NovelToon NovelToon
PINK BUBBLES #1

PINK BUBBLES #1

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: LeoRa_

Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA

Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.

[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]

Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.

love u😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Klek!

Giass keluar dari rumah Qiena usai memastikan gadisnya sudah kembali tidur. Didepan pintu Giass berdiri diam sejenak entah apa yang dia pikirkan. Setelah beberapa saat Giass pun berbelok dan berjalan kearah pintu rumah tetangga Qiena.

Bibi Jia, nama panggilannya.

Orang yang sama yang membawanya masuk pertama kali. Giass bisa melihat kalau Bibi Jia dan Qiena memiliki hubungan yang baik, jadi Giass memiliki suatu rencana saat ini yang ingin dia lakukan.

Tok... Tok... Tok...

Tubuhnya yang tinggi menjulang nyaris menutupi seluruh pintu.

Ketukan yang kedua kali, Giass bisa mendengar suara-suara dari dalam meski kurang jelas. Tapi, Giass tahu kalau Tuan rumah sudah mendengar ketukannya.

Tak sampai ketukan ketiga kali, pintu dibuka oleh Bibi Jia sendiri.

"Eh?!" melihat sosok Giass yang masih jelas dalam ingatan membuat Bibi Jia terkejut.

"Kamu rupanya! Pagi-pagi sekali ke rumah Bibi, ada apa?" tentu saja bingung, ini baru jam 7 pagi kurang sedikit tamu tak diundang tiba-tiba muncul.

Untungnya, itu sosok yang dikenalinya.

"Maaf mengganggu Bibi pagi-pagi. Tapi, ada hal penting yang ingin saya diskusikan dengan Bibi. Apakah sekarang Bibi bisa meluangkan waktu sebentar?" tutur Giass langsung.

"Penting sekali?"

"Ini penting bagi saya."

Bibi Jia diam sejenak sebelum mempersilahkan Giass masuk.

Begitu masuk, Giass di suguhkan pemandangan 2 anak laki-laki kembar berumur 10 tahun yang sibuk mengobrak-abrik laci bufet sampai isinya ikut keluar. Ternyata laci kaos kaki.

"Apa yang kalian lakukan?! Jangan merusak usahaku! Rapikan kembali!" seru Bibi Jia keras tapi tak ada nada menyalahkan seperti sudah menjadi rutinitas.

Giass melihatnya dari samping.

"Baik, Bu!" jawab keduanya serempak tanpa berhenti.

Begitu si kembar bersorak 'Ketemu', Giass dan Bibi Jia sudah duduk di sofa ruang tamu usai Bibi Jia mempersilahkan.

"Ingin minum apa?" tanya Bibi Jia.

"Tidak usah repot-repot, Bibi. Saya sudah menganggu waktu pagi Bibi, jadi jangan menunda lagi terlalu lama." kata Giass masih dengan wajah poker dan nada datar namun cukup sopan.

Bibi Jia mengangguk membenarkan. "Jadi, apa yang ingin kamu katakan?"

Mata Giass memancarkan keseriusan, ketegasan, dan keyakinan, lalu berkata terus terang. "Saya ingin minta tolong Bibi untuk sedikit membantu saya..." Bibi Jia tentu saja kaget dengan pernyataan langsung Giass dan tanpa menunggu jawaban, Giass kembali berujar. "Saya menyukai Qiena. Saya ingin menikahinya." nadanya tenang tapi pasti sampai Bibi Jia tertegun kaget part 2.

"!!!" mata Bibi Jia berkedip beberapa kali lalu bertanya. "Itu..." Bibi Jia mendadak tak bisa berpikir karena terlalu kaget. "Itu niat yang baik. Tapi... Kenapa kamu memintanya pada Bibi. Bibi hanya tetangganya." Bibi Jia masih bingung.

Baru saja Giass makan menjawab, dua suara kekanak-kanakan menyelanya.

"PENGUNTIT!!!"

Teriakan itu mengejutkan Bibi Jia. "Hei, apa yang kalian katakan?!"

"Dia penguntit, Bu!" kata yang pertama, Jean. Dia menunjuk Giass tanpa rasa takut bahkan saat ini ekspresi wajahnya seolah berkata 'aku menangkap mu!'.

Yang kedua, Joan, ikut menimpali dengan gaya yang sama. "Benar, Bu. Dia itu penguntit. Dia suka menguntit Kak Qiena!"

Giass memutar bola matanya malas mendengar aduan keduanya. Lagipula, toh, kenapa kalau dia penguntit. Giass tak merasa ada yang salah dengan itu, yang penting dia bukan menguntit dengan niat jahat. Hanya saja dia tak menyangka kalau dua bocah itu menemukannya mengawasi Qiena dari jauh selama ini.

Hebat sekali, sampai dia tidak menyadarinya. Sungguh kebetulan yang mengejutkan.

Semoga besar nanti tidak bercita-cita sebagai paparazi.

"Ya ampun, kalian ini. Bibi minta maaf padamu..." belum selesai, Giass sudah memotongnya.

"Tidak apa-apa, Bibi. Saya memang melakukannya."

"Kaaaaannn... Dia mengaku!" si kembar berseru serempak lagi. Puas mendengar pengakuan Giass.

Padahal Giass sendiri tak merasa itu sesuatu yang harus ditutupi. Toh, dia tidak menguntit secara sembunyi-sembunyi. Hanya dari kejauhan saja.

"Sudah-sudah, sana. Selesaikan persiapan kalian. Lalu, berangkat sekolah. Jangan sampai telat." desak Bibi Jia agar anak-anaknya bisa segera pergi.

"Baik, Bu." patuh keduanya. Tapi, saat berjalan melewati Giass si kembar sama-sama mengangkat dagu tinggi-tinggi dengan gaya sombong, mengejek Giass karena telah melakukan kesalahan dan akhirnya ketahuan oleh mereka yang di tanggapi dengan gelengan kecil oleh Giass.

Bibi Jia akhirnya bisa bernapas lega. Lalu kembali beralih fokus ke Giass yang masih tidak wanita paruh baya itu pahami, mengapa datang kepadanya bila ingin melamar.

Giass menarik Bibi Jia kembali ke percakapan mereka. "Karena, Bibi yang paling dekat dengannya saat ini sebagai orang yang lebih tua... Dan sebagai tetangga terdekat, Bibi pasti memiliki lebih banyak peluang untuk berhubungan dengan Qiena. Sekarang, dia sudah tidak memiliki siapapun disisinya sebagai walinya..."

Bibi Jia tertegun mendengarnya. Matanya memancarkan cahaya kekaguman dan ketidakpercayaan. Dalam hati berseru salut masih ada pria seperti pria didepannya ini. Dimana tahu batas dan sangat menghargai status dan kondisi orang lain.

Poin positif untuk Giass meningkat. Kali ini Giass disukai tidak hanya karena parasnya yang tampan pakai banget, tapi juga karena sikap gentlemannya. Membayangkan Qiena memiliki teman hidup seperti pria ini, seharusnya sudah cukup bagus.

Karena tatapannya terlalu bersinar, Giass langsung tahu kalau Bibi Jia sudah memakan umpannya. Ini akan menjadi mudah untuk membuat Bibi Jia sedikit banyak menjadi Mak comblangnya.

"Jadi, kamu menganggap Bibi sebagai walinya Qiena?" tanya Bibi Jia.

Giass mengangguk. "Benar. Meskipun bisa saja, saya langsung ke Qiena nya. Tapi, dia begitu terlindungi oleh mendiang ayahnya sebelumnya. Saya juga baru mengenal Qiena setelah kejadian itu. Yang berarti, Qiena pasti masih dalam proses membiasakan diri untuk mulai hidup sendiri sekarang ini, tiba-tiba saya datang kehidupannya ingin meminangnya. Dia pasti kaget dan tidak bisa berpikir jernih." terangnya.

Bibi masih mendengarkan. "Saya sudah pernah melamarnya, tapi dia justru ketakutan dan berpikir saya berbohong. Saya ingin meyakinkannya, tapi setelah beberapa saat saya rasa itu tidak akan berguna, karena dia tidak akan melihat dari sudut pandang lain bila hanya mengikuti pikirannya sendiri. Itulah mengapa saya meminta bantuan Bibi. Siapa tahu, dia mau mencoba mempertimbangkan lamaran saya."

Bibi Jia mengangguk paham dan setuju. Sekarang Qiena sendirian, secara tidak sadar pasti merasa tidak aman karena harus mengambil semua keputusan sendiri yang dulunya bisa dirundingkan bersama orangtuanya. Jadi, tidak heran bila reaksi Qiena begitu bahkan mungkin tanpa Qiena sadari.

Sekarang Bibi Jia paham, kenapa pria ini ingin meminta bantuannya.

"Sebenarnya, saya tidak akan sampai senekat ini bila Qiena seperti perempuan yang lain." artinya jelas dan itu membuat Bibi Jia tersentuh.

.

.

.

Tap... Tap... Tap...

Giass kembali telat datang ke sekolah, tapi bukannya merasa buruk, dia malah bersiul di sepanjang perjalanan menuju kelas.

Siulannya yang berirama menggema di koridor yang sepi terdengar sangat jelas. Membuat beberapa penghuni kelas yang dia lewati melongok untuk melihatnya.

Tak perlu dipertanyakan lagi, sudah jelas kalau Giass sedang dalam suasana hati yang baik.

Setibanya di depan kelasnya sendiri, tanpa peduli apakah ada guru atau tidak, Giass langsung memutar handle pintu, membukanya lalu masuk.

Proses belajar mengajar didalam seketika terhenti dan semua fokus jatuh pada Giass yang masih bersiul sembari membagikan aura bahagianya tanpa ragu-ragu. Sampai kedua sahabatnya di kursi mereka terheran-heran.

Apa yang terjadi?!

Apakah jin bahagia merasuki Giass?!

Ataukah Tuhan telah mengubah genre hidup Giass menjadi lebih berwarna?

Apapun itu, akan mereka tanyakan nanti.

Melihat sikap sewenang-wenang Giass yang nyelonong masuk tanpa permisi, membuat guru yang sedang mengajar ingin menegurnya. Tapi, sebelum dilakukan Giass sudah angkat bicara.

"Hari ini aku akan menjadi murid yang baik dengan mengikuti pelajaran anda dan semua mata pelajaran saat ini. Jadi, jangan rusak mood baikku." setelah itu, Giass langsung berjalan kearah kursinya, duduk dan menggeluarkan buku pelajaran serta peralatan lain yang dibutuhkan.

Seketika dia menjadi anak patuh dan rajin yang membungkam sang guru untuk mengomelinya.

Melihat kelakuannya, sang guru pun hanya bisa menghela napas panjang dan memilih mengikuti permintaan Giass, berharap Giass benar-benar melakukan apa yang dia katakan.

Tapi, kedua sahabat Giass sudah kesetrum di tempatnya. Mereka gatal untuk bertanya.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi?!

.

.

.

.

.

.

.

1
@train
tetap semangat ya thor
@train
siap thor
Fauziah Tallya
mudah2an qiena nya gpp sama semua bayi nya
@train
ya oke thor maklum aku karena semua pekerjaan itu tidak bisa dikerjakan sekalian
@train
wow,selamat untuk pasangan muda kita
@train
apa mungkin oiena alumni sekolah tersebut
@train
semangat thor
@train
belum banyak yang join ya
@train
wow,semakin seru saja
@train
karya yang bagus
Fauziah Tallya
selamat, sudah sah aja nanti h
@train
wow,bunga cinta bertebaran
Fauziah Tallya
mama stevani ngelamar nya sweet bangett, pengen nabung bab tapi tiap ada notif gak kuat pengen langsung baca...
ditunggu up lagi yah thor
Fauziah Tallya
bagus banget ceritanya, semangat up thor
Fauziah Tallya
ditunggu up lagi ka 😊
anggita
like👍+☝iklan moga novelnya lancar sukses.
anggita
disemua novel tiap pintu dibuka bunyinya.... ceklek🤭
Dewi
Kangen 3Ry (Ryura,Reychu sma Rayan)
Dewi: Slalu di tunggu thor krya krya nya semngat trus ☺️
LeoRa_: makasih dh rindu anak2ku. tapi ada kepikiran bikin keturunan mereka, cuma belum Nemu ide yang pas. semoga aja bisa ketemu segera, biar bisa di proses. thor jg kangen bikin mereka bertiga lagi🥲😌
total 2 replies
Dewi
Di tunggu kak..☺️Semngat trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!