NovelToon NovelToon
Sweet My Wife

Sweet My Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / TimeTravel / Balas Dendam / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita
Popularitas:68.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ping Chan

Terjebak di dalam buku novel hiatus lantas apa yang akan kalian lakukan?

Kejadian tidak mengenakan Arletta alami begitu saja, menjadi permaisuri yang tidak diinginkan bahkan dianggap mata-mata oleh suaminya sendiri, iya... Pangeran ke 8 yang sering disebut-sebut sebagai Raja kematian.

Lantas bagaimana Arletta dapat bertahan? apakah baru datang langsung mati di tangan suami? Atau... Kedatangannya memang memiliki makna lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ping Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Kemarahan Song Chen

Setelah Arletta dan Adipati menghabiskan waktu bersama di perpustakaan, Adipati harus berpisah dengan Arletta karena masih harus menyelesaikan urusannya yang lain.

Seorang lelaki dengan pakaian merah menatap Adipati dari jendela, Adipati terkejut melihat lelaki itu. Tapi Arletta masih fokus dengan bukunya. "Nona Arletta, saya mohon maaf tidak bisa menemani anda lagi, saya teringat masih memiliki beberapa urusan yang harus saya selesaikan," kata Adipati dengan suaranya yang lembut.

Mendengar hal itu, Arletta langsung menatap Adipati. "Oh, jadi Tuan sudah ingin pergi ya?" tanya Arletta dengan tegas. "Baiklah, silakan saja, saya tidak keberatan ditinggal sendirian," tambah Arletta dengan tenang.

Adipati sebenarnya begitu tidak ingin meninggalkan Arletta, tapi karena dia sudah dicari oleh pengawalnya Adipati harus melakukannya. "Kita akan bertemu lagi, jangan terlalu lelah membaca, istirahatlah dengan cukup setelah ini," pesan Adipati dengan peduli.

Arletta menganggukkan kepalanya. "Tenang saja, sampai jumpa Tuan," balas Arletta dengan ramah.

Adipati langsung pergi meninggalkan Arletta, setelah sendirian Arletta terlihat dingin. Sudah sangat lama Arletta berada di ruang baca, dia langsung memutuskan untuk pergi dari sana, Arletta menuju hutan untuk mencari beberapa bahan dijadikan obat.

"Orang yang terluka akan mudah demam, hmm...," dalam benak Arletta yang sedang memikirkan seseorang.

Setelah selesai mendapatkan bahan obat yang dia cari, Arletta langsung terlihat waspada saat melihat semak belukar bergoyang. Arletta memberikan tatapan membunuh dan bersiap mengeluarkan senjata. Tiba-tiba Harimau putih datang dan menabrakkan diri pada tubuh Arletta, ia terlihat mendapatkan luka pada tubuhnya.

"Hei, kau lagi! Ada masalah apa?" tanya Arletta yang langsung memperhatikan tubuh Harimau itu. Arletta terkejut dengan semua luka berat pada tubuhnya.

"Kau, terluka, astaga! Aku akan mengobatimu," kata Arletta dengan sangat peduli.

Akan tetapi Harimau itu seolah-olah enggan, dia malah menarik Arletta ke suatu tempat. "Kemana kau ingin membawaku?" tanya Arletta penasaran.

Arletta masuk ke dalam goa, dan melihat baby Harimau manis tertidur ada 4 ekor. "Jadi ini alasannya, apa yang harus aku bantu?" tanya Arletta penasaran menatap ibu Harimau.

Ibu Harimau terlihat sedih, dia terus menatap bayinya, Arletta segera melihat sebenarnya ada masalah apa. Arletta terkejut dua bayi Harimau telah mati dan hanya tersisa dua. "Bagaimana bisa? Malang sekali." Arletta tersentuh hatinya melihat kejadian itu.

"Sepertinya bayi harimau ini mendapatkan racun di tubuh mereka, pantas saja waktu itu ibu Harimau mendatangiku, tapi siapa yang melakukannya? Siapa yang dengan tega ingin membunuh mereka? Apakah luka ibu Harimau ada kaitannya dengan dalangnya?" dalam benak Arletta khawatir.

"Aku akan merawat mereka, tapi kau juga harus aku rawat, lukamu lumayan banyak, kau bisa mati kehabisan darah jika tidak segera ditolong," kata Arletta menatap ibu Harimau.

Ibu Harimau terlihat sangat sedih. "Aku akan meracik obat untuk kalian, bersabarlah sebentar," tambah Arletta. Wanita itu langsung bekerja dengan sangat fokus, dia menghabiskan waktu cukup lama untuk meracik obat.

Hingga setelah beberapa saat Arletta langsung memberikan obat pada dua bayi Harimau dan langsung merawat luka ibu Harimau. "Sudah selesai, kau sebaiknya istirahat," balas Arletta dengan tegas.

Ibu Harimau terlihat enggan ditinggalkan oleh Arletta. "Kau ingin aku membawa kalian?" tanya Arletta penasaran.

Ibu Harimau begitu ingin ikut dengan Arletta. "Duh... Bagaimana jika ketahuan Pangeran ya?" dalam benak Arletta yang merasa ragu. "Atau aku sembunyikan saja di kios, ah! Iya aku akan menyembunyikan mereka di sana," dalam benak Arletta yang memiliki ide.

Arletta juga tidak tahu harus menyembunyikan mereka di mana. "Hmmm, baik aku akan membawamu pergi bersamaku, jadi jangan ribut lagi," balas Arletta dengan tegas.

Hari itu Arletta langsung kembali ke pasar kota, sudah tengah malam, dan Arletta masih harus bekerja menyiapkan obat baru. Arletta juga tidak lupa membuat kamar untuk bayi Harimau dan induknya. Arletta mengambil beberapa makanan yang dia miliki. "Makanlah hanya ini yang tersisa," kata Arletta menatap mereka.

Dua bayi Harimau langsung bangun dan makan daging, Arletta juga memberikan susu khusus buatannya. Bayi Harimau yang sebelumnya lunglai kini dapat bermanja di tubuh Arletta.

"Aku akan memberi nama kalian, Si Bao, Si Bian, dan kau Angella," kata Arletta tersenyum.

Keluarga Harimau senang begitu juga dengan Arletta. Pagi harinya Arletta membuka kios, dia terlihat seperti biasanya. Baru saja Arletta menata barang, muncul Putra Mahkota dengan tatapan dingin. "Jadi ini kios obat yang dibicarakan orang-orang!" kata Putra Mahkota sedang memperhatikan tempat itu.

Arletta dengan perasaan benci langsung menatap Putra Mahkota. "Ada masalah apa, Putra Mahkota? Pagi sekali datang kemari, apakah ingin membeli obat?" tanya Arletta dengan suaranya yang tegas.

"Haa, tidak, aku bukan sedang sakit, aku hanya penasaran dengan cerita yang beredar mengenai kios obatmu," balas Putra Mahkota dengan dingin.

"Oh, saya sibuk, tolong jangan mengganggu," balas Arletta yang malas menghadapi Putra Mahkota.

Mendengar ucapan itu membuat Putra Mahkota marah. "Apa maksudmu? Kau sudah berani sombong dihadapanku? Hanya membuat kios saja sudah sok! Paling obat yang kau buat juga tidak bagus! Aku yakin kau membuat kios ini karena menggunakan siasat licik!" kata Putra Mahkota dengan tatapan dingin, dia langsung memaki Arletta dengan emosinya yang buruk.

"Pagi-pagi sudah mengacau di tempat orang lain, apakah anda tidak memiliki kesibukan? Ternyata menjadi Putra Mahkota bisa memiliki kehidupan yang santai ya! Apa bedanya kalau begitu dengan pengangguran!" balas Arletta dengan suaranya yang tajam.

"Kurang ajar! Beraninya kau Arletta menyinggungku!" Putra Mahkota hendak melakukan sesuatu pada Arletta.

Akan tetapi dengan cepat Arletta mengambil baskom bekas obat yang dia gunakan untuk merawat Harimaunya. "Arletta! Kau berani menyiramku?!" kata Putra Mahkota dengan marah. "Apa ini, bau sekali!" Putra Mahkota merasa mual dan pusing karena cairan itu.

"Ternyata di tempatmu ada sampah seperti ini! Toko obat ini tidak higienis!" teriak Putra Mahkota dengan percaya diri.

"Aku menyirammu karena aku memang pantas melakukannya! Kau banyak omong, dan lagi itu bukan sampah, tapi sisa obat yang telah di pakai, apakah Putra Mahkota juga sangat idiot, tidak mampu membedakan mana sampah mana obat?" tanya Arletta dengan tatapan dingin.

"Kau... Kau sungguh berani melakukan ini pada Putra Mahkota! Kau dalam masalah besar," ucap Putra Mahkota tidak terima.

"Aku lebih berani dari yang kau pikirkan!" balas Arletta menantang.

"Kurang ajar!" Putra Mahkota hendak memukul orang, akan tetapi lengannya langsung digenggam seseorang.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Adipati merasa kesal.

"Siapa kau? Jangan ikut campur masalahku!" balas Putra Mahkota menatap tajam Adipati.

"Siapa aku itu bukan hakmu mengetahuinya, tapi jika kau menyakiti dia, maka aku tidak akan tinggal diam!" kata Adipati dengan tatapan dingin.

"Tanpa harus turun tangan sudah ada pahlawan yang datang," dalam benak Arletta memanfaatkan.

"Beraninya kau menentangku! Aku ini Putra Mahkota," katanya dengan bangga.

Adipati terkejut mendengar Xi Wuji bicara seperti itu mendadak dia langsung benci. "Jadi ini anak dari Jia Li! Wanita yang sudah mencelakai Kakak dan ibuku hingga mereka mati mengenaskan! Bajingan!" dalam benak Adipati langsung memberikan tatapan membunuh.

Adipati segera mendorong tubuh Putra Mahkota dan membuat lelaki itu jatuh. "Cih, ternyata seorang anak emas, bisa dengan mudah melakukan hal buruk di tempat orang lain, memang pantas! tidak berguna!" kata Adipati membenci.

"Sial, kenapa dengan lelaki ini, dia begitu mengerikan, seperti hendak membunuh orang!" dalam benak Putra Mahkota bingung.

"Aku datang kemari karena mendengar keributan, apakah seperti ini perilaku seorang Putra Mahkota terhadap wanita? apakah tidak malu jika diketahui oleh orang lain? atau memang tidak tahu malu!" sindir Adipati dengan menusuk.

Arletta hanya memperhatikan keduanya, dengan tatapan tenang meneliti. "Hm, sepertinya ada sesuatu yang aneh di sini, memang dari awal sudah aneh sih, Putra Mahkota dan Qiao Zuanqin, tapi Qiao kau lumayan menarik," dalam benak Arletta menganggukkan kepala.

"Mohon keluar dari sini, jangan membuat keributan di tempatku," kata Arletta tegas.

Putra Mahkota yang sebenarnya ingin kembali bicara dia langsung mengurungkan niatnya karena banyak warga yang langsung berkumpul. "Apa-apaan sih, Putra Mahkota ini sungguh memalukan," bisik seseorang menatap dingin Putra Mahkota.

"Hanya tahu menyinggung orang, tapi tidak memiliki kemampuan apapun," kata yang lainnya.

Mendengar segala sindiran membuat Putra Mahkota kesal, dan malu akhirnya dia pun pergi tanpa sepatah kata, namun meninggalkan kebencian dalam tatapan matanya. "Awas kalian! para bajingan! Aku akan membalasnya!" dalam benak Putra Mahkota berlalu membawa dendam.

"Kau tidak terluka, kan? Mengapa Putra Mahkota melakukan ini padamu? Apakah kau baru saja menyinggungnya?" tanya Adipati peduli.

Arletta terdiam mendengar kata itu. "Tidak, dia memang bodoh, makanya hanya tahu mempersulit orang lain, oh iya... Terima kasih," balas Arletta dengan tegas.

Adipati tersenyum lembut. "Iya, tidak masalah, jika kau mengalami kesulitan jangan ragu untuk memanggilku," sahutnya dengan sigap.

**

Arletta pulang ke kediaman Pangeran, karena kemarin dia tidak kembali. "Apa jadinya jika aku tidak pulang, pasti dia akan langsung murka!" dalam benak Arletta yang tahu diri.

Sebelumnya sudah ada pengawal yang meminta Arletta untuk pulang, mau tidak mau dia harus patuh, jika tidak ingin Pangeran merajalela nantinya. Tapi baru saja Arletta memasuki kediaman, dia melihat Wei Shi sedang bersama dengan Pangeran.

"Akhirnya kau kembali juga! Darimana saja kau?" tanya Pangeran marah.

Wei Shi langsung menatap diri Arletta dengan dingin. "Sungguh tidak tahu diri, bukannya mengurus suami malah berkeliaran di luar seperti wanita liar!" sindir Wei Shi dengan sinis.

"Ada masalah di kios, jadi aku memutuskan untuk bermalam di sana," jawab Arletta yang hanya menganggap Pangeran.

Pangeran hari itu kelihatannya kesal sekali. "Gantikan perbanku," kata Pangeran dengan tegas.

"Ah, Kakak biarkan Wei Shi saja yang melakukannya," balas Wei Shi dengan manja.

Melihat Arletta yang hanya diam saat Pangeran diganggu Wei Shi, dia langsung menjauh dari Wei Shi dan menarik lengan Arletta. "Ikut aku!" kata Pangeran marah, dia membawa masuk Arletta ke dalam kamar.

Meninggalkan Wei Shi sendirian di luar. "Kakak!" Wei Shi berteriak, hendak masuk ke kamar tapi pintu itu sudah dikunci.

"Lepas, ini sakit!" ucap Arletta tegas.

"Kau berani tidak pulang, berani juga tidak patuh," kata Pangeran marah.

Arletta menatap wajah Pangeran yang berada di hadapannya. "Kan kau sudah bersama dengan Wei Shi, apa gunanya aku?" tanya Arletta kesal.

"Kau, kau berani membantahku!" ucap Pangeran semakin kesal.

Arletta hanya diam menatap tajam. Pangeran segera mencengkram wajah Arletta dengan dingin. "Sakit...!" kata Arletta lagi. "Kau berduaan dengan Wei Shi tapi malah kau yang marah padaku!" tambah Arletta dengan kesal.

"Karena kau berbohong padaku!" balas Pangeran murka.

"Bohong apa?!" tanya Arletta tidak mengerti.

Pangeran segera memeluk tubuh Arletta dan mencium bibirnya. Saat itu Arletta sangat bingung dengan yang terjadi pada Song Chen. Arletta mencoba untuk melepaskan Song Chen tapi tenaganya masih kalah jauh.

"Dia ini kenapa?" dalam benak Arletta yang tidak mengerti.

Segera Song Chen melepaskan Arletta, dan memalingkan wajahnya. "Dia tidak ingin mengatakannya, dasar munafik!" dalam benak Pangeran kesal.

"Ada apa denganku? Aku seharusnya tidak melakukannya! tiba-tiba aku merasa... cih!" dalam benak Song Chen langsung duduk di kasur.

1
Bellinda Aulia Isabella
jangan2 adipati dan arletta bersaudara
panty sari
kutunggu karyamu thor semoga cepat sembuh
SariAdja: mampir karyaku kak

*Gairah sang konglomerat*
total 1 replies
Weldien Juntak Sasada Part II
lekas sembuh buat authornya.. 🤗🤗🤗 aku menanti setia up mu thorrr
@Intan.PS_Army🐨💜
Sakit Apa kak cepat Sembuh pasti banyak yang menunggu Novel Mu kak 🤗🤗
Amazing Grace
cepat sembuh kak/Smile/
Nadyne
wajarlah pangeran song cemburu memang changyi ada rasa pada mu arl pikirannya tidak sekecil umurnya.....
its me
lanjut torrr
its me
semangat updatenya
its me
sama aku aja ganteng 😗😗😗
its me
adudududu😍😍😍
Red Fox.
asal rutin kak mwehehehe
Red Fox.
banyakin lagi kak dikit amat huhuhu
its me
upppppppppppp
its me
🥰🥰🥰🥰🥰
Red Fox.
up yg bnyk
Red Fox.
lanjuuuuut
Red Fox.
Lanjuuuuuuuuuttt
Red Fox.
Semangat🔛🔥
Ping Chan
Maaf banyak typonya
panty sari
akhirnya song bangun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!