Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Sampai Naya tiba - tiba berhenti, dan membuat terkejut semua orang tak terkecuali Dirga dan Flo yang melihat itu.
" Ada apa ?"tanya mereka semua tak terkecuali Dirga dan Flo saat mereka makan siang bersama.
" Hehehe... Maaf semua saya tidak tahu dimana dapurnya. Maaf adik kecil kakak tidak tahu dimana dapurnya, rumah sebesar ini bingung kakak hehehe... " jawab Naya dengan polosnya.
" Oh dikira ada apa, kamu ini ada - ada aja bikin kaget orang saja " kata Dirga yang juga di anggukan yang lainnya kecuali gadis kecil itu yang langsung terkekeh menganggap Naya sangat lucu.
" Hahahaha... kakak cantik lucu sekali kalau bingung begitu, ayo ikut Flo kak Flo akan tunjukkan dimana dapurnya hahaha... " kata gadis kecil itu sambil tertawa sangat lepasnya.
Dan lagi - lagi mereka semua termasuk Dirga sangat bersyukur akhirnya gadis kecil itu tertawa lagi.
Bahkan bi Ijah sampai mengeluarkan air mata karena saking terharunya melihat nona kecil mereka tertawa bahagia lagi.
Begitu juga dengan Naya, ia merasa sangat bahagia melihat tawa gadis kecil itu.
" Ini baru awal sayang, mulai sekarang kakak akan selalu membuatmu tertawa seperti ini terus kakak janji. " kata Naya dalam hati sambil mengikuti langkah gadis kecil itu mengajaknya ke meja makan.
Sesampainya di meja makan, dengan cekatan Naya melayani gadis kecil itu, bahkan tak segan - segan ia menyuapi gadis kecil itu.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Flo sangat bahagia, seakan ia telah menemukan seseorang yang bisa menggantikan ibunya saat ini.
"Terimakasih kakak cantik, sudah menyuapi Flo" kata gadis kecil itu dengan tulusnya.
" Sama - sama sayang, makan yang banyak ya, kita butuh tenaga ekstra untuk thur hari ini oke... " sahut Naya sambil tersenyum melihat gadis kecil itu tidak menolak perlakuan yang pertama kali ia lakukan seumur hidupnya.
" Berasa jadi emak emak aku sekarang. Ya ampun ga di sangka banget bisa dapat anak dadakan ketemu gede begini. " kata Naya dalam hati sambil terus menyuapi anak asuhnya itu.
Tidak terasa makan siang mereka pun selesai, dan seperti yang dikatakan mereka tadi, kedua gadis beda usia itu siap untuk melakukan thur di rumah yang sangat besar itu.
" Baiklah sayang, kamu sekarang bersama kakak Naya dulu ya, papah mau ke ruang kerja. Naya titip anak saya ya " kata Dirga
" Siap pak / siap pah " jawab mereka berdua dan langsung di balas senyuman oleh Dirga.
Tanpa menunggu lama lagi kedua gadis beda usia itu langsung pergi menjelajahi rumah itu, sedangkan Dirga langsung ke ruangan kerjanya.
Di ruang kerja Dirga bukannya bekerja, tapi malah sibuk memperhatikan kedua gadis beda usia itu melalui cctv yang ada di setiap sudut rumahnya. Tak terasa ia juga ikut tertawa melihat tingkah lucu keduanya.
Di tempat lain, seorang wanita yang sudah kepala empat lebih tapi masih terlihat fresh dan awet muda itu saat ini sedang uring-uringan.
" Kemana sih tu anak, di telpon dari tadi tidak aktif terus, apa saking asiknya liburan sampai melupakan mommy nya ini, awas nanti kalau dia kembali, apalagi tidak membawakan apa yang aku mau, bersiaplah perawanku kamu akan menerima hukumannya. " gumam Nadiya saking kesalnya pada sang putri.
" Bi... " panggil Nadiya
" Iya Nya, ada apa " jawab bi Imah salah satu maid di rumah itu.
" Naya bilang tidak dia mau kemana ?" tanya Nadiya lagi, biasalah seorang ibu kalau tidak tahu kabar anaknya pasti terasa seperti orang bodoh saja karena selalu kepikiran sang anak terus.
" Tidak Nyonya, tadi kata sekuriti di depan nona muda pamitnya mau pergi ke taman dengan jalan kaki, terus sampai sekarang belum kembali juga. " jawab bi Imah
" Apa jalan kaki bi ?" tanya Nadiya memastikan dan langsung di anggukan bi Imah.
" Benar - benar ya tu anak, di belikan kendaraan banyak bukannya di pakai malah jalan kaki, tidak tahu apa kalau di luar sana sangat berbahaya, meskipun dia bisa bela diri, tapi setidaknya manfaatkanlah yang sudah di miliki ini apa susahnya sih. " gerutu Nadiya lagi yang kembali sebal tak habis pikir dengan putri semata wayangnya itu.
Para maid yang bekerja di rumah itu, melihat majikan mereka menggerutu seperti itu sudah sangat biasa, bahkan saat ini mereka hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum karena itu menjadi hiburan tersendiri untuk mereka.
Saat Nadiya terus menggerutu memikirkan sang anak yang liburan entah dimana, tiba - tiba ponselnya berdering dan Nadiya yang melihat siapa yang menelponnya itu langsung segera mengangkatnya.
" HALO... " jawab Nadiya dengan suara kerasnya .