku. “Haah! Gila! Casandra benar-benar agresif” dalam benakku semakin tak tahan. Meski tubuhnya yang bergerak namun aku pun merasakan dengan jelas setiap Ivander menyentuhku.

Setiap sentuhan tangannya, bibirnya serta tubuhnya yang menempel semakin erat pun sangat terasa. Aku sangat takut pagi itu aku dan Ivander akan benar-benar melakukannya jika tubuh ini semakin senang meresponnya.

Meski Ivander sangat menyukai respon dari tubuhku namun ia berhenti saat melihat sorot mataku yang terlihat takut dan enggan. “Istriku, sepertinya sudah cukup” katanya dengan suara yang lembut dan melepaskan ciumannya. Dia mengusap kepalaku dan tersenyum.

Dia menyadari ada hal yang aneh dariku. Apalagi dia teringat akan ucapanku yang memintanya untuk bersikap perlahan dalam apapun sampai aku benar-benar yakin dan mau melakukannya atas keinginanku.

“Haa.. terimakasih sayang” suaraku kembali lagi setelah Ivander berhenti. Aku semakin merasakan perasaan aneh yang bercampur kagum dengan setiap tindakan Ivander. Dia benar-benar memegang janjinya dan tetap menghargai ku meski membuatnya sangat kesulitan. Ivander mengangguk dan tersenyum.

Aku sudah memutuskan untuk membuka hatiku untuknya terlepas siapa aku sebenarnya. Aku tidak bisa membuatnya semakin menderita. Aku tidak peduli lagi dengan apapun yang terjadi. Sebagai Casandra ataupun Ellena.

Dia melepaskan pelukannya dan beranjak duduk di kasur. “Istriku, terimakasih sudah mengizinkanku tidur bersamamu. Aku akan bersiap pergi dan melaporkan kejadian ini. Kamu istirahat saja di rumah” katanya dengan tersenyum hangat kepadaku. Ivander mencium keningku dan mengelus kepalaku.

Aku pun mengangguk dan duduk melihat dia perlahan keluar dari kamarku. Meskipun sedang terluka namun ia tidak bersikap manja dan pergi melakukan tugasnya agar semua hal yang terjadi pada kami menemui titik terang dan menemukan pelaku kejahatannya.

“Huft.. hari ini aku selamat” gumamku. Aku menyentuh kasur yang sebelumnya ada Ivander di sampingku. Saat ku sentuh masih terasa hangat namun aku merasa kosong karena dia tidak ada di sampingku.

Aku merasa semakin tidak bisa mengabaikan perasaanku bahwa aku tertarik dan menyukai pria ini. Aku tidak bisa membuatnya menderita dan aku siap menyambutnya dalam berbagi banyak hal dan kasih sayang. Aku sudah bertekad untuk itu. Jika semuanya sudah menjadi lebih baik dan tenang, aku akan memberikan apa yang selama ini Ivander inginkan.

“Bersabarlah sebentar lagi Ivander, maksudku suamiku. Iya, dia yang sekarang suamiku, bukan? Casandra tolong ijinkan aku untuk tetap disini dan melakukan hal yang sangat kamu inginkan dengan priamu yang hebat ini. Aku tidak tahu sampai kapan kamu akan kembali tapi yang aku tahu dari respon tubuhmu sepertinya kamu masih hidup meski tidak tahu dimana gerangan mu berada. Tolong ijinkan aku lebih lama disini” dalam benakku.

Aku bergegas dan berniat membantu Ivander tentang siapa pelaku tersebut karena aku melihat ciri dari orang jahat itu. Aku masih ingat bagaimana dia bersikap kejam dengan menggunakan pakaian mewah dan dengan ciri fisik yang tak biasa. Aku akan mengatakan semuanya.

Aku pun bersiap untuk mandi dan berganti pakaian dengan nyaman dan menyusul Ivander ke istana meski aku tahu pasti dia marah jika tahu aku nekat menyusulnya.

Meski pelayanku semuanya tidak mengizinkanku untuk pergi namun mereka tidak bisa berbuat apapun. Aku meminta Rose dan kesatria di kediaman Duke Lance mengawal ku ke istana.

1
Riss Si Author
semangat ya
Riss Si Author
ini keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!