“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu” Suara dingin dari seorang pria berhasil membuat wanita yang tengah berdiri gugup dengan pakaian renda tipis itu mematung.
Bau alkohol yang sangat keras menyeruak di indra penciumannya. Tidak pernah Layla sangka hidupnya akan berakhir seperti ini.
Menikahi siri dengan suami orang hanya untuk menyewakan rahimnya karena pasangan ini tidak bisa memiliki keturunan.
Tapi, apa katanya tadi? 15 menit untuk melakukan semuanya? Bagaimana bisa?
Melihat tak ada sahutan sama sekali dari wanita ini membuat pria itu menghela napas panjang dan hendak berbalik pergi, namun Layla, wanita itu menahan tangan pria itu.
“P-pak Saka…saya akan berusaha melakukannya dalam waktu 15 menit, asalkan Pak Saka bisa memberikan saya 300 juta setelah ini,” ujar Layla dengan suara yang bergetar, bahkan matanya tak berani menatap mata tajam nan dingin milik pria berkuasa yang ada di depannya ini.
Adisaka Tahta Hirawan, mendengar namanya saja sudah membuat Layla tertohok. Bagaimana tidak? Pria ini adalah salah satu pebisnis paling sukses yang diberkati dengan wajah tampan bak malaikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon serena fawke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan
“Pastikan mantan suaminya itu masih ada di sana saat aku dan Saka ke sana, ingat!” Meira berjalan dengan langkah cepat menuju ke ruangan kerja suaminya.
Hari ini hari minggu yang berarti seharusnya Saka menghabiskan waktu bersama Meira akan tetapi pria itu sangat sibuk bekerja hingga hari minggupun dia masih berkutat dengan berkas diruangan kerjanya.
“Sayang…aku ingin berbi—
“Shttt! Tunggu ini panggilan penting,” potong Saka sebelum Meira sempat menyelesaikan ucapannya. Lagi, dia harus mengalah dengan rapat penting yang tak ada habisnya itu.
Meira menghembuskan napas kasar. Hingga akhirnya 15 menit setelah menunggu Saka akhirnya selesai dengan rapat sialannya itu. Pria itu berdiri dengan wajah yang terlihat sangat lelah karena anehnya malam kemarin dia tetap tidak bisa tidur, hal itu membuatnya sangat frustasi.
“Ada apa sayang, pagi-pagi seperti ini?” tanya Saka dengan nada lembut.
Meira memberenggut kesal. “Aku mau ngomong penting sama kamu, Mas. Aku gamau punya anak, cukup kamu terusin bisnis ini aja aku tidak peduli kamu tidak menjadi pewaris perusahaan kakek yang pasti aku sudah tidak bisa mengontrol wanita ini, ternyata aku sudah tertipu, kita tertipu,” ujar Meira membuat wajah Saka syok bukan main.
“Tertipu? Apa maksudmu?” tanya Saka, wajahnya sangat serius.
Meira menunjukkan foto foto Layla dengan mantan suaminya saat mereka menikah. “Ini, Mas. Wanita itu mengatakan kalau dia belum menikah, karena itulah aku meminta bantuannya karena dia memang memerlukan uang mendesak tetapi ternyata dia sudah punya suami dan mereka pasti bersekongkol untuk memoroti uang kita,” jelas Meira dengan seringaian jahatnya.
Saka yang terkejut langsung melihat foto itu dengan seksama dan benar saja di foto itu ada wanita itu yang masih Saka ingat dengan jelas wajah polosnya saat baru bangun tidur. Sial! ada yang berani mempermainkannya seperti ini?
Wajah Saka seketika langsung memerah. “Mas ayo kita pergi sekarang sebelum terlambat!” ajak Meira sambil menarik tangan suaminya secara tiba tiba.
“Tunggu, kemana?”
“Kita harus ke rumah Layla, dia pasti disana bersama suaminya itu aku ingin kamu mengusirnya darisana sekarang juga dan ingat jangan berikan uangnya sepeserpun!” cerca Meira dengan.
**
Sementara itu, Layla yang masih sangat syok melihat kehadiran Tama di sini hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Tidak, dia tidak punya kesalahn apapun pada pria ini karena perceraiannya adalah karena Tama yang ingin memadunya hanya karena Layla menghabiskan waktu penuh di rumah sakit untuk merawat ibunya.
Bukannya membantu Layla untuk meringankan bebannya sebagai seorang suami, tetapi Tama malah berselingkuh dan beralasan demikian. Dan parahnya lagi ibu mertuanya mendukung saja karena selingkuhan Tama punya pekerjaan dengan gaji tetap tidak menyusahkan seperti Layla.
Jika mengingat itu rasanya hatinya sangat sakit.
Tetapi, kali ini dia benar benar bisa kena masalah besar jika istri Pak Saka tahu kalau Layla berhubungan dengan mantan suaminya lagi karena jelas di kontrak tersebut Layla dilarang keras melakukan hubungan denga pria lain karena dia dibayar secara ekslusif hanya untuk mengandung benih Pak Saka.
“Apa kamu mau beralasan pakai apa lagi? Kamu bilang kemarin apa? Mau jagain Ibu kamu yang sakit terus tidak mau aku madu, tapi ak ak apa? Bilang saja kamu sudah punya simpanan sejak dulu, dasar wanita murahan!” Tama benar benar terlihat sangat emosi.
Layla jelas tak terima difitnah seperti itu karena sejak awal dia tahu seberapa busuk sifat mantan suaminya ini. “Selama ini aku diam, Mas. Saat Ibu menghinaku karena aku tidak bisa menghasilkan banyak uang seperti menantu idamannya, aku diam, Mas. Tapi aku tidak terima saat ibu kamu berharap lebih baik Ibuku mati saja agar tidak menyusahkanmu. Dan kamu? Kamu bahkan tidak membelaku, kamu malah nikah sama wanita itu!”
Tanpa ia sadari air matanya mengalir dengan deras. Layla benar benar sudah meluapkan semua beban yang dia simpan di hatinya selama bertahun tahun itu.
“Halah! Bilang saja kamu itu mata duitan susah sekali, pakai alasan sakit hati segala. Dengar ya Layla, kamu tidak akan bisa bahagia dengan melakukan ini!” cerca Tama lagi.
Namun, tepat sebelum Layla sempat membalas dan hendak mengusir pria itu pergi, dia melihat sosok pria yang beberapa hari ini menghuni kepalanya.
Saka, pria itu berdiri dengan wajah yang terlihat sangat marah. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal. Seketika wajah Layla berubah panik.
“Mas, usir saja wanita ini sekarang. Lihat dia sudah punya suami, aku dibohongi!” Layla melotot saat mendengar ucapan Nyonya Hirawan itu, yang tak lain adalah Meira orang yang menyeretnya kedalam keadaan ini.
“Bu…Meira..apa maksudmu? Aku—
“Pergi!” Suara berat itu berdegung di telinganya. Dia mematung saat melihat tatapan penuh kekecewaan milik Saka. Hatinya rasanya mencelos saking sakitnya.
Apa ini? Apa dia sedang dijebak? Dan bagaimana bisa Tama mantan suaminya mengetahui rumah ini?
“Seret dua orang ini keluar!” titah Saka pada anak buahnya yang kemudian menyeret Layla dan Tama keluar dari perumahan itu.
Entah kenapa Layla tidak bisa berkutik dan mengatakan apapun lagi ketika Saka sudah memberikan perintahnya. Seakan akan semuanya sudah terlambat.
“Hahah…sudah aku bilang bukan? Wanita murahan seperti kamu ini tidak akan bertahan lama, berani beraninya kamu berpikir bisa menggoda Tuan besar dari keluarga Hirawan. Mulai sekarang jangan bertemu lagi!” Tama pergi setelah mengucapkannya.
Layla tak memiliki tenaga untuk membalas lagi. Dia sangat terguncang karena kejadian sebelumnya.
Namun, sebisa mungkin dia memenangkan dirinya. Untuk apa dia sedih? Uangnya sudah dikirimkan ke rekeningnya tepat setelah Saka bermalam dengannya waktu itu. Bukan hanya 300 juta tapi pria itu sudah memberikannya 500 juta dan itu lebih dari cukup untuk membiayai pengobatan Ibunya.
“Iya…anggap saja ini sudah berakhir, aku..aku bisa mendapatkan uang tanpa harus menagandung anaknya, tidak mungkin kan Pak Saka meminta uang ini kembali?” lirih Layla pada dirinya sendiri.
Tepat sebelum dia melangkah menjaun dengan langkah guntai, dia teringat benda pipih yang dia genggang sejak tadi.
Testpacknya!
Dengan tangan bergetar wanita itu melihatnya, dan seluruh tubuhnya langsung jatuh ke tanah ketika dia melihat tandanya, dua garis biru!
Dia mengandung anak Saka Tahta Hirawan.
7 tahun kemudian
“Ibu…semua perlengkapan Farrel sudah ada di sana sebentar lagi dia akan bangun. Aku minta tolong ya, Bu karena ini hari pertamaku kerja jadi aku tidak boleh terlambat,” ucap Layla pada Ibunya yang terlihat sudah jauh lebih sehat pasca operasi.
Ibunya membuka bisnis kue kecil kecilan di area perumahan kelas menengah itu dan hari ini akhirnya setelah beberapa tahun fokus merawat Farrel, dia bisa memulai hidup kembali dan diterima di sebuah perusahaan besar di pusat kota.
“Iya sayang, jangan khawatir Ibu yang akan menjaga Farrel kamu fokus saja pada tempat kerja barumu, semangat ya, nak,” ucap Indah pada putrinya itu.
Layla pergi dengan menaiki kereta menuju ke perusahaan yang barusaja menerimanya menjadi pegawai karena katanya mereka perlu orang yang bisa bekerja cepat untuk menggantikan salah satu pegawai yang barusaja keluar.
Walaupun ini baru masa percobaan selama 3 bulan tetapi Layla optimis dia bisa menjadi pegawai tetap. Wanita cantik dengan kemeja putih berpita dan rok hitam pensil itu berjalan dengan senyuman manisnya menuju ke ke area gedung perusahaannya yang menjulang tinggi itu.
Wanita dengan rambut panjang bergelombang itu tersenyum kecil sembari melihat seberapa tinggi gedung perusahaannya ini. Siapa sangka, selama 7 tahun ini dia bisa bangkit dan akhirnya sampai di posisi ini.
Ibunya sudah perlahan sembuh, dan Farrel putra satu satunya yang menjadi alasannya bertahan. Layla tidak bisa meminta lebih baik dari ini lagi. Sekarang fokusnya adalah bekerja keras demi masa depan Farrel. Layla ingin menyekolahkannya di tempat yang bagus karena bahkan sejak dini anak itu sudah menunjukkan kecerdasannya yang diatas rata rata.
Apa itu karena mirip seperti ayah kandungnya?
Entahlah, melihat betapa cepat dia tumbuh membuat Layla cukup khawatir. Pasalnya, Farrel semakin menunjukkan kemiripannya dengan pria itu, ayah kandungnya.
“Ahh….sudah. Jangan memikirkan itu lagi. Semuanya sudah berakhir dan ini adalah awal yang bagus,” ujar Layla menyemangati dirinya sendiri.
Tepat saat dia melangkahkan kakinya untuk menyebrang jalan dan menuju ke pintu masuk perusahaannya, tiba tiba ada mobil yang melaju begitu saja dengan sangat cepat.
BRAK!!
Layla menjatuhkan semua isi tasnya diatas jalan. Semua orang berteriak saat melihatnya. Layla sudah terjatuh tepat sebelum mobil itu akhirnya berhenti dengan rem mendadak.
“Nona….kamu tidak papa?” Pikiran Layla semakin buyar saat dia mendengar suara itu. Kenapa suara itu mirip seperti….