Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Sam datang lagi
Sudah jam sepuluh siang dan Lita masih menunggu pria yang bernama Samuel kemarin, Tapi pria yang di tunggu tak kunjung datang. Indah juga berulang kali mengintip arah kasir karena mengira Sam sudah datang untuk membeli perlengkapan atau hanya sekedar makanan, Indah sudah bertekad akan meminta nomor ponsel nya agar bisa kenalan dengan pria yang sangat tampan itu. Rasa nya baru sekarang mereka menemukan pria yang tampan namun juga ada kesan imut nya, Sebuah perpaduan yang sangat klop. Pucuk di cinta ulam pun tiba, Idola yang di tunggu tunggu akhir nya datang dan langsung mengumbar senyum manis nya kepada Lita yang menyambut ramah.
"Hai, Udah makan siang ya?" Sam bertanya sambil tersenyum.
"Belum, Nanti saja." Jawab Lita tak kalah ramah.
Indah memberi kode pada Lita untuk menyakan nomor ponsel nya, Namun Lita tak paham dengan kode yang Indah berikan. Lagi pula Lita tak mau lagi terlalu mengejar seorang pria, Belum tentu biar pun ramah bisa di kejar. Contoh nya Azka yang sangat ramah kepada siapa pun, Bahkan kepada Kakak nya Lia dia juga sangat perhatian bila bertemu. Tapi ternyata duda itu tak punya perasaan kepada salah satu di antara Kakak beradik ini, Dia malah jatuh cinta dengan janda muda. Pengalaman itu membuat Lita kapok, Tak akan mau lagi dia mengulang hal yang sama dalam hidup nya.
"Boleh minta nomor kamu enggak?" Indah maju sendiri karena Lita tak kunjung paham.
"Maaf, Aku tidak punya ponsel." Jawab Sam.
"Hah!"
Baik Lita mau pun Indah sama sama tidak percaya kalau ternyata Sam tak punya ponsel, Mana ada zaman sekarang orang tidak punya ponsel. Bahkan anak kecil saja pegangan nya ponsel mahal, Lagi pula Sam bukan lah kelihatan seperti orang susah. Jadi Indah merasa Sam hanya tak mau memberikan nomor nya saja, Untung bukan Lita yang meminta nya tadi. Kalau sampai Lita yang meminta, Maka dia pasti merasa di tolak lagi oleh seorang pria.
"Terima kasih, Jangan lupa makan ya." Sam berkata pada Lita.
"Sama sama, Selamat datang kembali." Lita tersenyum manis.
"Apa sih? Kayak nya dia naksir kamu deh." Rutuk Indah.
"Ya mana ku tahu, Dari mana juga kamu bisa tahu dia naksir aku." Lita tertawa melihat Indah yang merajuk.
Dia tidak mengejek Indah karena Lita tahu bagai mana rasa nya di tolak oleh laki laki, Sam sempat melambaikan tangan ketika akan pergi meninggalkan toko ini. Senyum nya sangat manis sehingga mampu menggetar kan hati wanita mana pun, Mungkin saja yang punya jiwa gay maka akan naksir juga melihat Samuel.
"Maka nya kita jangan terlalu menampakan rasa suka bila terhadap laki laki, Rasa nya akan sangat sakit bila di tolak." Nasihat Lita.
"Emang kamu pernah di tolak?" Indah menatap Lita karena jujur saja dia kecewa barusan.
"Pernah, Dan rasa nya sakit sekali." Lita menjawab sambil menyusun rokok.
"Padahal aku tidak pernah pacaran sebelum nya, Ku kira akan mudah mendapatkan pria tampan." Keluh Indah.
Lita tertawa karena Indah memang masih bocah, Dia kerja paruh waktu di sini. Namun wajar saja karena bisa di bilang adalah cinta monyet, Beda hal nya dengan cinta orang dewasa yang memang menggunakan hati. Kalau bocah hanya akan rasa suka saja, Bila orang dewasa akan menggunakan perasaan yang dalam.
"Udah sana kerja, Jangan pikirin cowok terus." Suruh Lita.
"Aku tuh emang ingin pacaran dengan orang yang usia nya lebih tua dari ku." Lirih Indah.
"Sugar Daddy saja." Gurau Lita.
"Jadi Ani Ani lah aku." Rutuk Indah sewot.
Lita kembali tertawa melihat anak gadis kecil ini sangat sewot sendiri, Namun tak lama dia kembali bekerja karena takut pula bila di marahi bos nya. Dari CCTV bisa melihat kelakuan anak buah nya, Maka mereka pun tetap giat bekerja walau tidak ada bos nya di sini.
...****************...
Lukas berdiri tegak karena merasa ada yang mengikuti langkah nya, Sekarang sudah pukul sebelas malam dan keadaan sangat sepi. Sama sekali tidak ada rasa takut karena mantan santri ini juga punya sedikit ilmu yang di wariskan oleh pemilik pesantren, Sedikit banyak dia tahu tentang hal ghaib. Tidak ada rasa takut dalam hati nya, Yang paling penting adalah takut kepada Allah. Malahan jika bisa dia ingin menangkap setan sini, Di lantai dua adalah kamar nya Lukas. Beda hal nya dengan Tama yang menghuni kamar di lantai bawah, Lukas bisa merasakan bahwa suara langkah itu semakin mendekat.
"Tampakan wujud mu, Jangan hanya mengganggu ku saja!" Bentak Lukas emosi.
"Hihihiiiiii.....
Suara tanpa wujud tertawa mengejak dan bayangan nya semakin jelas terbang kesana kemari, Lukas membaca mantra yang telah ia pelajari selama jadi santri. Di hantam kan nya keudara, Selarik cahaya berwarna pekat mengarah pada sosok yang terbang itu. Namun hanya mengenai tempat kosong saja, Lukas sangat marah karena setan ini hanya mempermainkan diri nya saja.
Melihat iblis itu menghilang menuju bagian belakang kost bagian putri, Lukas berlari kencang karena tidak ingin kehilangan lagi. Pokok nya dia harus mendapatkan salah satu nya, Lukas tahu bahwa iblis di sini bukan hanya ada satu saja.
"Kemana dia?" Lukas menatap kesana kemari dengan liar.
Hanya ada semak belukar dan juga bekas sesaji yang sudah layu, Jumlah nya juga sangat banyak. Mungkin saja nampan yang untuk wadah sesaji ini tidak di ambil untuk wadah ulang, Hanya satu kali pakai saja, Karena sangat banyak nampan di sini sekarang.
"Iblis ini bertambah kuat karena ulah manusia." Batin Lukas yang berjalan semakin masuk kedalam.
Di lihat nya ada sumur yang sudah tak terawat dan sangat kotor sekali, Lukas terus berzikir dalam hati untuk mempersiapkan andai saja ada yang muncul lagi di hadapan nya, Namun sampai kerumah ujung pun dia sama sekali tidak menemukan apa apa.
"Kurang ajar! Dia bersembunyi sekarang." Geram Lukas.
Yang tercium dalam hidung nya hanya bangkai yang sangat memualkan perut, Lukas menatap rumah yang bertingkat ini. Sekali lewat dia melihat bayangan hitam yang sangat pekat sedang berdiri dekat jendela, Pemuda ini hanya bisa menahan nafas karena melihat banyak setan yang bergentayangan di daerah ini.
"Sebenar nya apa yang sedang di anut oleh Bu Melati? Rasa nya ini bukan pesugihan." Lirih Lukas membuang pandangan kesegala arah.
Kaki nya melangkah kedepan rumah yang di huni oleh Lita, Halaman nya penuh dengan kuburan yang sangat tua dan nisan nya di tutup dengan kain hitam, Pohon kering itu berderit karena tertiup angin malam.