NovelToon NovelToon
Rabu Kliwon

Rabu Kliwon

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Siti Nurhasanah

Konon ada sebuah kejadian mistis, roh seorang dukun beranak yang tidak sempurna. Mendatangi setiap warga dengan wujudnya seperti di kala dia hidup, terkadang membuat lupa jika Bu Inggit sudah meninggal ketika orang yang tak sengaja berpapasan dengannya. Kematian Bu Inggit yang tidak wajar masih menjadi misteri di desa, mungkin karena sebab itu rohnya masih gentayangan. Teror tidak berakhir, semua warga di sana menjadi tumbal, tidak akan ada yang lolos, seperti kutukan semuanya meninggal dan akan kembali ke tanah kelahirannya. kecuali, keluarga Asih yang berhasil melarikan diri ke kota 13 tahun berlalu teror itu datang menjadi bumerang untuk kehidupan keluarganya, bagaimana perjuangan Citra, cucu dari Asih yang tidak tahu apapun dan harus berjuang menanggung semua nya, berjuang untuk tetap hidup dan mencari sendiri jawaban yang tersembunyi. Apakah citra bisa melewatinya? Atau takdir membuatnya mati seperti yang dikatakan teror itu, jika tidak akan ada yang selamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Siti Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar buruk, 13 tahun kemudian

Dua jenazah dimakamkan di belakang tanah pesantren yang ada di bawah gunung dan menyeberangi anak sungai itu. Kabarnya dua jenazah itu membawa kutukan hingga semua santri dan pengurus pesantren di sana terkena wabah sampai Pak ustad pengurus santri meninggal, sebelumnya juga ada seorang santri Wati menghilang dan tidak ditemukan sampai 13 tahun sekarang. Kabar tentang kutukan cepat menyebar sampai tidak ada lagi orang yang mau menerima mereka, para warga dan santri yang hidup katanya terisolir dan sampai saat ini tidak ada jalan terbuka untuk menemukan sisa-sisa kehidupan di sana.

####

"Sumpah setia ku akan mengikuti anak cucu keturunanmu."

####

"Cantik! Udah jangan baca horor terus lah." Seru temannya sambil menyambar buku novel yang dipegang cantik.

"Kamu ganggu aja!" Ucap cantik kesal dan kembali mengambil buku miliknya di tangan citra. Aneh sekali di mata citra sahabatnya baru pertama kali ini cantik bersikap seperti itu, marah berlebihan sampai meninggalkannya sendirian di perpustakaan.

Braakkk...

Suara buku berjatuhan.

Citra yang baru saja melamun berpikir jika itu cantik yang tak sengaja menjatuhkan buku. "Memang dia rada gegabah." Umpatnya sambil berdiri mencari cantik.

Citra berjalan melewati setiap lorong buku yang berjajar sangat banyak, di tambah dengan suasana yang hening membuat suara langkah dari sepatu citra terdengar nyaring. Tidak aneh jika mahasiswa sekarang jarang yang mau pergi ke perpustakaan, mereka seperti anti membaca buku, jauh berbeda dengan sahabatnya yaitu Cantik.

Tak sadar citra sudah berjalan melewati semua rak buku, tapi aneh sekali karena dia tidak menemukan satupun buku yang berjatuhan termasuk cantik.

Tak berpikir banyak Citra keluar dari perpustakaan dengan wajah yang periang seperti biasa.

Aneh karena tiba-tiba citra melihat jika semua orang seperti sedang memperhatikan terus kearahnya. Apa memang dia terlalu berpenampilan yang aneh? Citra mencoba nyaman terbiasa dengan sikap orang-orang, dia kemudian terus berjalan saja di sekitar kampus, karena kelas masih akan dimulai dalam setengah jam tidak ada salahnya jika dia pergi ke kantin dulu untuk mencari makanan.

Citra duduk sendiri di kursi kantin. Suasana kantin memang sangat ramai, dia tidak sempat melihat satu persatu orang yang mungkin bisa dikenalinya atau berasal dari kelas yang sama dengannya.

"Sendirian ya Neng sekarang!" Ucap Ibu kantin sambil menyodorkan piring berisi mie goreng kesukaannya.

Citra hanya membalas ucapan Ibu kantin dengan tersenyum.

Seketika ingin menghabiskan Mie di piring, lagi-lagi citra melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan ke arahnya, dan juga orang-orang itu pun seperti sedang membicarakannya.

Citra tak nyaman, karena hanya tinggal 10 menit lagi jadi dia memutuskan pergi kembali ke kelasnya.

Suasana kelas juga cukup aneh, sekarang lebih aneh karena mereka semua seperti sengaja menghindarinya. Bahkan ketika tak sengaja saling bertatapan teman sekelasnya justru memalingkan wajah dengan cepat, enggan sekali sepertinya.

Citra berjalan menuju kursi dengan suasana yang hening, sekali lagi itu menjadi sesuatu yang tidak nyaman baginya.

Tak lama, seorang dosen masuk kemudian memberikan salam.

Citra bersikap tak acuh pada semuanya, ketika dia menengok ke sebelah kanan, kursinya sudah kosong. Citra bertanya-tanya lagi apakah cantik belum masuk ke kelas?

"Teman-teman, kita kehilangan seorang mahasiswi yang cukup berprestasi, dia baik dan mungkin kalian sudah sangat mengenalnya." Ucap dosen pada semuanya mengumumkan kabar duka yang bagi citra entah mengapa membuatnya langsung tidak tenang. "Kita doakan Cantik, untuk ketenangan jiwanya. Berdoa dimulai!"

Serasa sesak, napasnya seperti berhenti seketika mendengarkan kabar yang bagaikan seperti mimpi buruk atau sebuah mimpi yang tidak bisa dia percayai.

Spontan citra berdiri dari kursi, ekspresi tegang sekaligus takut yang tampak dari wajahnya. Ketakutan Citra adalah halusinasinya sendiri, Citra selalu berhalusinasi hingga dia tidak cukup mempunyai teman, bisa dihitung sejak dia pindah 13 tahun lalu ketika dia masuk SD, banyak perubahan yang citra alami sampai sekarang, termasuk penglihatannya.

Semua langsung melihat ke arahnya. Citra merasa apakah dirinya hanya satu-satunya orang yang baru tahu kabar buruk tentang Cantik? Lalu kapan? Kapan cantik meninggal? Bukankah tadi pagi dia bertemu dengan cantik? Pikir citra, padahal jelas tadi hanya sedikitnya kenangan citra bersama Cantik.

"Ada apa Citra?" Pak Hendra bertanya karena melihat citra sudah berdiri dari kursi. "Kau sudah tahu kan kabar kematian Cantik? Satu Minggu yang lalu?" Lanjut Pak Hendra mempertegas pertanyaannya.

Citra mematung, dia benar-benar tidak menjawab, bahkan ketika ingin kembali memastikan ke kursi kosong tadi, tidak mungkin bisa dilakukannya. Tangannya gemetar, citra kehilangan napas yang sudah sesak sekali di tenggorokan, pandangannya kabur sampai dia jatuh pingsan.

#####

Angin malam nyaris mencekik lehernya, mencabik-cabik tubuh tipis yang berbalut baju putih polos selutut. Wajah Citra terlihat ketakutan, semua pemandangan di sana adalah bekas hutan yang gundul dan gosong karena kebakaran, lalu tertimpa hujan hingga tidak meninggalkan bekas kehidupan di sana. Citra terus memutar otak mengapa dia bisa berada sendirian di tengah hutan belantara tanpa satu orang pun.

Ketika melihat lurus ke rah depan, menerawang sesuatu yang tiba-tiba mengalihkan perhatian. Tapi ketika ingin mengambil napas, sosok yang dilihat dari kejauhan berlari seperti hewan dan semakin dekat wujudnya semakin besar.

Citra menjerit, tak peduli jika tanah kotor licin, tak peduli dia sedang berada dimana, lantas Citra hanya ingin selamat. Selamat dari ancaman.

Bruukk...

Sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari atas, tubuh citra berhenti dengan mata melotot melihat wujud manusia berbalut kin kapan seperti mayat yang hendak dikuburkan. Ketika berpikir lebih keras lagi namun di luar kendalinya, mayat yang sama berjatuhan dari atas langit. Sangat banyak sekali sampai dia seperti sedang berdiri diantara tumpukan mayat dimana-mana.

citra menjerit lagi takut. Hingga sesuatu terasa menyekap mulutnya. Sebuah tangan yang sangat dingin ketika menyentuh kulit. Membuat Citra sekejap bungkam, dan tangan itu perlahan mengendur. Dengan napas yang sesak, citra berbalik ke arah samping hingga dia penasaran siapa yang baru saja menutup mulutnya itu.

"Diam!!" Mulut yang tiba-tiba keluar belatung berjatuhan dari dalam dengan darah mengalir sampai ke dagunya, kulit pucat dan ketika Citra semakin dekat melihat ke arah matanya tampak seperti sedang digerogoti dengan ribuan belatung hidup.

Hampir mual. Tapi tidak bisa berkutik karena wanita berpenampilan buruk itu adalah sahabatnya sendiri. Entah mengapa Citra dipertemukan pad momen seperti itu.

Tangan yang mengulur ke dekatnya meski menjijikan sekaligus menakutkan, tapi citra tidak bisa menolaknya. "Pergilah! Ayo akan ku antar!" Meski cantik tetap diam saja tapi kata-kata cantik itu terdengar di telinga citra sendiri.

Dalam kebingungan Citra ingin bertanya, banyak sekali yang ingin dia tanyakan. Ketika ingat dengan waktunya di kehidupan nyata, citra ingin menanyakan kemanakah perginya cantik?

Tiba-tiba cantik berhenti berjalan, menatap Citra dengan kedua mata yang menakutkan tadi.

"Aku ditumbalkan! Aku orang terakhir yang hidup dari desa larangan ini. Aku kabur ke kota, tapi sejatinya aku tidak bisa pergi, takdirku mati di desa ini. Semua jin yang datang pada ku, menginginkan nyawaku. Juga dirimu!"

Cantik berbicara seolah dia sedang memberitahu sesuatu.

Ketika berdiri tak paham, cantik tersenyum untuk terakhir kalinya. Keduanya berdiri di tepi jurang, dan cantik mendorong tubuh Citra hingga terjatuh ke bawah.

####

"Cantikkkkk!!!"

Teriak citra terbangun dari alam bawah sadarnya.

Orang pertama yang dia lihat adalah Andre. Pemandangan ruangan yang dia amati persis seperti ruang UKs sekolah.

"Kenapa? Jangan teriak!" Andre cepat menutup mulut Citra.

"Maaf Andre. Merepotkan lagi." Ucap citra sadar setelah dia pingsan dengan begitu lamanya.

Citra menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan sore hampir mau Maghrib.

"Astaga tinggal kita berdua saja, lagi?" Citra menyesalinya karena kejadian seperti itu bukan terjadi cukup satu kali. tapi sudah sering.

"Ayo kita pulang!" Andre tak menghiraukan perasaan tak enak citra.

Citra menurut lalu mengikuti Andre dari belakang. Sepanjang jalan pikiran citra masih memutar masalah yang sama tentang Cantik. Mengapa kepergian cantik sangat cepat. Dan dia tadi? Apakah berhalusinasi lagi?

"Jangan terlalu dipikirkan! Nanti juga tahu sendiri!" Ucap Andre membuat citra kembali bersikap biasa saja.

Sebenarnya citra bingung, apa arti dari semu yang dia alami dari alam bawah sadarnya tadi. Desa terlarang? Cantik berasal dari sana? Dimana itu?

1
Aurora79
Masih setia...🌹
eka siti N: terimakasih kak untuk support nya ☺️ 💖
total 1 replies
Gugun aldy
luar biasa
Ayo saling Dukung
semakin menarik ceritanya
Selena Selena
bagus
Rizik Mustofa bilah
astaga gak nyangka bisa begini
Rizik Mustofa bilah
jadi si Andre juga mengalami teror juga
Rizik Mustofa bilah
astaga
Rizik Mustofa bilah
nangis berdarah ini
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳😳
Rizik Mustofa bilah
udh beda lagi. apa sih mau nya
Rizik Mustofa bilah
teror nya itu loh
Rizik Mustofa bilah
😶
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳 Thor ini aku curiga si cantik dari desa yang dulu ya .
Rizik Mustofa bilah
wih awal yang baru ceritanya ... semangat Thor aku suka ceritanya💪
Rizik Mustofa bilah
kemana lagi Ahmad lu
Rizik Mustofa bilah
s Ahmad dan pak kyai
Tiara Andini
astaga terornya bukan main
Tiara Andini
jadi curiga hubungan si nenek sama si Ahmad. kenapa sih
Rizik Mustofa bilah: setuju
total 1 replies
Tiara Andini
paling syuka ceritanya beda dari yang biasa aku baca, gak bisa ditebak bikin penasaran
Tiara Andini
curiga sama si neneknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!